Di Balik Penolakan Nama Bandara Sorowako Diubah Jadi Andalan Datuk Patimang

Di Balik Penolakan Nama Bandara Sorowako Diubah Jadi Andalan Datuk Patimang

Tim detikSulsel - detikSulsel
Sabtu, 02 Sep 2023 06:30 WIB
Pemprov Sulsel ubah nama Bandara Sorowako menjadi Bandara Andalan Datuk Patimang.
Foto: Pemprov Sulsel ubah nama Bandara Sorowako menjadi Bandara Andalan Datuk Patimang. (Dok. Istimewa)
Luwu Timur -

Sejumlah warga di Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel) menolak kebijakan Pemprov Sulsel yang mengubah nama Bandara Sorowako menjadi Andalan Datuk Patimang. Penolakan ini dikarenakan penamaannya dianggap tidak mewakili identitas Lutim.

Polemik perubahan nama Bandara Sorowako mengemuka usai rekomendasi Pemprov Sulsel itu disetujui DPRD Sulsel. Persetujuan itu tertuang dalam surat DPRD Sulsel bernomor: 162/213/DPRD tertanggal 27 Juli 2023.

"Nama (Andalan Datuk Patimang) itu tidak sesuai identitas Lutim," tegas salah satu tokoh masyarakat Lutim Iskar kepada detikSulsel, Kamis (30/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iskar turut menyoroti penggunaan istilah Andalan untuk penamaan bandara karena dianggap bernuansa politis. Menurutnya, kata Andalan merupakan akronim dari nama Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman yang dipakai untuk kampanye.

"Kami menolak, karena terlalu politik. Kenapa harus ada Andalan, kita ketahui Andalan ini memang menjadi tagline gubernur saat pencalonan dulu," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Padahal lanjut Askar, Pemkab Luwu Timur sebelumnya sudah mengusulkan nama pengganti untuk Bandara Sorowako ke Pemprov Sulsel. Namun usulan tersebut tidak diakomodir.

"Setahu saya, Pemkab mengusulkan Bandara Matano atau Bandara Batara Guru, tapi Pemprov malah Bandara Andalan Datuk Patimang. Ini kan seperti disengaja," sebut Iskar.

Iskar mengklaim masyarakat Luwu akan menggelar aksi demonstrasi buntut penamaan Bandara Andalan Datuk Patimang itu. Dia kembali menegaskan jika warga tidak ingin ada unsur politik untuk penamaan Bandara Sorowako.

"Kita tidak mau ada unsur politik di sini, rencananya kami akan turun aksi kalau nama bandara itu diresmikan," jelasnya.

Sementara Ketua DPRD Lutim Aripin tidak menampik jika Pemkab Lutim sudah mengusulkan 2 nama ke Pemprov Sulsel. Usulan itu juga sudah disetujui di tingkat legislatif.

"Sesuai aturan penamaan bandara ini merujuk pada rekomendasi DPRD dan Pemkab Lutim. Hasil kesepakatan kami itu namanya Matano atau Batara Guru," tutur Aripin.

Aripin menjelaskan usulan nama Matano sebagai nama bandara mempertimbangkan Danau Matano yang menjadi ikon Lutim. Bahkan destinasi wisata itu menjadi danau terdalam di Asia Tenggara mencapai 590 meter.

Sementara nama Batara Guru merupakan julukan dari Luwu Timur. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Lutim, Batara Guru atau Dewa Langit pertama kali turun di wilayah Lutim dan membangun kerajaan.

Di satu sisi, nama Datuk Patimang dianggap tidak mewakili wilayah Luwu Timur. Menurutnya Datuk Patimang merupakan sosok tokoh spiritual yang mewakili daerah Kabupaten Luwu.

"Kalau namanya Datuk Patimang itu kan berada di Luwu bukan Lutim," terang Aripin.

Aripin pun mengaku heran kenapa usulan tersebut tidak diakomodir. Hingga belakangan Pemprov Sulsel memutuskan memakai nama Andalan Datuk Patimang.

"Kita tidak tahu juga kenapa nama Andalan Datuk Patimang," papar Aripin.

Ketua DPD II Golkar Lutim ini menambahkan pihaknya bukan dalam posisi mendukung atau tidak mendukung dengan nama Bandara Andalan Datuk Patimang. Namun dia berharap penamaan bandara tersebut mewakili identitas Lutim.

"Cuma sebaiknya penamaannya atas dasar identitas Lutim, dan secara aturan memang harus dari yang diusulkan Pemkab dan DPRD Lutim," tuturnya.

Simak respons Pemprov Sulsel di halaman berikutnya.

Pemprov Sulsel Minta Tidak Dipersoalkan

Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sulsel Andi Eka Prasetya meminta agar penamaan Bandara Andalan Datuk Patimang tidak dipersoalkan. Jika ada pihak yang keberatan, dia berharap agar aspirasinya disampaikan lewat DPRD Luwu Timur.

"Aksi protes melalui demonstrasi tidak perlu dilakukan. Jika keberatan, seharusnya kan disampaikan melalui DPRD Luwu Timur," kata Andi Eka dalam keterangannya yang diterima wartawan, Jumat (1/9).

Menurutnya pergantian nama Bandara Sorowako tidak perlu sampai berujung aksi demonstrasi. Pihaknya terbuka menerima aspirasi masyarakat.

"Saya kira tidak perlu seperti sekarang, ada aksi demonstrasi dan lain-lain. Cukup disampaikan ke DPRD Luwu Timur, untuk diteruskan kepada kami," ucapnya.

Andi Eka menuturkan penamaan Bandara Andalan Datuk Patimang tidak serta merta. Kebijakan ini sudah melalui persetujuan di DPRD Sulsel.

"Nama Bandara Andalan Datuk Patimang ini sudah disetujui bersama dengan DPRD Sulsel," ungkap Andi Eka.

Persetujuan itu menindaklanjuti Surat Gubernur Sulsel Nomor: 553.2/6801/DISHUB, tanggal 21 Juni 2023, perihal Rekomendasi Usulan Nama Bandara Sorowako Luwu Timur yang telah dilakukan Serah Terima dari Direktur PT Vale Indonesia ke Gubernur Provinsi Sulsel dan Surat Pimpinan Komisi D DPRD Sulsel Nomor: 79/Komisi-D/VII/2023 tanggal 26 Juli 2023 perihal Rekomendasi Usulan Nama Bandara Sorowako.

"Bandara ini sudah dialihkan dari PT Vale menjadi aset Pemprov Sulsel berkat perjuangan Bapak Gubernur Andi Sudirman Sulaiman. Saya kira ini hal yang patut diapresiasi dan sangat positif," jelasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video ASS Ingin Tambah RS Regional di Sulsel, Azhar Usul Smart Health"
[Gambas:Video 20detik]
(sar/ata)

Hide Ads