Tanah Bangkalae Bone Berbalut Kandaure Toraja Disatukan ke Kendi Nusantara

Tanah Bangkalae Bone Berbalut Kandaure Toraja Disatukan ke Kendi Nusantara

Taufik Hasyim - detikSulsel
Senin, 14 Mar 2022 21:57 WIB
Presiden Joko Widodo menerima air dan tanah dari Sulsel untuk dimasukkan ke Kendi Nusantara.
Presiden Joko Widodo menerima air dan tanah dari Sulsel untuk dimasukkan ke Kendi Nusantara. Foto: (dok. istimewa)
Makassar -

Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menyerahkan sampel tanah Bangkalae Kabupaten Bone dan air dari Masjid Tua Katangka Kabupaten Gowa kepada Presiden Joko Widodo di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim). Sampel yang berbalut hiasan Kandaure Toraja kemudian disatukan ke Kendi Nusantara.

"Sampel tanah dan air dari Sulsel yang dibawa pak Gubernur itu berbalut Kandaure, hiasan manik-manik khas Toraja," ungkap Kadis Kominfo Sulsel, Amson Padolo kepada detikSulsel, Senin (14/3/2022).

Amson yang juga putra Toraja ini menambahkan penggunaan Kandaure punya filosofi. Kandaure adalah hiasan manik-manik yang disusun menjadi suatu motif. Dipasangkan pada bagian dada, pinggang, serta lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kandaure memiliki makna berupa keturunan yang hidup dengan penuh kebahagiaan bagai cahaya bagi kehidupan," bebernya.

Sebelumnya Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengambil tanah dari situs Bangkalae, Kabupaten Bone dan air dari salah satu masjid tertua di Indonesia, masjid Al Hilal Katangka Kabupaten Gowa. Sampel tanah dan air ini akan dikirim ke IKN Nusantara di Kaltim.

ADVERTISEMENT

"Kalau tanah itu dari tanah Bangkalae di Bone, kemudian kalau airnya dari sumur Masjid Tua Katangka di Gowa," ungkap Amson, Minggu (13/3).

Amson menambahkan ada filosofi dari sampel tanah dan air yang diambil dari dua lokasi ini. Sampel tanah dari Bangkalae, Kabupaten Bone ini karena Tanah Bangkalae merupakan suatu tempat dipersatukannya tiga tanah yang secara adat didatangkan dari tiga Kerajaan Besar di Sulawesi yaitu Kerajaan Bone, Kerajaan Luwu, dan Kerajaan Gowa.

"Setelah dipadukan ketiga tanah tersebut serta merta berubah menjadi warna kemerah-merahan dalam bahasa Bugis disebut Tanah Bangkalae," bebernya.

Sementara air ini diambil dari salah satu masjid tertua. Air dari Sumur Mesjid Al Hilal Katangka Kabupaten Gowa yang dibangun pada tahun 1603 dan merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Mesjid menyimpan kisah masa lampau kerajaan Islam di Gowa, yang didirikan pada masa pemerintahan Raja Gowa XIV Sultan Alauddin atau I Manggarangi Daeng Manrabbia, pada abad XVII.

"Jadi ada filosofinya. Ini nanti digabung air-tanah dari 33 gubernur dalam Kendi Nusantara di IKN," tukasnya.

Dikutip dari detiknews, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatukan tanah dan air yang dibawa para gubernur dari masing-masing provinsi di IKN Nusantara. Jokowi mengatakan prosesi itu sebagai bentuk kebinekaan dan persatuan dalam membangun Nusantara.

"Kita tahu baru saja tadi, tanah dan air yang dibawa oleh 34 gubernur telah kita satukan di tempat yang akan menjadi lokasi ibu kota Nusantara dan saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para gubernur. Ini merupakan bentuk dari kebinekaan kita dan persatuan yang kuat di antara kita dalam rangka membangun ibu kota Nusantara ini," kata Jokowi dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (14/3).

Jokowi menekankan pentingnya kerja sama dari semua pihak dalam membangun IKN Nusantara. Dia menyampaikan terima kasih atas dukungan dari sejumlah lembaga.

"Kolaborasi antara pemerintah pusat pemerintah daerah TNI, Polri, swasta dan seluruh masyarakat dalam mendukung pembangunan ibu kota negara ini akan sangat membantu agar apa yang kita cita-citakan ini bisa segera terwujud," ujar Jokowi.




(tau/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads