Pemprov Sulsel Dorong Sumur Bor Atasi Kekeringan, Modifikasi Cuaca Belum Bisa

Pemprov Sulsel Dorong Sumur Bor Atasi Kekeringan, Modifikasi Cuaca Belum Bisa

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Kamis, 12 Okt 2023 16:32 WIB
Warga di Kecamatan Ujung Tanah, Makassar menjual air jeriken di tengah kekeringan.
Foto: Warga di Kecamatan Ujung Tanah, Makassar menjual air jeriken di tengah kekeringan. (Rania Al-Syam/detikSulsel)
Makassar -

Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkap 14 kabupaten dan kota masuk status tanggap darurat kekeringan. Pihaknya pun meminta daerah terdampak mencari sumber air baru dengan membuat sumur bor lantaran teknologi modifikasi cuaca belum bisa dilakukan.

"Kami sudah melakukan kerja sama, sesuai arahan Pj Gubernur, untuk pembuatan sumur bor untuk air bersih dan pertanian. Bekerja sama dengan TNI di beberapa kabupaten yang dilanda kekeringan," ujar Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo kepada detikSulsel, Kamis (12/10/2023).

Amson mengatakan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar juga telah menginstruksikan pemerintah daerah untuk memanfaatkan pompa air. Hal ini diterapkan kepada daerah yang masih memiliki sumber air baku yang cukup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pj Gubernur juga sudah meminta jajaran Dinas Pertanian dan Dinas Sumber Daya Air untuk pemanfaatan pompa-pompa air. Untuk daerah yang masih ada potensi air," paparnya.

Dia menuturkan pihaknya sempat meminta kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC). Namun, skema itu belum memungkinkan untuk dilaksanakan karena cuaca ekstrem.

ADVERTISEMENT

"Kita juga meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC). Tapi TMC itu sangat tergantung juga dengan kondisi awan yang disemai. Apakah sudah memungkinkan atau tidak," sebutnya.

"Kalau untuk sekarang kan belum memungkinkan. Jadi mungkin minggu kedua bulan November juga (baru) bisa disemai menjadi hujan. Tetapi kita akan tetap memantau itu dengan BMKG dan BRIN," sambung Amson.

Di sisi lain, Amson mengaku telah menyiapkan beberapa strategi jangka panjang untuk kondisi kekeringan ini. Solusi yang dimaksud mengedukasi masyarakat tentang mitigasi kebakaran hutan dan semacamnya.

"Kalau jangka panjangnya, kita lakukan tahapan-tahapan. Seperti simulasi kekeringan, bagaimana mitigasi jika terjadi kebakaran," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Pemprov Sulsel menetapkan status tanggap darurat kekeringan di 14 kabupaten/kota. Daerah yang dimaksud, di antaranya Soppeng, Sinjai, Barru, Maros, Enrekang, Wajo, Selayar, Pinrang, Takalar, Bulukumba, Gowa, Jeneponto, Makassar, dan Palopo.

"Jadi berdasarkan status tanggap darurat yang dirilis kabupaten/kota itu sudah ada beberapa. Ada sekitar 14 (wilayah) sudah berada di status tanggap darurat," ujar Amson.

Amson mengatakan bahwa jumlah daerah yang ditetapkan status tanggap darurat meningkat dari 9 wilayah. Lantaran mempertimbangkan masa dari setiap jenis status penanganan bencana yang terjadi.

"Iya karena kan ini hari tanpa hujan sudah lama kan. 120 hari itu status ekstrem, (sementara) ini status tanggap darurat," jelasnya.




(sar/asm)

Hide Ads