Sepanjang hidup Rasulullah SAW, beliau tidak pernah mengumandangkan azan. Rasulullah hanya mempercayakan Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan sebagai seruan salatnya.
Lantas mengapa Rasulullah SAW tak pernah azan? Simak alasannya berikut ini.
Alasan Rasulullah SAW Tidak Pernah Azan
Para cendekiawan Muslim telah banyak mendiskusikan terkait Rasulullah SAW yang tak pernah azan. Salah satunya adalah Imam Besar Arab Saudi Syekh Assim Al Hakeem, ia berpendapat bahwa Rasulullah tidak pernah azan lantaran beliau memiliki tanggung jawab terhadap umatnya yang jauh lebih besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanggung jawabnya sebagai khalifah tidak bisa ia berikan kepada orang lain. Oleh sebabnya, Rasulullah meminta bantuan Bilal bi Rabah untuk mengumandangkan azan di setiap waktu salat.
"Rasulullah SAW tidak pernah mengumandangkan azan karena beliau sibuk dengan urusan yang lebih penting dan bernilai lebih besar bagi umatnya," jelas Syekh Assim, seperti dikutip dari situs resminya, Selasa (6/6/2023).
Dalam Kitab al-Majmu, Imam Nawawi menyebutkan pernyataan Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu. Umar pernah berkata,
لَوْ كُنْتُ أُطِيقُ الأَذَانَ مَعَ الْخِلافَةِ لأَذَّنْتُ
Artinya: "Jika aku mampu (memenuhi kewajiban) untuk mengumandangkan azan sekaligus (memenuhi tugas) sebagai khalifah, aku akan melakukannya."
Izzuddin Abdul dalam Kitab Ahasin al-Kalam Imam juga mengemukakan bahwa, Rasulullah SAW tidak pernah azan lantaran beliau sosok yang konsisten dalam melakukan sesuatu. Itulah mengapa Rasulullah tidak bisa berkomitmen dalam hal lain, beliau hanya menghabiskan waktunya untuk urusan umat.
Tidak hanya itu dalam Kitab Mawahib al-Jalil, al-Hattab berpendapat mengenai Rasulullah yang tak pernah azan. Menurutnya lafaz azan "Bersegeralah menuju salat" jika di ucapkan oleh Rasulullah maka mengimplikasikan kewajiban yang harus segera dilakukan.
Panggilan beliau memiliki nilai wajib, sedangkan Rasulullah ingin melindungi umatnya dari hukuman yang disebutkan dalam Surah An-Nur ayat 63 yang berbunyi,
لَا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا ۚ قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنْكُمْ لِوَاذًا ۚ فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Artinya: "Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian yang lain. Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menyelinap di antara kamu dengan bersembunyi, maka hendaklah orang-orang yang menentang perintah Rasul-Nya takut akan mendapat fitnah atau azab yang pedih."
Alasan yang terakhir mengapa Rasulullah SAW tidak pernah azan adalah karena dalam lafaz azan terdapat kesaksiaan untuk Rasulullah SAW. Imam al-Naisaburi dalam Nur al-Absor menyatakan,
"Memberikan kesaksian kepada Nabi (SAW) juga merupakan bagian dari azan itu sendiri. Oleh karena itu, tidak pantas baginya untuk memberikan kesaksian kepada dirinya sendiri."
Sebenarnya, Rasulullah SAW pernah mengumandangkan azan tapi bukan dalam konteks seruan salat. Berdasarkan beberapa hadits yang dikutip dari buku Tadihul Adillah 4 karya H. Muhammad Syafi'i Hadzami, Rasulullah SAW mengumandangkan azan dalam beberapa kejadian.
Salah satunya disebutkan dalam riwayat dari Abu Rafi Radhiyallahu'anhu, saat seseorang lahir Nabi Muhammad SAW terlihat mengucapkan azan di telinganya.
Nah itulah alasan mengapa Rasulullah tidak pernah mengumandangkan azan. Semoga bermanfaat dan menambah khazanah pengetahuan para detikers ya!
(alk/alk)