Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar), menetapkan status tanggap darurat banjir hingga 30 Oktober mendatang. Kebijakan yang ditetapkan Bupati Sanggau Suherman diiringi dengan percepatan penanggulangan bencana dan penyaluran logistik.
"Bupati Sanggau telah menetapkan status tanggap darurat hingga (30/10)," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Minggu (20/10/2024).
Muhari menjelaskan, pemerintah setempat tengah menjalankan program penanganan bencana selama status tanggap darurat. Dana operasional Rp 200 juta dikucurkan untuk personel dalam penanganan bencana di lapangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu, bantuan logistik yang diperlukan mencakup 300 paket sembako, 300 paket makanan siap saji, 50 set tenda keluarga, 2 set tenda pengungsi, 300 unit kasur lipat, 100 unit velbed, 300 paket hygiene kit, serta perahu karet dan mesin untuk evakuasi," tuturnya.
Dia berharap bantuan ini memenuhi kebutuhan mendesak para pengungsi dan memfasilitasi proses pemulihan. Pihaknya juga mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi bencana banjir susulan.
"Masyarakat diharapkan untuk selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang dan mempertimbangkan untuk mengungsi ke lokasi yang lebih aman jika kondisi memburuk," beber Muhari.
Muhari menambahkan, tim gabungan dari BPBD Sanggau masih melakukan pemantauan, evakuasi, dan monitoring di lapangan. Anggota TRC BPBD juga mengawal pemberian bantuan kepada warga terdampak di lokasi pengungsian.
"Lokasi pengungsian tersebar di beberapa titik. Di kantor desa, sekitar 30 orang, termasuk lansia dan ibu-ibu dengan anak kecil. Sementara itu, di dusun Barage, terdapat dua tenda ukuran 4x4 yang menampung 22 jiwa," ucapnya.
"Rumah kepala desa juga digunakan sebagai tempat pengungsian, menampung 30 jiwa. Sebagian warga masih bertahan di rumah dengan membuat panggung atau bertahan di lantai atas rumah mereka," sambung Muhari.
Diberitakan sebelumnya, banjir menerjang delapan dusun di Desa Sosok, Kecamatan Tayan Hulu dengan ketinggian air mencapai 1-1,5 meter. Insiden ini terjadi sejak wilayah itu diguyur hujan deras pada Jumat (8/10).
"Kejadian ini dipicu oleh limpasan dari Sungai Sekayu dan Sungai Tayan yang melintasi area permukiman. Dampak dari bencana ini sangat signifikan. Sebanyak 1.531 kepala keluarga atau sekitar 4.575 jiwa terpaksa mengungsi ke posko banjir yang telah disediakan," jelas Muhari.
(sar/hsr)