Pemkot Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) memperpanjang status tanggap darurat bencana kekeringan selama sebulan. Kebijakan ini dilakukan di tengah musim kemarau panjang yang membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih.
Kepala Pelaksana BPBD Makassar Achmad Hendra Hakamuddin menjelaskan status tanggap darurat bencana kekeringan diperpanjang sejak tanggal 5 Oktober hingga 5 November 2023. Penetapan status ini akan diiringi upaya percepatan penanganan bencana.
"(Status tanggap darurat bencana kekeringan) Diperpanjang dari 5 Oktober sampai 5 November bulan depan," kata Hendra kepada detikSulsel, Selasa (10/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendra mengaku status tanggap darurat kekeringan sudah dua kali diperpanjang. Makassar mulanya ditetapkan masuk status tersebut sejak 4 September lalu.
"Sejak kita memberlakukan tanggap darurat tanggal 4 September 2023 lalu, kemudian berakhir di tanggal 4 Oktober 2023. Lalu diperpanjang lagi," imbuhnya.
Menurutnya, perpanjangan status tanggap darurat kekeringan ini mengacu pada laporan BMKG. Menurut prakiraan BMKG lanjut dia, periode Oktober-November 2023 curah hujan di Sulsel berada dalam kategori rendah alias tidak berpotensi hujan.
"Informasi dari BMKG bahwa di bulan Oktober ini dampak El Nino masih cukup signifikan. Sehingga prakiraan turunnya hujan belum kelihatan," tambah Hendra.
Hendra menuturkan BMKG menyebut musim hujan di Sulsel diprakirakan mulai 2 November mendatang. Hal itulah yang menjadi acuan sehingga status tanggap darurat masih berlaku hingga awal November 2023.
"Dasar itulah kita memperpanjang status gawat darurat. Mudah-mudahan November sudah masuk hujan. Paling tidak suhu dululah yang tidak terlalu panas lagi," tuturnya.
Namun jika tanda-tanda hujan belum terlihat sampai 5 November, kemungkinan status tanggap darurat kekeringan masih akan diperpanjang. Kebijakan ini akan menyesuaikan berdasarkan laporan dari BMKG.
"Kita lihat perkiraan BMKG. Kalau November belum (turun hujan) akan kita perpanjang lagi. (Turun hujan) bukan di Makassar saja tapi di wilayah lain di Sulsel," jelas Hendra.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
6.367 Rumah Terdampak Kekeringan
Berdasarkan laporan BPBD Makassar per tanggal 9 Oktober 2023, sebanyak 6.367 rumah warga terdampak kekeringan. Jumlah tersebut tersebar di 8 kecamatan dan 56 kelurahan.
Rinciannya, 2.392 rumah terdampak di Kecamatan Tallo, 1.400 rumah di Tamalanrea, 1.315 rumah di Biringkanaya, 769 rumah di Ujung Tanah, 240 rumah di Panakkukang, 178 rumah di Bontoala, 43 rumah di Manggala dan 30 rumah di Kecamatan Makassar.
Hendra mengatakan rumah terdampak kekeringan itu karena terganggu masalah suplai air PDAM. Distribusi air PDAM Makassar sulit menjangkau rumah tersebut karena air baku yang menurun imbas kemarau panjang.
"Masalah yang tidak terlayani oleh PDAM ini adalah masalah distribusi. Karena instalasi PDAM sudah tidak bisa lagi menjangkau beberapa wilayah karena persoalan sumber baku tadi," jelasnya.
Pemkot Makassar kata dia, untuk sementara masih memasifkan distribusi air ke warga terdampak dengan mobil tangki air. Dalam laporan BPBD Makassar, sebanyak 5.083.010 liter air sudah distribusikan ke 124.994 jiwa terdampak.
"Kebetulan kami mengerahkan 25 unit (mobil tangki air). Dan nanti kami tambah sekitar 30 mobil dumptruck kecamatan yang dilengkapi dengan tandon kapasitas 4.400 liter. Ditambah lagi 6 armada Damkar," imbuh Hendra.
Kapan Musim Hujan di Makassar?
Diketahui, musim kemarau masih terjadi di Makassar hingga saat ini. BMKG memprakirakan, musim kemarau ini masih akan dirasakan Makassar selama 1,5 bulan ke depan.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah IV Makassar Hanafi Hamzah mengaku Makassar akan memasuki masa transisi cuaca sekitar bulan Oktober. Hujan diperkirakan turun pada awal bulan November.
"Untuk wilayah Makassar itu kita perkirakan akhir-akhir Oktober atau awal November sudah mulai ada hujan yang turun," ujar Hanafi saat dikonfirmasi, Senin (11/9).