Aksi vandalisme menimpa benda peninggalan sejarah di kawasan cagar budaya Benteng Keraton Buton di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra). Sejumlah meriam di lokasi tersebut dicoret-coret ulah tangan jahil orang tak dikenal.
Sejumlah meriam bersejarah di kawasan cagar budaya tersebut tampak dipenuhi cat putih. Aksi vandalisme yang diketahui terjadi pada Minggu (12/6) ini tengah diselidiki polisi untuk mengungkap pelakunya.
"Itu (penyelidikan) tetap kami lakukan sebagai salah satu upaya atau langkah-langkah kami (mengungkap pelaku)," tutur Kapolres Baubau AKBP Erwin Pratomo saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (16/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya mengaku masih mengumpulkan bahan keterangan terkait vandalisme meriam Buton itu. Sejumlah saksi di sekitar lokasi sudah dimintai keterangan.
"Baru sebatas saksi di sekitar TKP saja, masih minim saksi juga," ungkap dia.
Kendati demikian Erwin menuturkan, aksi vandalisme pelaku membuatnya terancam dijerat sanksi pidana hukuman penjara 15 tahun. Sebagaimana diatur dalam UU Nomor 11 Tahun 2010.
"UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dasar kami," katanya.
Aksi Vandalisme Meriam Buton gegara Kurang Edukasi
Budayawan Buton La Ode Alirman menilai ulah tangan jahil yang mencoret meriam di Benteng Keraton Buton karena kurangnya edukasi. Terduga pelaku dianggap tak paham nilai budaya dan sejarah daerah.
"Itu meriam dicoret-coret, mereka generasi yang kurang paham pentingnya nilai budaya," tegas Alirman saat dihubungi, Rabu (15/6).
Namun dirinya enggan menyalahkan terduga pelaku sepenuhnya. Aksi vandalisme meriam di Benteng Keraton Buton juga harus menjadi evaluasi pemerintah.
"Kemungkinan dari pemerintah sosialisasi soal undang-undang cagar budaya itu belum atau kurang diperhatikan," tandas dia.
Sementara Co-Founder Indonesian Heritage Forum Rendra Manaba menduga aksi vandalisme itu bagian dari bentuk kekecewaan masyarakat. Padahal selama ini dia beranggapan warga di Baubau dikenal menjaga situs bersejarahnya.
"Yang mengherankan kejadian ini setelah ada kegiatan HUT Sultra di Kota Baubau yang mewah dan megah, di sana ada kegiatan napak tilas Oputa Yi Koo, tiba-tiba ada aksi vandalisme seperti itu. Selama ini masyarakat Buton sangat menghargai itu (aset bersejarah)," papar dia saat dikonfirmasi terpisah.
Sayembara Pencarian Pelaku Vandalisme Meriam Buton
Sebelumnya seorang komedian asal Tanah Buton Arie Kriting turut mengecam aksi vandalisme ini. Dia bahkan menggelar sayembara berhadiah Rp 5 juta bagi yang menemukan pelaku.
"Buat pelaku juga kalau mau bertanggung jawab, menyesali perbuatannya, dan berjanji turut serta menjaga warisan Nenek Moyang kita, bisa DM saya atau hubungi kontak yang tertera. Kita upayakan untuk bisa rekonsiliasi," tulis Arie Kriting lewat akun instagramnya @arie_kriting, Rabu (15/6).
Belakangan Arie Kriting kembali mengunggah postingan yang menyebutkan pelaku sudah ditemukan. Terduga pelaku disebut masih berusia di bawah umur.
"Pelakunya masih anak-anak di bawah umur, sehingga kami tidak akan memberikan detail dan identitas pelaku. Menurut saya, mungkin melalui tangan anak-anak ini, kita diingatkan untuk lebih memperhatikan warisan budaya dan sejarah bangsa kita," tulis @arie_kriting dalam postingannya, Kamis (16/6).
(sar/hmw)