"Kita masuk zona merah. Sekarang sudah ada 7 ekor sapi yang terkonfirmasi PMK, penularannya sangat pesat karena pada tanggal 15 Juli kemarin kita dapat kasus pertama, sekarang sudah ada 7 ekor," kata Kadis Peternakan Enrekang Muh Alwi kepada detikSulsel, Selasa (26/7/2022).
Alwi mengatakan Pemkab Enrekang saat ini sudah mengeluarkan surat edaran (SE) lockdown lalu lintas hewan ternak. Dia mengatakan pihaknya akan mendirikan beberapa posko untuk mencegat adanya hewan ternak masuk di Enrekang.
"Kita lockdown lalu lintas hewan. Tim satgas dari unsur TNI Polri akan bersiaga di perbatasan untuk melakukan pencegatan ternak ini jadi tidak ada masuk ataupun keluar," ujarnya.
Secara keseluruhan, populasi sapi termasuk jenis sapi perah di Enrekang sebanyak 54 ribu ekor. Ini juga menjadikan Kabupaten Enrekang memiliki populasi sapi perah terbanyak di Sulsel.
Menurut Alwi, penyebaran PMK di Enrekang membuat sapi perah terancam terinfeksi. Dia mengatakan pihaknya akan melakukan pemusnahan hewan ternak yang positif atau dipotong bersyarat dengan kompensasi Rp 10 juta untuk peternak.
"Kita terbanyak sapi perah di Sulsel. PMK tentu akan mengancam sapi perah ini. Jadi kami mengusahakan 7 sapi yang lebih dulu positif PMK akan dipotong bersyarat dengan memberikan kompensasi Rp 10 juta kepada peternak. Lebih baik kita musnahkan 7 sapi PMK demi menyelamatkan 54 ribu populasi sapi kita," ucapnya.
Alwi juga mengungkapkan, baru-baru ini Enrekang menerima 1.000 dosis vaksin PMK dari Dinas Peternakan Sulsel. Jumlah itu tentunya belum mencukupi melihat populasi sapi di Enrekang cukup banyak.
"Baru seribu dosis, pastinya belum cukup. Makanya kami akan buat lagi permintaan vaksin sebanyak 5.000 dosis ke provinsi, karena kita akan utamakan untuk sapi perah juga," ungkap Alwi.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Sulsel, drh Nurlina Saking mengusahakan akan memberikan vaksin kepada Kabupaten Enrekang. Namun, pihaknya mengaku pihaknya saat ini masih menunggu vaksin dari Australia.
"Insyaallah kita akan usaha berikan vaksin apalagi untuk sapi perah. Nanti kalau vaksin datang dari Australia, karena sementara ini masih berproses juga," tandasnya.
(hmw/sar)