Apa Itu El Nino dan Kapan Berakhirnya di Indonesia? Ini Penjelasannya

Apa Itu El Nino dan Kapan Berakhirnya di Indonesia? Ini Penjelasannya

Yaslinda Utari Kasim - detikSulsel
Kamis, 05 Okt 2023 15:00 WIB
Ilustrasi El Nino
Foto: Laman resmi BMKG
Makassar -

Fenomena El Nino menyebabkan kondisi kekeringan pada sejumlah wilayah di Indonesia. Lantas, apa itu El Nino dan sampai kapan El Nino berakhir?

Dilansir dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), intensitas El Nino terus menguat sejak awal bulan Juli. BMKG memprediksi puncak dampak El Nino akan dirasakan pada Agustus sampai September 2023.

Adapun wilayah yang akan terdampak diprediksi akan memiliki curah hujan rendah. Selain itu, wilayah tersebut berpotensi mengalami musim kering yang ekstrem.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian masih banyak orang yang belum mengetahui tentang fenomena iklim ini. Nah biar semakin paham, berikut ini penjelasan lengkap tentang Apa itu El Nino, penyebab, dampak dan sampai kapan EL Nino berakhir di Indonesia?

Yuk simak!

ADVERTISEMENT

Apa itu El Nino?

Melansir laman resmi BMKG, El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya. Fenomena El Nino tersebut terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Jika suhu muka laut terus meningkat, maka meningkat pula potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah. Sehingga curah hujan akan semakin berkurang khususnya di wilayah Indonesia.

Sederhananya, El Nino merupakan fenomena yang memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum. Sehingga dapat dikatakan fenomena ini berpengaruh kuat terhadap iklim yang ada di Indonesia.

Penyebab Terjadinya EL Nino

Melansir dari jurnal Universitas Sriwijaya yang berjudul "El Nino, La Nina dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Indonesia", El Nino pada dasarnya adalah peristiwa penyimpangan suhu yang terjadi karena pemanasan global dan terganggunya keseimbangan iklim.

Pada saat-saat tertentu, air laut yang panas dari perairan Indonesia bergerak ke arah timur menyusuri garis khatulistiwa (garis khayal yang membagi dua bumi) sampai ke pantai barat Amerika Selatan.

Bersamaan dengan itu, air laut panas dari pantai Amerika Tengah bergerak ke arah Selatan sampai pantai Per-Equador. Sehingga terjadilah pertemuan antara air laut panas dari Indonesia dengan air laut panas dari Amerika Tengah.

Pertemuan itu mengumpulkan massa air laut panas dalam jumlah yang besar di daerah yang luas. Permukaan air laut yang panas itu kemudian menularkan panas ke udara yang berada di atasnya.

Oleh karena itu, angin yang berembus dari menuju ke Indonesia hanya membawa sedikit uap air akibat penularan panas tadi. Karena volume uap air hanya sedikit yang terbawa ke Indonesia maka terjadilah musim kemarau yang panjang.

Dampak Terjadinya El Nino

Letak geografis wilayah Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa, membuat El Nino berdampak pada cuaca dan musim di negara ini terutama curah hujan sebagai elemen cuaca dominan. Evaluasi BMKG bahkan menyebutkan El Nino mempunyai dampak paling buruk terhadap kehidupan masyarakat di Indonesia.

Di Indonesia, ketika fenomena El Nino ini berlangsung maka akan terjadi musim kemarau yang berkepanjangan sehingga sebagian besar wilayah menjadi sangat kering jauh dari normal. Selain itu, permulaan musim hujan juga akan melambat tidak sesuai dengan waktu biasanya.

Menurut beberapa ahli, El Nino menyebabkan hujan sulit diprediksi. Akan terjadi perubahan iklim yang ditandai perubahan pola hujan.

El Nino juga berdampak pada suhu permukaan laut yang biasanya dingin. Jika terjadi El Nino, jumlah ikan pada perairan tersebut bisa menurun yang mengakibatkan nelayan kesulitan mendapatkan ikan di sana.

Suhu udara yang panas pada fenomena El Nino juga bisa menyebabkan kebakaran hutan yang menghasilkan kabut asap bahkan sampai ke negara tetangga. Kabut asap berkepanjangan dari kebakaran itu bahkan tercatat telah mengakibatkan korban meninggal dunia karena sesak napas.

Kapan El Nino Berakhir?

Mengutip CNBC, pada bulan November 2023 sampai Februari 2024, El Nino masih ada namun sudah semakin lemah menuju netral. El Nino ini diprediksi akan berakhir pada bulan Februari-Maret 2024.

"Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September. Level El Nino moderat akan terus bertahan dan berakhir pada bulan Februari-Maret 2024," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada CNBC, Rabu (4/10/2023).

Di kesempatan yang berbeda, Dwikorita juga menyebutkan El Nino diprediksi tidak akan meningkat lagi menjadi lebih kuat. Hal tersebut disampaikannya dalam konferensi pers tentang prakiraan awal musim hujan 2023/2024.

"Itu (stabil moderat) sampai bulan Oktober November Desember dan diprediksi tidak naik menuju kuat tapi semakin turun," ujar Dwikorita, Jumat (8/9).

Dwikorita memaparkan hasil monitoring dan analisis BMKG, grafik indeks anomali suhu muka air laut menunjukkan sudah memasuki El Nino lemah sejak bulan Maret, April, dan Mei. Intensitasnya terus naik hingga bulan Agustus ke level stabil moderat.

Grafik tersebut selanjutnya tidak akan naik menuju El Nino. Dwikorita menyebutkan intensitasnya malah akan semakin menurun di bulan November-Desember 2023.

Nah, itulah tadi informasi terkait fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan di wilayah Indonesia. Semoga menambah wawasan yah, detikers.




(edr/alk)

Hide Ads