Pemprov Sulsel Gandeng OJK Kembangkan Ekosistem Bisnis Budi Daya Pisang

Pemprov Sulsel Gandeng OJK Kembangkan Ekosistem Bisnis Budi Daya Pisang

Tim detikSulsel - detikSulsel
Kamis, 26 Okt 2023 14:01 WIB
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin.
Foto: Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. (Dok. Istimewa)
Makassar - Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengembangkan ekosistem bisnis program budi daya pisang. OJK siap membantu dari sisi pembiayaan maupun literasi keuangannya.

Kepala OJK Regional VI Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampu) Darwisman menjelaskan, strategi kolaborasi menjadi hal utama dalam menggunakan ekosistem bisnis. Pihaknya siap memberikan pendampingan terhadap program yang diinisiasi Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin.

"Kami men-support baik program budi daya pisang, demikian juga di peternakan dan perikanan," kata Darwisman dalam keterangannya saat menerima kunjungan Pj Gubernur Sulsel di kantornya, Rabu (25/10/2023).

Darwisman melanjutkan program budi daya pisang akan didukung Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD). Tim ini akan mendorong adanya produk, kegiatan ekonomi dan unggulan baru yang bisa ditumbuhkembangkan di daerah.

"Tim yang berkolaborasi dan bersinergi. Karena tujuannya untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. Misalnya Cavendish sudah kita lakukan itu," ujarnya.

Menurutnya, program budidaya ini secara ekonomis menguntungkan dan tidak mengganggu program atau komoditi yang sudah ada. Pasalnya program budi daya pisang hanya memanfaatkan lahan yang kosong atau lahan tidur.

"Setiap hektare mempekerjakan minimal dua pekerja. Ini akan mengangkat kemiskinan masyarakat," tambah Darwisman.

Dalam kesempatannya, Darwisman juga menyebut Sulsel memiliki target program inklusi keuangan di akhir tahun 2024 sebesar 90 persen. Dia optimistis target itu bisa dicapai apalagi di tahun 2022, indeks inklusi keuangan Sulsel telah mencapai 88,57 persen.

"Dan survei terakhir untuk Sulsel inklusi keuangannya di tahun 2022 ini sudah 88,5 persen tinggal 1,5 persen. Sedangkan indeks literasi keuangan masih rendah di Sulsel," ungkapnya.

Menurutnya, peningkatan literasi dan inklusi keuangan sangat penting karena menjadi salah satu fokus integral pembangunan negara. Berdasarkan beberapa penelitian, disimpulkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara peningkatan literasi dan inklusi keuangan terhadap pembangunan perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Bahwa peningkatan 1 persen dari indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan akan meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) sebesar 0,16 persen," jelas Darwisman.

OJK sendiri akan melakukan literasi di desa dan pulau di Sulsel. Di tahun ini pihaknya menargetkan 550 desa, sedangkan tahun 2024 sebanyak 1.110 desa serta di tahun 2025 terdapat 1.850 desa.

"Sehingga harapannya, 2025 semua desa yang ada di Sulsel dan kepulauannya sudah kita adakan literasi menjadi well literate," ucapnya.

Sementara Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengapresiasi dukungan OJK untuk pengembangan budi daya pisang. Dia juga menilai literasi keuangan penting agar masyarakat dapat mengelola dan menjaga keuangan.

"Sosialisasi harus dilakukan agar masyarakat bisa mengakses layanan keuangan dan dipermudah," pungkasnya.


(sar/hsr)

Hide Ads