Sejumlah warga di Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel) menolak kebijakan Pemprov Sulsel yang mengubah nama Bandara Sorowako menjadi Andalan Datuk Patimang. Penolakan ini dikarenakan penamaannya dianggap tidak mewakili identitas Lutim.
Polemik perubahan nama Bandara Sorowako mengemuka usai rekomendasi Pemprov Sulsel itu disetujui DPRD Sulsel. Persetujuan itu tertuang dalam surat DPRD Sulsel bernomor: 162/213/DPRD tertanggal 27 Juli 2023.
"Nama (Andalan Datuk Patimang) itu tidak sesuai identitas Lutim," tegas salah satu tokoh masyarakat Lutim Iskar kepada detikSulsel, Kamis (30/8/2023).
Iskar turut menyoroti penggunaan istilah Andalan untuk penamaan bandara karena dianggap bernuansa politis. Menurutnya, kata Andalan merupakan akronim dari nama Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman yang dipakai untuk kampanye.
"Kami menolak, karena terlalu politik. Kenapa harus ada Andalan, kita ketahui Andalan ini memang menjadi tagline gubernur saat pencalonan dulu," imbuhnya.
Padahal lanjut Askar, Pemkab Luwu Timur sebelumnya sudah mengusulkan nama pengganti untuk Bandara Sorowako ke Pemprov Sulsel. Namun usulan tersebut tidak diakomodir.
"Setahu saya, Pemkab mengusulkan Bandara Matano atau Bandara Batara Guru, tapi Pemprov malah Bandara Andalan Datuk Patimang. Ini kan seperti disengaja," sebut Iskar.
Iskar mengklaim masyarakat Luwu akan menggelar aksi demonstrasi buntut penamaan Bandara Andalan Datuk Patimang itu. Dia kembali menegaskan jika warga tidak ingin ada unsur politik untuk penamaan Bandara Sorowako.
"Kita tidak mau ada unsur politik di sini, rencananya kami akan turun aksi kalau nama bandara itu diresmikan," jelasnya.
Sementara Ketua DPRD Lutim Aripin tidak menampik jika Pemkab Lutim sudah mengusulkan 2 nama ke Pemprov Sulsel. Usulan itu juga sudah disetujui di tingkat legislatif.
"Sesuai aturan penamaan bandara ini merujuk pada rekomendasi DPRD dan Pemkab Lutim. Hasil kesepakatan kami itu namanya Matano atau Batara Guru," tutur Aripin.
Aripin menjelaskan usulan nama Matano sebagai nama bandara mempertimbangkan Danau Matano yang menjadi ikon Lutim. Bahkan destinasi wisata itu menjadi danau terdalam di Asia Tenggara mencapai 590 meter.
Sementara nama Batara Guru merupakan julukan dari Luwu Timur. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Lutim, Batara Guru atau Dewa Langit pertama kali turun di wilayah Lutim dan membangun kerajaan.
Di satu sisi, nama Datuk Patimang dianggap tidak mewakili wilayah Luwu Timur. Menurutnya Datuk Patimang merupakan sosok tokoh spiritual yang mewakili daerah Kabupaten Luwu.
"Kalau namanya Datuk Patimang itu kan berada di Luwu bukan Lutim," terang Aripin.
Aripin pun mengaku heran kenapa usulan tersebut tidak diakomodir. Hingga belakangan Pemprov Sulsel memutuskan memakai nama Andalan Datuk Patimang.
"Kita tidak tahu juga kenapa nama Andalan Datuk Patimang," papar Aripin.
Ketua DPD II Golkar Lutim ini menambahkan pihaknya bukan dalam posisi mendukung atau tidak mendukung dengan nama Bandara Andalan Datuk Patimang. Namun dia berharap penamaan bandara tersebut mewakili identitas Lutim.
"Cuma sebaiknya penamaannya atas dasar identitas Lutim, dan secara aturan memang harus dari yang diusulkan Pemkab dan DPRD Lutim," tuturnya.
Simak respons Pemprov Sulsel di halaman berikutnya.
Simak Video "Video ASS Ingin Tambah RS Regional di Sulsel, Azhar Usul Smart Health"
(sar/ata)