Adu Gagasan 3 Bacapres di Makassar

Anies Lebih Banyak Bahas Ketimpangan saat Adu Gagasan Bacapres, Ungkap 5 Poin

Tim detikSulsel - detikSulsel
Jumat, 14 Jul 2023 09:25 WIB
Foto: Anies Baswedan. (Tangkapan layar)
Makassar -

Bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menyampaikan sejumlah gagasannya dalam agenda Rakernas XVI Apeksi di Makassar. Dalam pemaparannya, Anies banyak membahas tentang ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di Indonesia.

Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) itu digelar di Upperhills Convention Hall, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (13/7/2023). Kegiatan itu turut dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang merupakan rival Anies sebagai bacapres.

Dirangkum detikSulsel, berikut ini 5 poin soal ketimpangan yang dipaparkan Anies saat adu gagasan bacapres dalam agenda Rakernas XVI Apeksi 2023 Makassar:


1. Akses Listrik Belum Merata

Hal pertama yang disoroti Anies adalah akses listrik yang belum merata di wilayah Indonesia. Dalam pemaparannya, Anies menunjukkan sebuah peta yang memperlihatkan penampakan wilayah Indonesia dilihat dari udara saat malam hari.

Dalam gambar tersebut, tampak beberapa wilayah terang benderang yang mengindikasikan akses listrik cukup memadai. Sementara di beberapa wilayah lainnya, hanya tampak titik-titik kecil yang menandakan bahwa wilayah tersebut belum memiliki akses listrik yang cukup.

"Ini adalah potret kota-kota di Indonesia. Nah, ketika lihat kota-kota di Indonesia, inilah wajah ketimpangan yang ada," ujar Anies dalam sesi diskusi panel di Rakernas XVI Apeksi di Makassar, Kamis (13/7).

"Lampu ini menggambarkan kota di Indonesia. Ketika kita lihat kota-kota ini di Jawa paling terang itu di Jakarta, Surabaya. Begitu masuk Sumatera titik-titik kecil, Kalimantan titik-titik kecil," imbuhnya.

Anies menilai, hal ini perlu menjadi fokus utama ke depannya. Sebab, minimnya akses listrik di suatu wilayah akan secara otomatis mempengaruhi pergerakan ekonomi.

"Jadi visi yang kita ingin tawarkan ke depan, kita ingin di malam hari seluruh kota di Republik Indonesia terlihat menyala terang dari udara. Jadi jangan sampai kota-kota ini gelap, kalau gelap perekonomiannya rendah, kontribusinya rendah. Dan tentu saja PLN harus siapkan suplainya," kata Anies.

2. Ketimpangan Jumlah Penduduk di Kota dan Desa

Dalam pemaparan tersebut, Anies turut menyoroti ketimpangan antara jumlah penduduk yang berada di kota dan desa. Menurutnya, perlu dilakukan antisipasi agar ketimpangan jumlah penduduk ini lebih terkendali.

"Sejak 2009 lebih banyak penduduk tinggal di kota daripada di desa. Jadi kalau sampai dengan sekarang, 14 tahun kemudian, proporsi penduduk tinggal di kota lebih banyak daripada di desa," ungkap Anies.

Anies menyebut, fenomena perpindahan penduduk dari desa ke kota atau urbanisasi sebenarnya hal yang wajar. Kendati demikian, diperlukan langkah serius agar hal ini tidak memunculkan permasalah baru.

"Urbanisasi itu oke, baik-baik saja. Yang tidak baik itu Jakartanisasi. Ke Jakarta semua, that's not good. Tapi kalau urbanisasi, it's okay," kata Anies.

"Urbanisasi ini adalah inevitable, tidak bisa dihindari. Tetapi, masalah yang ada di sebuah kota, sesungguhnya adalah soal pilihan. Kita memilih membiarkan muncul masalah atau kita memilih untuk mengantisipasi masalah," imbuhnya.

Simak selanjutnya di halaman selanjutnya...




(urw/sar)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork