Maulid Simtudduror: Sosok Pengarang, Keutamaan hingga Cara Membacanya

Maulid Simtudduror: Sosok Pengarang, Keutamaan hingga Cara Membacanya

Niken Dwi Sitoningrum - detikSulsel
Senin, 25 Sep 2023 20:00 WIB
Kapan 12 Rabiul Awal 2022? Seputar Peringatan Maulid Nabi 2022
Foto: Getty Images/iStockphoto/Satya Dhamadi
Makassar -

Maulid Simtudduror merupakan sholawat Nabi karya Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi. Sholawat ini cukup akrab di telinga umat muslim di Indonesia.

Sholawat Maulid Simtudduror kerap dilantunkan saat memasuki bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yakni bulan Rabiul Awal. Selain momen Maulid Nabi, sholawat ini juga sering dibaca pada perayaan momen-momen besar agama Islam di Indonesia.

Lantas apa keutamaan sholawat Maulid Maulid Simtudduror? Bagaimana sosok pengarang sholawat ini?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengetahuinya lebih lanjut berikut informasi tentang Maulid Simtudduror yang telah dirangkum detikSulsel dari laman resmi Nahdlatul Ulama.

Yuk disimak!

ADVERTISEMENT

Sosok Pengarang Maulid Simtudduror

Mengutip situs resmi Nahdlatul Ulama, Maulid Simtudduror disusun oleh sosok yang alim dan sangat besar kecintaannya kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Ia adalah Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi.

Habib Ali bin Muhammad lahir pada hari Jumat, 24 Syawal 1259 H (17 November 1843 M) di kota Qasam, sebuah kota di negeri Hadramaut, Yaman. Ia wafat di kota Seiwun, Hadhramaut, pada hari Ahad 20 Rabi'ul Akhir 1333 H (6 Maret 1915 M).

Sejak masih kecil, Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi sudah dikenal sebagai pecinta Al-Qur'an dan memiliki rasa cinta yang sangat besar kepada Rasulullah. Sayyidil Habib Ali al-Mantsur, dalam kitab Al-Jawahirul Maknunah wal Asrarul Makhzunah berkisah, saat masih sangat muda, Habib Ali Al-Habsyi telah mempelajari dan mengkhatamkan Al-Quran dan berhasil menguasai berbagai disiplin ilmu, sebelum mencapai usia yang biasanya diperlukan untuk itu.

Di bawah asuhan dan pengawasan kedua orang tuanya, yaitu Al-'Arif billah Habib Muhammad bin Husin bin Abdullah al-Habsyi dan ibundanya, Syarifah Alawiyyah binti Husain bin Ahmad Al-Hadi al-Jufri, yang pada masa itu terkenal sebagai seorang wanita yang salehah yang sangat bijaksana. Tidak hanya kepada kedua orang tuanya, Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi juga belajar pada ulama yang lain di Hadhramaut saat itu.

Setelah Habib Ali al-Habsyi sudah dewasa dan sudah menguasai berbagai disiplin ilmu, guru-gurunya memberikan izin untuk menyampaikan dan menyebarluaskan ilmu yang dimilikinya. Ia mulai menjadi pendakwah dan mengisi pengajian di hadapan khalayak ramai, sehingga dengan cepat, Habib Ali menjadi pusat perhatian dan kekaguman, serta memperoleh tempat terhormat di hati setiap orang.

Kepadanya diserahkan tampuk kepimpinan tiap majelis ilmu, lembaga pendidikan, serta pertemuan-pertemuan besar yang diadakan pada masa itu. (Lihat Al-Jawahirul Maknunah wal Asrarul Makhzunah, h. 41). Banyak orang yang mencatat penyampaian Habib Ali ketika berdakwah sehingga berbuah karya, di antaranya adalah Al-La'its Tsamaniah, yaitu himpunan kalam hikmah dari Habib Ali al-Habsyi yang ditulis oleh Habib Anis bin Alawi.

Tidak hanya itu, Habib Ali juga memiliki banyak karya yang sampai saat ini masih dibaca oleh umat Islam. Di antara karangannya yang sangat terkenal dan dibaca pada berbagai kesempatan di mana-mana, ialah Simtudduror fi Akhbar Maulidi Khairil Basyar wama Lahu min AkhlaqI wa Aushaf wa Siyar (Untaian Mutiara Kisah Kelahiran Manusia Utama; Akhlak, Sifat, dan Riwayat Hidupnya).

Penyusunan Maulid Simtudduror tidak memiliki latar belakang secara khusus. Namun secara eksplisit, Habib Ali Al-Habsyi mengungkap niatnya yang lurus dan meyakini kehadiran Rasulullah di tempat-tempat dibacakannya maulid ini. Beliau mengatakan:

المَوْلِدُ أَنَا أَلَّفْتُهُ عَلَى نِيَةٍ صَالِحَةٍ، فَتْحٍ جَدِيْدٍ، وَلَا شَكَّ أَنَّ رُوْحَهُ ﷺ تَحْضُرُ عِنْدَ قِرَائَتِهِ

Artinya: "Maulid Simtudduror yang saya susun ini atas dasar niat yang benar, media yang baru, dan tidak diragukan kembali bahwa sungguh ruh Rasulullah akan hadir saat membacanya." (Lihat, Al-Jawahirul Maknunah wal Asrarul Makhzunah, h. 42).

Komentar Ulama tentang Simtudduror

Maulid Simtudduror mendapat banyak pujian dari para ulama lantaran kandungan maknanya. Salah satunya dari penulis kitab Syarah Simtudduror.

إِنَّ مَوْلِدَكُمْ العَظِيْمَ (سمط الدرر) بَرَزٌ لِلْمُتَأَخِّرِيْنَ، وَفِيْهِ الْأَوْصَافُ الْعَظِيْمَةُ وَالْأَخْلَاقُ الْكَرِيْمَةُ، أَظُنُّهَا خُصُوْصِيَاتٍ أُخْتُصَّ بِهَا الْمُتَأَخِّرُوْنَ

Artinya: "Sungguh maulidmu yang agung ini (Simtudduror) menonjol untuk orang-orang akhir zaman, di dalamnya terdapat (penjelasan) sifat-sifat (Rasulullah) yang agung, dan akhlak yang mulia. Saya mengira bahwa (Simtudduror) merupakan kekhususan yang hanya dikhususkan untuk masyarakat era belakangan ini" (Sayyid Ahmad bin Ali bin Alawi al-Habsyi, Syarah Simthid Durar fi Akhbar Maulidi Khairil Basyar wama Lahu min AkhlaqI wa Aushaf wa Siyar, h. 390).

Tidak hanya itu, menurut Habib Ali, Simtudduror laksana hujan yang tidak diketahui di bagian mana letak keberkahannya. Begitu juga dengannya, semua bacaan sejak awal, tengah, dan akhir tidak bisa dibedakan, semuanya memiliki nilai kemuliaan yang besar. Oleh karenanya, bacaan-bacaan yang ada di dalamnya tidak bisa ditentukan di bagian mana letak kemuliaan dan keagungan serta berkahnya.

Keutamaan Simtudduror

Maulid Simtudduror ditulis dua tahun sebelum Habib Ali wafat. Tepatnya pada tahun 1330 H (1912 M).

Setelah semuanya rampung, kemudian dibacakan dalam rumahnya bersama para habib yang lain. Setelah pembacaan itu selesai, Habib Ali al-Mantsur berkata:

وَلَمَّا قُرِئَ الْمَوْلِدُ بِبَيْتِهِ سَنَةَ ألف وثلاثمئة وثلاثون هــ. قَالَ رَضِي الله عَنْهُ: المَوْلِدُ كَأَنْ عَادَ نَحْنُ الا سَمِعْنَاهُ، عَلَيْهِ نُوْرٌ عَظِيْمٌ، وَكُلُّ عِبَارَةٍ صِفَةٌ مَلَانَةٌ بِتَعْظِيْمِهِ ﷺ

Artinya: "Setelah maulid (Simtudduror) dibaca di rumahnya, tahun 1330 H, Habib Ali al-Mantsur berkata: Maulid (Simtudduror) seperti mengembalikan kita semua (pada zaman Rasulullah), maka dengarkanlah, di dalamnya terdapat cahaya yang mulia, dalam setiap ungkapan terdapat sifat yang sangat condong mengagungkan Rasulullah." (Sayyid Ahmad bin Ali bin Alawi al-Habsyi, Syarah Simtudduror fi Akhbar Maulidi Khairil Basyar wama Lahu min AkhlaqI wa Aushaf wa Siyar, halaman 391)

Menurut Habib Ali al-Masntsur, dengan menghayati makna dan kandungan yang ada dalam Maulid Simtudduror, pembaca dan orang-orang yang mendengarkannya bisa seolah ada pada zaman Rasulullah. Serta, menyaksikan langsung bagaimana cara Rasulullah bersikap, bagaimana cara Rasulullah bersabar ketika ditimpa ujian, bagaimana teladan Rasulullah, sifatnya yang mulia, dan akhlaknya yang agung.

Timbulnya penghayatan sebagaimana penjelasan tersebut, tidak lepas dari cara penyusunannya yang sangat rinci dan detail. Maulid Simtudduror tak ubahnya seperti sejarah dan sirah nabawiyah lainnya, kecuali bentuk penyampaiannya saja. Habib Ali Al-Habsyi menyampaikan dengan ungkapan yang sangat syahdu, dengan cara yang sangat sistematis dan praktis.

Keutamaan Simtudduror yang lain juga disebutkan dalam kitab At-Ta'rif bil Maulid min Kalami Shahibil Maulid, dengan mengutip pesan penyusun perihal keutamaan membacanya, yaitu:

مَوْلِدِي هٰذَا أَشْوَفُ أَنَّهُ لَوْ دَاوَمَ الوَاحِدُ عَلَى قِرَائَتِهِ وَحِفْظِهِ وَجَعَلَهُ مِنْ أَوْرَادِهِ، أَنَّهُ يَظْهَرُهُ لَهُ شَيْءٌ مِنْ سِرِّهِ ﷺ

Artinya: "Maulidku ini (Simtudduror) sangat bermanfaat. Bahwa sesungguhnya, barang siapa yang tekun membacanya, menghafalnya, dan menjadikannya sebagai wirid, maka sungguh akan ditampakkan kepadanya rahasia (sir) Rasulullah SAW."

Ada keutamaan lain dengan membaca Simtudduror yang tidak kalah utama dengan yang telah disebutkan, yaitu menjadi penyebab futuh (dibukanya kepahaman). Keutamaan ini terjadi pada Habib Umar bin Idrus al-Idrus.

Suatu saat ia bermimpi, seolah ia sedang menceritakan kisah kedangkalan murid-muridnya dalam memahami kitab, kemudian ada orang yang memberikan petunjuk kepadanya, bahwa penyebab terbukanya ilmu ada dalam maulid Simtudduror. Oleh karenanya, setelah ia terbangun dari mimpinya, ia berkata:

مَنْ أَرَادَ الْفَتْحَ، فَلْيَحْفَظْ المَوْلِدَ أَوْ يَكْتُبَهُ

Artinya: "Barang siapa yang hendak diberikan futuh, maka hafalkanlah maulid (Simtudduror), atau menulisnya." (Habib Ahmad bin Alawi bin Ali bin Muhammad Al-Habsy, At-Ta'rif bil Maulid min Kalami Shahibil Maulid, h. 5)

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa maulid Simtudduror lebih dari sekadar buku kisah keteladan Nabi. Ia memiliki keutamaan, manfaat, dan berkah.

Alangkah baiknya, ia dijadikan wirid yang selalu dibaca dengan istiqamah, sebab dengan membacanya akan mengetahui sejarah Rasulullah, sifatnya yang mulia, juga akan menjadi penyebab bertambahnya kecintaan kepada beliau.

Waktu dan Tata Cara Pembacaannya

Tak ada waktu khusus terkait pembacaan maulid Simtudduror. Artinya, sholawat ini boleh dibaca di mana pun (selain tempat-tempat yang kotor) dan kapan pun.

Adapun tata cara membaca Maulid Simtudduror adalah sebagai berikut:

  1. Membaca al-Fatihah dan dihadiahkan kepada Rasulullah
  2. Membaca al-Fatihah dan dihadiahkan kepada Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi (penyusun), lalu disambung berikut ini:

الفاتحة. أَنَّ اللهَ يَجْعَلُنَا مِنَ الْمُتَّقِيْنَ الثَّابِتِيْنَ عَلَى الْقَدَمِ الْقَوِيْم، وَفِي صُحْبَةِ الرَّسُوْلِ الْكَرِيْم، وَيَدْخُلُنَا فِي حِزْبِ أَهْلِ اللهِ الْمُفْلِحِيْن، وَيَمُنُّ بِالشِّفَاءِ وَاللُّطْفِ لَنَا خَاصَةً، وَلِإِخْوَانِنَا الْمُؤْمِنِيْنَ عَامَّةً وَيَجْعَلُنَا مِنَ الرَّاضِيْنَ الْمَرْضِيِيْنَ الهَادِيْنَ المَهْدِيِيْن، وَمَنْ حَضَرَ هَذَا الْجَمْعَ يَكْتُبُهُ الله مِنَ الْمُتَّقِيْنَ الصَّالِحِيْن، وَأَنَّ الله يُحْيِى الْقُلُوْبَ بِمَا أَحْيَا بِهِ قُلُوْبَ الْعَارِفِيْن، وَيَكْتُبُنَا فِي دِيْوَانِ عِبَادِهِ المُتَّقِيْن، وَيُثَبِّتُ قُلُوْبَنَا وَأَلْسِنَتَنَا عَلَى ذِكْرِهِ وَمَحَبَّتِهِ، وَاِلَى حَضْرَةِ النَّبِي صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الفاتحة...

Setelah pembacaan Al-Fatihah ini selesai, ia melanjutkan tata cara berikutnya sebagaimana yang sudah tertera dalam bacaan Maulid Simtudduror. (Habib Ahmad bin Alawi, At-Ta'rif bil Maulid min Kalami Shahibil Maulid, halaman 5)

Nah, demikianlah informasi tentang sejarah, keutamaan hingga cara pembacaan Simtudduror. Semoga bermanfaat dan dapat diamalkan ya, detikers!




(edr/alk)

Hide Ads