Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin menegaskan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp 8 triliun yang disiapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bukan cuma untuk warga yang mengembangkan budi daya pisang. Program kredit tersebut dikatakan bisa juga dimanfaatkan di sektor kelautan dan perikanan, khususnya nelayan.
"Itu (dana KUR) bukan untuk pisang saja. Termasuk saudara kita yang mau usaha peternakan, usaha kelautan dan perikanan, termasuk juga dengan usaha-usaha mikro lainnya," ucap Bahtiar di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Minggu (29/10/2023).
Bahtiar menuturkan OJK sudah menunjuk 5 bank untuk menyiapkan program dana KUR itu. Namun khusus untuk program dana KUR budi daya pisang disebut skemanya masih akan dikaji lebih lanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sekarang di Sulsel ini, masih ada tersedia (Dana KUR) Rp 8 triliun. Tapi khusus skema untuk budi daya pisang akan kami detailkan lagi, supaya ada kemudahan akses. OJK sudah menunjuk 5 bank," tuturnya.
Bahtiar menuturkan program dana KUR ini juga sebagai tindak lanjut saat menerima kunjungan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI). Program ini bisa juga dimanfaatkan untuk pedagang ikan keliling atau pagandeng juku.
"Salah satu komponen HNSI itu adalah pagandeng bale atau pembonceng ikan. Nah rupanya selama ini ekosistem nelayan tidak pernah perhatikan nasibnya itu, pembonceng ikan," ucap Bahtiar.
Menurutnya, pedagang ikan keliling juga butuh modal usaha demi memaksimalkan usahanya. Pasalnya selama ini mereka berkeliling menjajakan ikan ke daerah-daerah dengan fasilitas terbatas.
"Jadi sekarang, masyarakat Sulsel, yang pagandeng juku, ada peluang untuk KUR super mikro. Nilainya maksimal 10 juta atau di bawah 10 juta. Itu bunganya cuma 3%. Berarti per bulan nda cukup setengah persen. 1/4% saja. Insya allah ini akan menolong," tuturnya.
"Jadi segera diakses dan sebaiknya diorganisir oleh himpunan nelayan atau asosiasi pagandeng. Saya imbau, ini adalah peluang yang baik. Silakan diakses," tambah Bahtiar.
Pihaknya juga berharap OJK bisa segera mensosialisasikan program dana KUR tersebut. Harapannya agar warga bisa segera mengakses program tersebut.
"Nah itu, memang segera harus disosialisasikan. Tadi saya sudah minta namanya Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah. Nanti bersama dengan OJK dan perbankan, itu supaya bisa segera ke perbankan," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala OJK Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Darwisman siap mendukung ekosistem bisnis program budi daya pisang. Pihaknya sudah menunjuk 5 bank untuk menyiapkan program dana KUR Rp 8 triliun, yakni Bank Sulselbar, BNI, BRI, Mandiri dan BSI.
"Kapan pun masyarakat ingin tanam pisang, silakan (ajukan dana KUR), karena memang alokasinya ini. Secepatnya lebih baik, karena masih ada kurang lebih sisa Rp 8 triliun lagi yang harus disalurkan di akhir 2023 ini," kata Darwisman saat penanaman pisang di Kabupaten Bone, Sabtu (27/10).
Darwisman menuturkan pihaknya sudah mengkalkulasi kebutuhan dana KUR yang akan diberikan. Menurut hitungannya, modal yang bisa diberikan bisa mencapai Rp 100 juta tiap hektare lahan.
"KUR itu sudah ada hitung-hitungannya, analisisnya. 1 hektare itu membutuhkan support pendanaan Rp 100 juta. Itu skema KUR mikro tanpa agunan," pungkasnya.
(sar/ata)