Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam aksi keji teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang membunuh 10 warga sipil di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua. Dari 10 korban meninggal, ada 2 di antaranya merupakan tokoh agama yang wafat usai ditembak.
"Saya sebagai tokoh agama mengecam tindakan KKB Nduga yang tidak berprikemanusiaan hingga menewaskan masyarakat sipil bahkan tokoh agama," ucap Ketua MUI Papua KH Syaiful Islam Al Payage dalam keterangannya, Senin (18/7/2022).
Pihaknya mengaku miris atas adanya insiden ini. Peristiwa pembantaian KKB tersebut mengancam perdamaian dan keamanan negara.
"Keamanan adalah di atas segala-galanya, kalau tidak aman tentu kita tidak bisa beraktivitas dengan maksimal, tidak bisa berkantor, beribadah juga tidak bisa berusaha," paparnya.
MUI Papua berharap insiden penembakan KKB ini menjadi kejadian yang terakhir. Masyarakat di tanah Papua berhak mendapat penghidupan yang layak, tenang, dan damai.
"Saya harap tragedi di Kabupaten Nduga ini yang membuat 10 orang meninggal dunia menjadi yang terakhir. Jangan lagi masyarakat kecil yang mencari nafkah di Tanah Papua ini menjadi korban sia-sia," ucapnya.
Pemerintah pun berkewajiban melindungi dan menjaga keamanan warga. Menurutnya penyerangan KKB harus menjadi perhatian penuh untuk ditindaklanjuti.
"Mari kita duduk bersama memikirkan hal ini, dan menemukan solusi yang tepat agar terlahir kenyamanan, keamanan yang abadi di Tanah Papua," tutur Syaiful.
Sebagai bentuk keseriusan pemerintah terhadap persoalan ini, para pelaku teroris KKB harus segera ditangkap. Untuk kemudian segera diproses hukum sesuai aturan yang berlaku.
"Siapa yang melakukan tragedi ini agar diproses secara hukum sehingga hukum di negeri ini bisa ditegakkan," tegasnya.
Sembari aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus ini, MUI Papua juga mengimbau masyarakat tidak terprovokasi atas aksi keji teroris KKB di Papua. Segala informasi yang beredar, apalagi hoaks sekaitan peristiwa ini harus difilter dengan baik.
"Nilai-nilai kemanusiaan adalah hal yang paling penting jangan ada lagi kekerasan kepada masyarakat," pungkas Syaiful.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
(sar/asm)