Kayakoy merupakan salah satu kota mati yang terkenal di dunia. Dahulu kota ini dihuni oleh ribuan jiwa, tapi sudah hampir seabad kota ini sunyi karena ditinggal penduduknya.
Kota kecil Kayakoy terletak di Provinsi Mugla, bagian barat daya Turki. Jaraknya sekitar 780 kilometer dari kota Istanbul atau sekitar 10 jam perjalanan mengendarai mobil.
Kayakoy sebenarnya adalah kota yang indah karena menawarkan pemandangan alam memukau. Terletak di perbukitan, penduduk Kayakoy bisa menghirup udara segar di pagi hari sambil menikmati pepohonan hijau.
Selain itu, warga Kayakoy juga bisa menikmati keindahan Laut Aegea yang biru. Menjelang sore, penduduk dapat menikmati pemandangan sunset dari atas rumahnya.
Dilansir CNN, Kamis (20/11/2025), dahulu ada ratusan rumah penduduk yang dibangun di Kayakoy. Selain itu, terdapat juga sejumlah sekolah dan dua gereja yang terkenal, yakni Gereja Panayia Pirgiotissa dan Gereja Agios Konstantinos.
Bangunan di kota Kayakoy terbuat dari material batu kapur lokal, mortar tanah liat, dan kayu. Penggunaan bahan material tersebut membuat banyak bangunan masih berdiri, walau sebagian lainnya sudah rusak akibat faktor alam.
Desain bangunannya juga sederhana dan menyesuaikan kontur perbukitan yang menaik dan menurun. Umumnya rumah yang dibangun terdiri dari 1 lantai, tapi ada juga yang 2 lantai.
Sementara itu, dua gereja besar di Kayakoy mengusung gaya arsitektur Yunani kuno. Fasadnya memiliki lengkungan tinggi, lalu terdapat kubah dan menara bel berukuran kecil. Dua gereja itu tampak lebih estetik dan megah dibandingkan bangunan lainnya.
Meski bangunan rumahnya tampak sederhana, tapi karena berada di perbukitan membuatnya jadi terlihat spesial. Keunikan lain dari bangunan di Kayakoy adalah penggunaan cat biru pada eksteriornya.
Penggunaan warna biru untuk cat tembok rumah bukan tanpa alasan. Soalnya, warga setempat percaya jika kelir ini dapat mencegah hewan liar seperti ular atau kalajengking masuk ke dalam rumah.
Kayakoy seharusnya menjadi kota yang wajib dikunjungi turis karena menawarkan keindahan dan pengalaman seru. Namun, keindahan Kayakoy sudah sirna sejak 100 tahun lalu.
Awalnya penduduk Kayakoy hidup dengan damai dan saling berdampingan antara umat muslim Turki dan kristen ortodoks Yunani. Namun, kedamaian itu perlahan mulai luntur gara-gara Perang Yunani-Turki pada 1922.
Pasca perang, kedua negara sepakat untuk saling melakukan pertukaran penduduk. Warga muslim Turki yang tinggal di Kavala (kini merupakan wilayah Makedonia dan Trakia di Yunani) dipulangkan ke Turki. Begitupun sebaliknya, warga kristen ortodoks di Turki juga dipulangkan ke Yunani.
Sayangnya, para pendatang muslim dari Yunani merasa kurang puas dengan rumah baru mereka di Kayakoy. Usut punya usut, mereka tidak suka dengan dinding rumah yang dicat biru sehingga memilih untuk tinggal di kota lain.
Angka populasi di Kayakoy langsung anjlok karena ditinggal penduduknya. Nahas, kota kecil nan indah itu semakin ditinggalkan pasca dilanda bencana alam. Gempa bumi dan badai yang menghantam Kayakoy membuat banyak orang memilih pindah ke kota lebih aman.
Bencana alam paling parah terjadi pada 1957. Gempa bumi bermagnitudo 7,1 menghantam Turki dan menghancurkan banyak bangunan, salah satunya di kota Kayakoy.
Hampir seluruh bangunan di Kayakoy seperti rumah, gereja, hingga sekolah rusak parah akibat gempa bumi. Bahkan, ada beberapa bangunan yang rata dengan tanah.
Pasca gempa bumi, seluruh penduduk Kayakoy mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sejak saat itu, kota ini tak pernah dikunjungi lagi karena banyak bangunan yang sudah rusak parah.
Kini, sebagian besar bangunan di Kayakoy mengalami kerusakan sedang hingga berat. Bahkan, hampir seluruh bangunan sudah tidak dilengkapi dengan atap karena rusak akibat faktor cuaca.
Dinding bangunan juga banyak dimakan lumut dan akar pepohonan karena dibiarkan terbengkalai selama hampir seabad. Alhasil, rumah-rumah di Kayakoy jadi tampak hijau apabila dilihat dari atas.
Salah satu gereja tua di Kayakoy kini kondisinya sangat memprihatinkan. Dindingnya sudah banyak yang hancur dan atapnya sudah roboh, tapi masih tersisa plester merah muda yang sudah memudar.
Ada juga reruntuhan gedung sekolah besar di Kayakoy yang menawarkan pemandangan rumah-rumah warga, bukit yang hijau, dan laut biru. Sayangnya, bangunan itu ditutup karena kondisinya sangat bobrok.
Walau telah menjadi kota mati, kini Kayakoy berubah menjadi destinasi wisata di Turki. Sayangnya, tak ada yang tahu pasti apakah kota ini dibiarkan mati akau direnovasi total agar bisa dihuni kembali.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(ilf/das)