Founder Bosowa Aksa Mahmud menyoroti pembangunan Stadion Mattoanging di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang belum jelas meski sudah dianggarkan. Aksa menyayangkan proyek strategis Pemprov Sulsel tersebut mandek di era Gubernur Andi Sudirman Sulaiman (ASS).
Aksa menyampaikan hal tersebut saat silaturahmi manajemen PSM Makassar dengan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin di Rujab Gubernur, Rabu (1/11). Aksa awalnya bercerita jika rencana revitalisasi Stadion Mattoanging dirintis Gubernur Nurdin Abdullah (NA).
"Saya sudah bicara, waktu itu Pak Nurdin Abdullah sebagai Gubernur, sudah bagus sekali gambarnya," katanya Aksa dalam sambutannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksa menjelaskan rancangan desain sudah disiapkan dengan total kebutuhan anggaran mencapai Rp 1,2 triliun. Stadion Mattoanging dirancang agar bisa berstandar internasional.
"Dan sudah mengusahakan anggaran dari Departemen Keuangan. Kalau gak salah Rp 1,2 triliun," ujarnya.
Aksa melanjutkan, belakangan Nurdin Abdullah terjerat kasus hukum hingga kepemimpinan beralih ke Andi Sudirman Sulaiman. Dia saat itu pun berkomunikasi kembali soal rencana revitalisasi stadion bisa dilanjutkan.
"Jadi waktu terjadi sesuatu, Pak Gubernur, Pak Wakil (Gubernur) yang naik jadi Gubernur. Saya hubungi (Andi Sudirman). Saya ketemu agar melanjutkan apa yang dirintis oleh Pak Nurdin Abdullah," tutur Aksa.
Namun dalam pertemuan itu Aksa mengaku tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Dia menyebut Andi Sudirman saat itu pesimis melanjutkannya lantaran lahan stadion bermasalah.
"Saya bilang, toh Pak Gubernur yang akan tandatangan. Tapi apa jawabannya sama saya? Banyak masalahnya. Jadi saya bilangi, eh, tugas Gubernur menyelesaikan masalah," paparnya.
Belakangan Aksa melihat tidak melihat ada perkembangan pembangunan Stadion Mattoanging. Dia pun pasrah hingga pembangunan eks markas PSM Makassar tidak jelas hingga saat ini.
"Kita kalau memegang puncak pimpinan, kita harus tanggung jawab. Itu saya bilang. Tapi, ya, sudahlah. Karena tidak bisa dilakukan, ya, sudah," ujar Aksa.
Beruntung, PSM Makassar mendapat tempat di Stadion Gelora BJ Habibie Parepare. Stadion yang diperjuangkan agar lolos verifikasi dan menjadi markas PSM melakoni kompetisi Liga 1.
"Itu pun lapangan BJ Habibie itu adalah perjuangan kita. Sebenarnya tidak memenuhi standar tapi bersama Pak Taufan Pawe (Wali Kota Parepare Periode 2013-2023), berusaha sedemikian rupa," imbuhnya.
Aksa sesumbar PSM Makassar pun bisa menjadi juara Liga 1 2022/2023 meski tanpa stadion. Menurutnya, tidak ada klub di Indonesia yang berada dalam situasi rumit seperti yang dialami PSM.
"PSM juara tahun lalu tanpa lapangan. Tidak ada satu klub yang bisa juara tanpa lapangan kecuali PSM," tegas Aksa.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Pemprov Sulsel Siapkan Lahan 20 Hektare
Aksa berharap Pemprov Sulsel bisa melanjutkan rencana membangun stadion berstandar internasional. Program yang dikatakannya sudah dirintis pemimpin terdahulu.
"Mudah-mudahan Pak Gubernur dengan segala usahanya bisa terjadi. Ada lapangan. Karena problem kita di Sulsel ini, selalu berusaha bahwa apa yang dirintis pendahulunya tidak mau dilanjutkan," harap Aksa.
Sementara Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengaku sudah mempersiapkan pembangunan stadion baru. Pihaknya menyiapkan lahan seluas 20 hektare yang belum dirincikan lokasinya.
"Jadi sudah ada jejak-jejak, proses yang sedang berlangsung. Soal lahan sudah kita selesaikan. Diminta 10 hektare, saya kasih 20 hektare. Bukanji tanahku, tanahnya ji negara," ungkap Bahtiar, Rabu (1/11) malam.
Bahtiar menegaskan pembangunan stadion sudah menjadi tanggung jawabnya. Dia mengaku memahami kondisi yang dialami PSM Makassar sebelum dipercayakan menjabat Pj Gubernur Sulsel.
"Dari jauh sebenarnya saya sudah amati masalahnya PSM, sebelum pindah ke sini. Bahwa ada sebuah klub besar di Indonesia Timur yang namanya PSM. Yang tidak memiliki stadion," ucapnya.
Dia pun enggan berbicara lebih jauh soal tahapan pembangunan stadion baru yang direncanakannya. Namun dia berharap hal itu bisa segera terwujud karena sudah menjadi prioritasnya.
"Jadi saya terus terang, jujur, begitu menjadi Gubernur, salah satu atensi saya. Tapi saya bekerja dalam senyap," papar Bahtiar.