3 Contoh Khutbah Jumat Akhir Bulan Dzulhijjah Singkat Penuh Makna

3 Contoh Khutbah Jumat Akhir Bulan Dzulhijjah Singkat Penuh Makna

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Kamis, 06 Jul 2023 19:00 WIB
Sejumlah jamaah mendengarkan khutbah jumat usai peresmian Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/12/2022). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan Masjid Raya Al Jabbar sekaligus menggelar Salat Jumat perdana di Masjid Raya tersebut.
Foto: Raisan Al Farisi/Antara Foto
Makassar -

Tidak terasa bulan Dzulhijjah hanya tersisa dua Jumat. Pesan-pesan keistimewaan bulan Dzulhijjah masih menjadi tema yang tepat untuk khutbah Jumat.

Ada berbagai contoh khutbah Jumat akhir Dzulhijjah yang dapat dijadikan referensi bagi khatib. Tentunya tema dan pesan-pesan yang disampaikan bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bagi calon khatib yang masih bingung menyusun materi khutbah di akhir bulan Dzulhijjah ini, berikut beberapa contoh khutbah Jumat yang bisa dijadikan inspirasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yuk disimak!

Contoh Khutbah Jumat Akhir Dzulhijjah

Contoh Khutbah Jumat Akhir Bulan Dzulhijjah #1: Mencintai Allah SWT dengan Menaati-Nya

Khutbah I

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، يَارَبِّ نَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ، وَعُضَالِ الدَّاءِ، وَخَيْبَةِ الرَّجَاءِ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّقَاوَةِ بَعْدَ الْهِدَايَةِ، وَمِنَ السَّلْبِ بَعْدَ الْعَطَاءِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِله إِلَّا الله لَاشَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا الصَّادِقُ الْأَمِيْنُ اللَّهُمَّ صَلَّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، مِفْتَاحِ بَابِ رَحْمَةِ اللَّهِ، عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ اللهِ، صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ بِدَوَامِ مُلْكِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللَّهِ : أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ


Hadirin Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah...

Pada kesempatan khutbah Jum'at ini, setelah memuji kepada Allah SWT, bershalawat kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, serta sahabatnya, saya mengajak kepada diri saya sendiri dan saudara-saudara sekalian, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Yakni dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dalam kondisi apapun, saat sehat, sakit, kaya, miskin, bahagia, ataupun derita. Karena hanyalah orang-orang yang bertakwa yang memiliki kemuliaan di sisi-Nya. Kekayaan itu tidak akan abadi, kemiskinan pun tidak akan selamanya. Bahagia dan derita, pun juga demikian adanya, datang silih berganti. Hanyalah amal shalih dan ketakwaan seorang hamba, yang dapat mengantarkannya meraih kebahagiaan yang abadi selamanya, hidup bahagia di surga kelak.

Saya berwasiat kepada kalian dan kepada diri saya sendiri, agar selalu meningkatkan takwa kepada Allah SWT dengan menjalankan perintahnya serta menjauhi larangannya. Takwa adalah jalan keselamatan yang bisa mengantarkan pada kebahagiaan dunia dan akhirat.

وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجاً، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِب.

"Barang siapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan menjadikan untuknya tempat keluar dari segala kesulitan dan akan memberikan rizki dari jalan yang tak disangka-sangka."

Hadirin Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah...

Ketahuilah bahwa Allah SWT tidak menjadikan makhluk kecuali agar makrifat kepada-Nya dan tidak memerintah kecuali untuk menyembah-Nya. Allah SWT berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنَ.

"Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepadaKu."

Dalam sebuah Hadits Qudsi disebutkan:

كُنْتُ كَنْرًا مَخْفِيَّا، فَأَحْبَبْتُ أَنْ أُعْرِفَ، فَخَلَقْتُ الْخَلْقَ فَيْ عَرَفُوْنِيْ، وَمَنْ عَرَفَ الله أَحَبَّهُ وَمَنْ أَحَبَّهُ أَطَاعَهُ، وَمَنْ أَطَاعَهُ اِسْتَوْجَبَ الْمَحَبَّةَ مِنْهُ سُبْحَانَهُ، وَمَنْ صَحَتْ لَهُ الْمَحَبَّةُ مِنَ اللَّهِ فَازَ بِخَيْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.

"Aku ibarat harta yang tersimpan yang tidak diketahui. Maka Aku ciptakan makhluk untuk supaya mengetahuiKu dan barang siapa yang mengetahui Allah, dia pasti mencintai-Nya; siapa yang mencintai Allah, dia pasti taat pada-Nya; siapa yang taat pada Allah, dia berhak mendapat cinta-Nya; dan siapa yang sah mendapat cinta dari Allah maka pasti beruntung di dunia dan akhirat"

Kebahagiaan tidak dengan mengumpulkan harta, tidak dengan banyak orang yang melayani, tidak dengan perhiasan kehidupan dunia, akan tetapi kebahagiaan dan keselamatan itu didapat dengan selalu bertakwa dan bersegera mengerjakan apa-apa yang dicintai Allah SWT dan diridhai-Nya. Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ.

"Wahai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kalian dari seorang laki-laki dan wanita, dan Kami ciptakan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulianya kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. (QS. Al-Hujurat: 13)

Hadirin Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah...

Sesungguhnya Allah SWT tidak menjadikan suatu perkara langit seperti mencegah hujan dan musibah lainnya kecuali ada suatu perbuatan yang dilakukan manusia, seperti mencegah zakat, memutus silaturahmi, tidak memperdulikan fakir miskin dan sebagainya. Disebut dalam suatu Hadits yang artinya:

  1. Ketika terjadi sembilan keadaan pada manusia maka akan muncul sembilan keadaan yang lain:
  2. Ketika marak perzinaan maka akan banyak kematian yang mendadak;
  3. Ketika manusia mencegah zakat maka Allah akan mencegah hujan;
  4. Ketika manusia curang dalam ukuran maka mereka akan disiksa bertahun-tahun;
  5. Ketika terjadi ketidakadilan dalam hukum maka kezaliman dan permusuhan akan merata;
  6. Ketika manusia meninggalkan amar ma'ruf maka urusan-urusan menjadi kacau;
  7. Ketika manusia meninggalkan nahi munkar maka jabatan pemerintahan akan dikuasai oleh orang orang jahat;
  8. Ketika manusia merusak perjanjian maka Allah akan menjadikan musuh-musuh menguasai mereka;
  9. Ketika manusia memutus silaturahim maka harta kekayaan akan dikuasai oleh orang-orang jahat;
  10. Ketika manusia melakukan hal-hal yang diharamkan maka malapetaka akan menimpa.

Hadirin Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah...

Apabila kita mengharapkan rahmat dari Allah SWT, maka kita harus senantiasa menaati-Nya, karena Allah SWT hanya akan mengasihi ahli taat, orang-orang lemah dan miskin. Andaikan di dunia ini hanya ada orang-orang yang bermaksiat niscaya malapetaka akan terjadi di mana-mana.

Oleh karenanya, marilah kita berusaha menjadi muslim yang senantiasa menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya sehingga kehidupan akan menjadi makmur dan mulia baik di dunia atau akhirat. Aamiin, Ya Rabbal 'Aalamiin.

Khutbah II

وَاللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُولُ ، وَبِقَولِهِ يَهْتَدِي الْمُهتَدُونَ : وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ.

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ : وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ.

بَارَكَ اللَّهِ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ أَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيمُ.

(Situs NU Kota Kediri)

Contoh Khutbah Jumat Akhir Bulan Dzulhijjah #2: Berziarah ke Baginda Nabi Muhammad SAW

Khutbah I

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيَء لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا، أَشْهَدُ أَنْ لا إله إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الْغَنِيُّ عَمَّا سِوَاهُ الْمُفْتَقِرُ إِلَيْهِ كُلُّ مَا عَدَاهُ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ صَاحِبَةً وَلَا وَلَدًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ الْعَرَبِ وَالْعَجَمِ وَرَسُوْلُهُ إِلَى كَافَةِ الْأُمَمِ، وَاسِطَهُ عَيْنِ الْوُجُوْدِ، وَالْوَسِيْلَةُ الْعُظْمَى فِي وُصُوْلِ كُلِّ خَيْرٍ إِلَى كُلَّ مَوْجُوْدٍ.
اللَّهُمَّ صَلَّ وَسَلَّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيمِ وَالرَّسُوْلِ الْعَظِيْمِ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلاَزِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُوْنُ إِلَّا مَنْ أَتَى الله بِقَلْبٍ سَلِيمٍ.
أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ : أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

Hadirin Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah...

Pada kesempatan khutbah Jum'at ini, setelah memuji kepada Allah SWT, bershalawat kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, serta sahabatnya, saya mengajak kepada diri saya sendiri dan saudara-saudara sekalian, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Yakni dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dalam kondisi apapun, saat sehat, sakit, kaya, miskin, bahagia, ataupun derita. Karena hanyalah orang-orang yang bertakwa yang memiliki kemuliaan di sisi-Nya. Kekayaan itu tidak akan abadi, kemiskinan pun tidak akan selamanya. Bahagia dan derita, pun juga demikian adanya, datang silih berganti. Hanyalah amal shalih dan ketakwaan seorang hamba, yang dapat mengantarkannya meraih kebahagiaan yang abadi selamanya, hidup bahagia di surga kelak.

Hadirin Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah...

Sebagai seorang muslim kita harus mempunyai keinginan yang kuat untuk melakukan ziarah kepada baginda Rasulullah SAW., Apalagi setelah selesai melakukan ibadah haji yang menjadi rukun Islam dan berziarah ke Baitullah yang dimuliakan. Karena sungguh, haknya Rasulullah SAW sangat besar pada umatnya, dan tak seorang pun bisa memenuhinya walaupun dia datang sambil berjalan terbalik, kepala di bawah dan kaki di atas, dari tempat terjauh di muka bumi ini, untuk berziarah kepada Rasulullah SAW.

Siapa yang mampu membalas orang yang telah mengeluarkannya dari api abadi menuju nikmat abadi? Orang yang memerintah untuk tidak menziarahi Rasulullah SAW, dia tidak tahu apa yang dia lakukan, bahwa sebenarnya dia telah menghalang-halangi antara hamba-hamba Allah SWT dan rahmat-Nya karena sesungguhnya Rasulullah SAW adalah rahmat Allah SWT bagi alam semesta dan seorang yang memberi syafaat di Hari Kiamat. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ زَارَ قَبْرِي وَجَبَتْ لَهُ شَفَاعَتِي.

"Siapa yang menziarahi kuburku maka telah tetaplah baginya syafaatku."

Wajib bagi orang yang telah diberi taufik oleh Allah SWT dan telah sampai di kota Madinah al-Munawwarah untuk menjaga adab-adab syariat, dan ketika masuk masjid harus dengan tenang dan memuliakan yang sempurna, jangan mengeraskan suara karena mengeraskan suara di dalam masjid itu dilarang apalagi di masjidnya Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيَّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ

"Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian semua mengeraskan suara diatas suara Nabi dan jangan kalian memanggilnya seperti memanggilnya sebagian kalian pada sebagian yang lain karena hal itu bisa menjadikan pahala amal kalian lebur sedangkan kalian tidak merasa." (QS Al-Hujurat: 2)

Para ulama berkata bahwa kemuliaan Nabi dalam keadaan mati sama seperti kemuliaan beliau ketika masih hidup. Maka wajib bagi seorang muslim untuk menjaga adab-adab di dekatNya, seraya merasakan bahwa Rasulullah SAW merasakan kehadirannya, mengenalnya, mengetahui di mana dia berdiri dan menjawab salamnya. Disebutkan dalam sebuah hadits:

مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلَّمَ عَلَى إِلَّا رَدَّ اللَّه عَلَى رُوْحِي حَتَّى أَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ.

"Tidak seorangpun yang memberi salam padaku kecuali Allah mengembalikan ruhku mengagungkannya."

Harus kita ketahui bahwa tidak ada yang lebih bermanfaat pada zaman sekarang ini daripada tiga hal:

  1. Sedekah sirriy (sembunyi-sembunyi) atau secara terang terangan.
  2. Beristighfar di malam, pagi dan sore hari.
  3. Memperbanyak shalawat pada Nabi, karena shalat termasuk lebih agung-agungnya ibadah, lebih utama ketaatan dan lebih dekat-dekatnya jalan yang bisa menyampaikan kepada Sang Pencipta.

Khutbah II

وَاللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُولُ ، وَبِقَولِهِ يَهْتَدِي الْمُهتَدُوْنَ : وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ.

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ : إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلَّمُوا تَسْلِيمًا.

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ أَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيمُ.

(Situs NU Kota Kediri)

Contoh Khutbah Jumat Akhir Bulan Dzulhijjah #3: Keikhlasan Ibrahim

Khutbah I

إن الحَمدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنفُسَنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدُهُ لَا شَريكَ لَهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ لَا نَيَ بَعْدَهُ، اللهُمَّ صَل وسلم عَلى نَبِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أومي بنفسِى وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ الْمُتَّقُونَ . قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ العظيم ، إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَةِ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ : إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الا بتَرُ


Jamaah shalat Jum'at yang dirahmati Allah...

Pada hari ini, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengucap syukur kepada Allah SwT. Hanya karena karunia-Nyalah kita bisa berkumpul di tempat yang mulia ini. Saat ini, agama Islam telah berhasil memberikan pencerahan pada ribuan suku bangsa yang berbeda-beda dan dari lapisan sosial yang beraneka pula. Namun, dari semua yang berbeda penampakan bentuk lahiriah itu, semua diharuskan melakukan hal yang sama dalam berpakaian ketika dia beribadah haji. Yaitu memakai baju ihram, selembar kain putih yang tidak berjahit.

Jamaah shalat Jum'at yang diberkahi Allah...

Ibadah haji yang sekarang ditunaikan umat Islam tidak dapat dipisahkan dengan disyariatkannya ajaran ibadah kurban. Yaitu, meneladani kisah keikhlasan Ibrahim dan ketaatan Ismail dalam beragama. Menyembelih binatang qurban adalah ibadah yang penuh makna. Sama halnya, berpakaian ihram waktu melaksanakan haji dan wukuf di Arafah. Keduanya, tergantung sedalam apa kita memaknai dan mengambil hikmah darinya. Mungkin, masih banyak dari kita yang hanya mementingkan syarat dan rukunnya dalam menjalankan kedua ibadah itu. Tanpa menghayati inti pesan moral dan spiritual sebagai tujuan pokok dari ibadah yang kita laksanakan. Ibadah qurban dalam syari'at Islam sangat berbeda dengan ritual kurban agama lain. Qurban dalam Islam bukan bersifat persembahan, tetapi sebagai bentuk penegasan keimanan. Dalam surat Ash-Shaffat ayat 102, Allah berfirman:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يُبني اني ارى فِي الْمَنَامِ انِي اذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا ترى ، قَالَ يَابَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي اِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّبِرِينَ

"Maka, tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi, bahwa aku menyembelihmu. Maka, pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah, kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

Jamaah shalat Jum'at yang dikasihi Allah...

Kalau diresapi, kisah Nabi Ibrahim as bersedia menyembelih anak kesayangannya tersebut, sesungguhnya mengajarkan perlunya pengorbanan. Dalam kehidupan ini, kita perlu berbagi. Allah tidak membutuhkan darah dan daging qurban. Tetapi, keimanan pada Allah tanpa makna tanpa kesediaan kita untuk berqurban. Pengakuan iman kita pada adanya Allah dapat dikatakan sebagai omong kosong apabila kita tidak tergerak untuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Pengorbanan kita untuk senantiasa rela berbagi kepada sesama ini sangat tidak sebanding dengan kerelaan Nabi Ibrahim, yang rela mengorbankan Nabi Ismail, demi memenuhi perintah Allah.

Jamaah shalat Jum'at yang dikasihi Allah...

Tanpa pemaknaan yang lebih mendalam, ibadah qurban yang biasa kita lakukan ini mungkin akan semakin jauh dari makna pengorbanan yang sesungguhnya. Tetapi, terjebak sebagai ritual kaum jahiliyah. Yakni, menyembelih hewan untuk menyuap Tuhan. Demikian juga halnya, dengan ibadah haji. Semakin banyaknya orang antre untuk naik haji dengan berpakaian ihram yang semakin tidak mencerminkan kesadaran pada adanya ajaran kesetaraan manusia di hadapan Allah. Itulah cita-cita kemanusiaan yang paling tinggi yang harus diperjuangkan bersama sebagai amanat Rasulullah dalam khutbahnya di haji wada'.

Dalam sebuah hadis dijelaskan:

"Wahai manusia, ingatlah sesungguhnya Tuhan kalian itu satu, dan bapak kalian itu satu (Adam). Ingatlah, tidak ada keutamaan orang Arab atas orang ajam (non-Arab), dan tidak bagi orang ajam (non-Arab) atas orang Arab. Tidak bagi orang kulit merah atas kulit hitam, dan tidak bagi orang kulit hitam atas kulit merah kecuali dengan takwa." (HR Ahmad)

Dengan merenungi Hadits ini, kita akan sadar betapa luhurnya ajaran Islam. Semua ibadah yang digariskan Islam tidak ada yang tidak terkait dengan tanggung jawab sosial kita sebagai manusia.

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفُرُ اللهَ الْعَظِيمَ لي وَلَكُمْ وَنِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ .

Khutbah II

الحَمدُ لِلَّهِ وَالشُّكْرُ لِلهِ ، وَلَا حَولَ وَلَا قوة إلا بِاللهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَالَاهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبادَ اللهِ، أَوْصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ . قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ ، يَايُّهَا الَّذِينَ امَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تُموتُن الا وانتم مُسْلِمُونَ

Jamaah Jum'at yang berbahagia dan dimuliakan Allah...

Sudah jelas, bahwa semua bentuk ibadah dalam Islam tidak hanya berdimensi vertikal, tetapi juga berdampak horizontal. Ibadah memang hanya untuk Allah, tetapi tidak untuk dinikmati Allah semata. Ibadah kita kepada Allah harus membawa kebaikan kepada sesama kita.

Dalam suatu Hadits Nabi juga pernah bersabda kalau ada umatnya yang mampu berqurban, tetapi tidak mau melakukannya, maka dia dilarang mendekati tempat shalat. Itu artinya, tidak ada gunanya kita menjalankan semua ibadah kepada Allah kalau kita tidak mau peduli pada nasib manusia lain.

Allah tidak memerlukan daging qurban yang kita sembelih di hari raya qurban. Namun, Allah juga tidak suka kepada kita yang tidak mau berbagi kepada sesama. Padahal, kita mampu melakukan hal itu. Selanjutnya, marilah kita akhiri pertemuan yang mulia ini dengan berdoa ke hadirat Allah SWT dengan penuh kekhusukan dan ketundukan.

الحمد للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. وَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ. اللهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَسُوفُ
رحِيم اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتَّبَاعَهُ
وَأَرَنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا
طَيْبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلاً . اللهم اجْعَلْنَا مِنَ الْمُخْلِصِينَ فِي الْعِبَادَةِ وَالنُّسُكِ. ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْأَخَرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمينَ.

(Sumber: Situs Universitas Muhammadiyah Malang)

Itulah beberapa contoh khutbah yang bisa detikers jadikan referensi. Semoga bermanfaat!




(alk/edr)

Hide Ads