Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar) menetapkan status tanggap darurat bencana imbas banjir menerjang permukiman warga. Penetapan status ini untuk mempercepat penanganan bencana.
"Benar, Pemkab sudah menetapkan status tanggap bencana darurat, tujuannya mempermudah akses dan mobilisasi peralatan dan personel di tingkat provinsi dan kabupaten," ujar Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD Kalbar Daniel kepada detikcom, Sabtu (4/3/2023).
Penetapan status tanggap darurat bencana itu dilaksanakan selama 14 hari, mulai 28 Februari hingga 13 Maret 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daniel menuturkan, banjir yang melanda Bengkayang bukan dikarenakan curah hujan yang tinggi saja. Namun juga lantaran air sungai Kapuas meluap pada waktu bersamaan.
"Jadi begini, banjir ini kan sebenarnya akibat pendangkalan sungai Kapuas. Kalau dulu kedalamannya 7 meter. Sekarang sisa 4,6 meter. Jadi ada 2,5 meter itu sudah harus dikeruk. Kalau tidak tetap setiap hujan meluap airnya dan masuk ke sungai-sungai lain," jelasnya.
Ia berharap Pemerintah Pusat bisa segera turun tangan melakukan pengerukan sungai Kapuas. Hal ini agar banjir tersebut bisa segera diatasi.
"Harapannya pemerintah pusat bisa segera melakukan pengerukan itu. (Sudah dipastikan) itu harus pemerintah pusat. Setiap tahun juga selalu kami ajukan secara administrasi dan lainnya, tetapi sampai sekarang belum terealisasi," tuturnya.
Sebelumnya, Daniel melaporkan sebanyak 4.033 jiwa terdampak. Sejumlah bangunan sekolah turut terendam.
"Betul, banjir terjadi di wilayah Bengkayang karena curah hujan yang tinggi. 4.033 jiwa dari 1.133 KK dan dua sekolah, yaitu PAUD dan SD terdampak," ujar Daniel.
Daniel mengatakan, banjir mulai menerjang Bengkayang sejak 20 Februari lalu. Hingga kini, masih ada sejumlah wilayah yang banjirnya belum surut.
"Banjirnya terjadi di 14 desa 5 kecamatan, awal tingginya (air) sekitar 100-200 cm, tapi tadi pagi saya terima laporan masuk banjirnya mulai surut sekitar 30 cm," kata dia.
(asm/sar)