Banjir melanda pemukiman yang berada di Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung. Salah satu fasilitas publik terdampak, yakni bangunan SDN 216 Sondariah.
Pantauan detikJabar, Jumat (7/2/2025) sekitar Pukul 09.00 WIB, banjir masih merendam halaman sekolah tersebut. Petugas Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung nampak masih melakukan penyedotan air
Dari enam ruangan kelas, ada tiga kelas yang terendam dan satu ruangan belum dapat digunakan, karena kelas mengalami rembes. Akibatnya, para siswa harus belajar di pelataran sekolah yang terbebas dari banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski belajar di pelataran di pelataran sekolah dan duduk di lantai, para siswa tetap antusias menerima pembelajaran dari gurunya.
"Banjir di sekolah ini setiap tahunan terjadi, terus kalau di sini nggak hujan, tapi di hulu hujan, di sini banjir," kata Nenden Kurniati, Kepala Sekolah SDN 216 Sondariah kepada detikJabar.
Nenden mengaku, setiap kejadian banjir pihaknya kerap melapor ke Disdik Kota Bandung agar segera memberikan solusi terkait kondisi yang dialami sekolahnya. Tak hanya itu, akibat banjir barang-barang seperti kursi, bangku, lemari hingga buku ikut terendam dan juga merusak elektronik yang menjadi aset sekolah.
"Solusinya, kami sudah lapor ke dinas, supaya nggak gini terus, sampai miror (layar TV besar) terendam," ujarnya.
"Kalau sekarang terdampak tiga kelas karena banjirnya tidak terlalu besar, kalau besar semua kelas masuk," tambahnya.
Nenden menjelaskan, pihaknya tak bisa menghentikan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) karena antusias para siswa sangat tinggi. Kalau pun harus melakukan Pengajaran Jarak Jauh (PJJ) sifatnya banjir terjadi dadakan.
"Kalau di PJJ kan orang tua keberatan, alternatifnya pindah ke aula kelurahan, ke madrasah, ke aula RW 7 walaupun agak jauh, dibagi-bagi, KBM gak mungkin gak digelar, kalau pun PJJ paling sehari ke sananya masuk gunakan tempat lain," jelasnya.
Menurut Nenden, penyedotan dilakukan sejak dini hari tadi, sehingga genangan di halaman sekolah cepat surut.
"Dari jam 3 disedot, alhamdulillah tim dari Pak Wali sekarang cepat, kalau sebelumnya ya nunggu surut saja," ujarnya.
Sudah Ajukan Pembangunan ke Disdik Kota Bandung
Nenden mengaku, pihaknya sudah mengajukan pembangunan ruang kelas baru kepada Disdik Kota Bandung agar ruangan kelas di tinggikan, pasalnya setiap musim hujan sekolah tersebut menjadi langganan banjir.
"Pengajuan 2022 dan mau dibangun 2024 waktu zaman Pak Oded, pas zaman Pak Yana dicoret, padahal mereka nggak tahu kondisi sekolah," ujarnya.
Nenden berharap, rencana pembangunan tahun ini tidak terdampak efisiensi anggaran yang dilakukan Pemkot Bandung.
"2025 sudah ada pengajuan, katanya Inyaallah 2025 ini bulan September mau dibangun dengan konstruksi naik ke atas, kelas 70 centimeter dan halaman 50 sentimeter, mudah-mudahan nggak ada efisiensi anggaran," harapnya.
Selain itu menurut Nenden, kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SDN 216 Sondariah sudah kembali. Menurutnya, warga sempat tidak mau menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut karena menjadi langganan banjir.
"2022 ada 178 karena mereka tidak percaya ke pihak sekolah dengan kondisi seperti ini, akhirnya sekarang alhamdulillah naik jadi 256 dan kepercayaan masyarakat kembali lagi dengan janji sekolah akan dibangun, sebelumnya kan lari ke sekolah lain karena sekolah kita kena banjir," pungkasnya.
(wip/mso)