Fakta-fakta Pentas Seni Bissu Bone Dituding Tampilkan LGBT Dibubarkan Aparat

Agung Pramono - detikSulsel
Kamis, 24 Agu 2023 09:40 WIB
Foto: Panitia monolog teater 'Rindu Bissu' di Lapangan Merdeka Bone. (Dok. Istimewa)
Bone -

Pentas seni dan budaya yang melibatkan tokoh spiritual Bugis Bissu di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) dibubarkan aparat. Kegiatan itu dilarang dilaksanakan lantaran dituding menampilkan unsur LGBT.

Pentas seni bertajuk teater monolog 'Rindu Bissu' itu dibubarkan di Lapangan Merdeka pada Sabtu (19/8). Polres Bone bersama Kesbangpol Bone turun langsung menertibkan di lokasi.

"Saya turun bujuk sama Kasat Intel (Polres Bone)," ujar Kepala Kesbangpol Bone Andi Sumardi Suaib kepada detikSulsel, Rabu (23/8/2023).


Acara tersebut diselenggarakan Sanggar Seni Budaya (SSB) Lasaliyu Batara Bone. Kegiatan yang mengusung tema, 'Merdeka Negeriku, Merdeka Budayaku' tersebut digelar dalam rangka memperingati HUT ke-78 RI.

Dirangkum detikSulsel, Kamis (23/8), berikut fakta-fakta pentas seni monolog teater di Bone dibubarkan aparat:

1. Dituding Tampilkan Unsur LGBT

Sumardi mengatakan pembubaran pentas seni itu karena kegiatannya dituding menampilkan unsur LGBT. Monolog teater tersebut rencananya melibatkan komunitas budaya transgender yakni Bissu sebagai tokoh spiritual Bugis di Bone.

"Sanggar seni itu ada masyarakat yang masuki, dan mengarah ke LGBT. LGBT itu ada larangannya," beber Sumardi.

Sumardi mengaku pihaknya sebelumnya mengeluarkan rekomendasi izin kegiatannya. Namun panitia masih belum mengantongi izin dari Dinas Kebudayaan Bone dan izin keramaian dari kepolisian.

"Iya ada izinnya dari Kesbangpol, tapi belum ada izin keramaian dari kepolisian. Setelah datang meminta, dilarang sama polisi, dan kegiatan pentas seni sekarang harus minta rekomendasi dari Dinas Kebudayaan," jelasnya.

2. Panitia Klaim Rugi Rp 18 Juta

Sumardi berharap panitia bisa menerima kebijakan tersebut. Dia tidak menampik pelarangan kegiatan itu membuat panitia rugi Rp 18 juta.

"Iya, betul itu rugi kasihan. Kasihan ka juga, tapi mau diapa," papar Sumardi.

Sementara Sekretaris SSB Lasaliyu Batara Bone Bahrudin La Kamaruga juga membenarkan kerugian yang dialami panitia penyelenggara. Kerugian itu akumulasi dari persiapan sarana dan prasarana kegiatan.

"Kalau kerugian kami 18 juta. Dari panggung, pakaian, konsumsi, perlengkapan, lampu, sound system, sudah semua disewa. Latihannya anak-anak selama 1 bulan kita semua ongkosi," ungkap Bahrudin.

3. Panitia Heran Kegiatan Dibubarkan

Panitia kegiatan mengaku heran tiba-tiba kegiatan itu dibubarkan. Padahal pihaknya sudah mengantongi izin dari Kesbangpol Bone sebelumnya.

"Ada izin dari Kesbangpol, tapi kenapa dia sendiri turun yang melarang," kata Bahrudin.

Bahrudin mengklaim kegiatan pentas seni dan budaya itu sudah dilaporkan ke pemerintah setempat. Namun belakangan, kegiatannya dibubarkan karena tidak ada izin dari Dinas Kebudayaan.

"Itu dasar dalilnya katanya tidak ada izin dari (dinas) kebudayaan dan pariwisata. Padahal ini adalah acara sanggar, independen, pemerintah sudah memberikan tempat, pak bupati juga sudah tahu," imbuh Bahrudin.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.




(sar/urw)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork