Dinas Pendidikan (Disdik) Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalihkan proses belajar siswa di sejumlah SD dan SMP dengan daring. Kebijakan tersebut diberikan kepada sekolah atau siswa yang masih terdampak banjir.
"Ada sekolah yang masih terdampak cuaca ekstrem sehingga kami masih mempersilakan belajar daring," kata Kadis Pendidikan Pangkep Sabrun Jamil kepada detikSulsel, Kamis (16/2/2023).
Namun menurut dia sekolah yang masih menerapkan daring akibat terendam banjir atau cuaca buruk sudah jauh berkurang dari sebelumnya saat puncak banjir pada Selasa (14/2). Saat ini untuk SD dilaporkan sisa 4 sekolah yang belajar secara daring.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di SD masih ada 4 sekolah PMB (proses belajar mengajar) secara daring di Kecamatan Bungoro," paparnya.
Sementara untuk SMP terhitung ada 2 sekolah yang belajar secara daring yakni Di SMPN 13 Liukang Tupabiring dan SMPN 5 Labakkang. Khusus untuk SMPN 5 Labakkang menggabungkan luring dan daring.
"Di SMPN 5 Labakkang itu gabungan luring dan daring. Jadi siswa yang masih terdampak banjir mereka belajar secara daring, yang sudah tidak terdampak belajar ke sekolah," jelasnya.
Adapun di SMPN 13 Liukang Tupabbiring dengan kondisi berada di pulau dan kondisi cuaca ekstrem. Sehingga guru mengambil kebijakan belajar secara daring.
"Kepsek SMPN 13 Liukang Tupabbiring sampaikan masih belajar daring karena dermaga menunggu kapal bagi guru belum surut dan belum ada kapal ke pulau," paparnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Pangkep, Muslimin menyampaikan pascabanjir yang merendam pada Senin (13/2) lalu, masih ada dua kecamatan yang banjirnya belum surut. Wilayah itu yakni di Kecamatan Bungoro dan Kecamatan Pangkajene.
"Masih ada beberapa titik masih tergenang. Jadi air banjir yang tinggal. Itu di Kecamatan Bungoro 1 kelurahan dan Kecamatan Pangkajene sisa 1 keluarahan yang terendam banjir," imbuhnya.
Dia menjelaskan lokasi yang masih terendam tersebut memang berada di sekitar daerah pesisir. Air tidak bisa mengalir ke laut sebab saat ini sedang dalam kondisi pasang.
"Itu kebetulan di daerah pesisir dan kondisi air laut tinggi jadi air tidak bisa mengalir keluar ke laut," paparnya.
Adapun 80 orang yang sebelumnya mengungsi karena rumah mereka terendam banjir sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Kini mereka mulai membersihkan rumahnya.
"Sudah pulang semua (yang sebelumnya mengungsi)," imbuhnya.
(asm/sar)