Penularan PMK di Toraja Meningkat usai Aturan Lockdown Ternak Dilanggar

Penularan PMK di Toraja Meningkat usai Aturan Lockdown Ternak Dilanggar

Tim detikSulsel - detikSulsel
Kamis, 28 Jul 2022 09:29 WIB
Petugas mengambil sampel pemeriksaan kerbau suspek PMK di Toraja
Foto: Pemeriksaan kerbau suspek PMK. (Dok. Istimewa)
Tana Toraja -

Laju penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) meningkat imbas adanya pelanggaran aturan lockdown ternak. Kasus kerbau terjangkit positif PMK melonjak lantaran suplai keluar masuk ternak masih terjadi.

Dokter hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Tana Toraja, drh Lerin mengungkap, penularan virus PMK sulit ditekan jika suplai keluar masuk ternak tidak terkendali. NAmun saat ini suplai ternak yang datang dan masuk ke Tana Toraja justru tidak terbendung.

"Ada kerbau dari Toraja Utara yang menyusup lewati jalan tikus masuk ke Tana Toraja, itu yang membuat kasus PMK kami bertambah," ungkap Lerin saat dikonfirmasi detikSulsel, Rabu (27/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari data Dinas Pertanian dan Peternakan Tana Toraja dilaporkan, saat ini ada 51 kerbau terkonfirmasi PMK. Kenaikannya signifikan dimana sebelumnya dilaporkan ada 28 kerbau positif PMK dari data sejak 11 Juli lalu.

"Kasus PMK bertambah lagi, itu sudah 51 kerbau positif. Padahal kemarin kita itu sudah stuck di angka 28," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Peningkatan kasus PMK ini dipicu karena akses keluar masuk ternak masih terjadi. Mobilitas ternak yang dibawa pedagang meningkatkan risiko penularan PMK.

"Ini kan Tana Toraja dengan Toraja Utara banyak jalan tikusnya di desa-desa," beber Lerin.

Penjagaan di perbatasan antarkabupaten dibobol. Pasalnya peternak mencari akses jalan lain untuk menghindari petugas hingga ternak masih bebas keluar masuk antarwilayah.

"Jadi mereka lewat sana (jalan lain) untuk hindari petugas di perbatasan," sambung Lerin.

31 Kerbau PMK Sembuh Secara Klinis

Dokter hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Tana Toraja, drh Lerin beralasan meski kasus positif PMK meningkat, angka kesembuhannya pun tinggi. Dari 51 kerbau PMK, ada 31 di antaranya sembuh secara klinis.

"31 kerbau di antaranya itu sudah dinyatakan sembuh secara klinis, tidak ada lagi gejala, dan saat ini juga belum ada kematian," ujar Lerin.

Metode pemberian ramuan herbal dikatakan jadi salah satu metode mendorong percepatan penyembuhan. Hal ini diiringi dengan sejumlah terapi kepada kerbau PMK.

"Beberapa terapi yang dilakukan di antaranya terapi injeksi, pemberian vitamin secara berkala, dan desinfeksi untuk menghilangkan mikroorganisme patogen terhadap kerbau," imbuhnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Ternak Sembuh Bisa Jadi Pembawa Virus

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Sulsel drh Nurlina Saking menekankan, ternak yang sembuh dari PMK bukan berarti virus PMK di dalam tubuhnya hilang. Ternak yang sembuh berpotensi menjadi carrier atau pembawa virus yang bisa menularkan ke sapi sehat lainnya.

"Ternak yang sembuh itu tetap akan menjadi bisa menularkan virus PMK itu selama 2 tahun," ungkap Nurlina.

Salah satu solusi terbaik untuk mencegah penularan dengan mengupayakan vaksinasi PMK yang bisa memberikan kekebalan kepada ternak. Pelaksanaan vaksinasi PMK di Sulsel dilakukan bertahap.

"Nah yang harus dilakukan adalah melakukan vaksinasi kepada ternak, agar kekebalan tubuh terbentuk dan tidak tertular virus," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sar/asm)

Hide Ads