Presiden Ukraina Zelensky Janji Rebut Kembali Wilayah Crimea dari Rusia

Berita Internasional

Presiden Ukraina Zelensky Janji Rebut Kembali Wilayah Crimea dari Rusia

Tim detikNews - detikSulsel
Rabu, 24 Agu 2022 11:58 WIB
Ukraines President Volodymyr Zelenskiy attends a joint news conference with Lithuanian President Gitanas Nauseda, as Russias attack on Ukraine continues, in Kyiv, Ukraine July 28, 2022. Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS
Foto: Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS
Kiev -

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjanji akan merebut kembali Crimea dari Rusia. Zelensky menyebut Crimea merupakan bagian wilayah kekuasaannya yang telah dicaplok Rusia sejak 2014 lalu.

Dilansir dari detikNews, upaya Zelensky untuk merebut Crimea merupakan langkah untuk membantu menegakkan kembali 'hukum dan ketertiban dunia'. Zelensky juga menuding Rusia telah telah mengubah Crimea menjadi 'zona bencana ekologis dan batu loncatan militer untuk agresinya'.

"Kami akan merebut kembali Crimea -- itu wilayah kami. Kami akan melakukan ini dengan cara apapun yang kami putuskan. Kami akan memutuskan ini sendiri, tanpa konsultasi dengan negara manapun di dunia," ujar Zelensky dalam konferensi internasional soal Crimea, Selasa (23/8) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan Zelensky itu disampaikan dalam sebuah forum dengan nama resmi Crimea Platform. Diketahui, forum tersebut memiliki misi untuk memulihkan integritas wilayah Ukraina dan mengakhiri pencaplokan Crimea oleh Rusia.

Zelensky menyebut, keinginannya untuk kembali mendapatkan kembali atas Semenanjung Crimea merupakan upaya 'langkah anti perang terbesar' yang dilakukan untuk melindungi negaranya.

ADVERTISEMENT

"Semuanya dimulai dengan Crimea, dan akan berakhir dengan Crimea," cetus Zelensky dalam pidato pembukaan Crimea Platform.

Dalam pidatonya itu, dia juga menyerukan kemenangan atas Rusia, Zelensky menegaskan bahwa: "Diperlukan untuk membebaskan Crimea dari pendudukan ... Ini akan menjadi kebangkitan hukum dan ketertiban dunia."

Zelensky menyebut sebanyak 60 negara dan organisasi internasional turut berpartisipasi dalam pertemuan puncak forum tersebut. Jumlah itu terdiri dari 40 presiden dan perdana menteri dari berbagai negara'.

Forum itu dihadiri oleh hampir semua pemimpin asing hadir secara virtual. Namun Presiden Polandia Andrzej Duda hadir secara langsung.

Dalam kesempatan itu, Andrzej mendorong para pemimpin global untuk tidak menutup mata terhadap kondisi yang digambarkan sebagai agresi Rusia. Dia juga menyatakan tidak mungkin untuk kembali ke bisnis seperti biasa dengan Moskow.

"Crimea adalah, tetap dan akan menjadi bagian dari Ukraina, sama seperti Gdansk bagian dari Polandia, Nice bagian dari Prancis, Cologne bagian dari Jerman, dan Rotterdam bagian dari Belanda," ucapnya.

Rusia sendiri saat ini belum menunjukkan tanda-tanda apapun akan meninggalkan Crimea. Bahkan, Crimea saat ini menjadi lokasi markas Armada Laut Hitam Moskow. Rusia bahkan menggunakan Semenanjung Crimea sebagai platform untuk melancarkan serangan rudal ke target-target Ukraina.

Sementara itu, otoritas Rusia membantah adanya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Crimea. Mereka berdalih referendum yang digelar usai pasukan Moskow merebut wilayah Crimea menunjukkan warga Crimea benar-benar ingin menjadi bagian dari Rusia. Namun, referendum itu rupanya tidak diakui oleh banyak negara.




(urw/nvl)

Hide Ads