Dulu Kota Surga Tepi Pantai, Kini Mati gegara Perang

Jejak Hidup di Kota Mati

Dulu Kota Surga Tepi Pantai, Kini Mati gegara Perang

aqi - detikProperti
Kamis, 13 Nov 2025 16:15 WIB
Kota Varosha di Pulau Siprus yang kini jadi kota mati
Kota Varosha di Pulau Siprus yang kini jadi kota mati. Foto: Vasia Markides via BBC
Jakarta -

Kota Varosha di Pulau Siprus dulunya merupakan surga tepi pantai yang menawarkan keindahan alam sekaligus gemerlap kemewahan kota yang tidak akan ditemukan di tempat lain.

Namun, gemerlap kota surga tersebut musnah setelah adanya invasi Turki pada tahun 1974. Invasi tersebut merupakan puncak dari perselisihan antar etnis yang telah terjadi cukup lama.

Dilansir BBC, Kota Varosha yang penuh dengan resort mewah tersebut, dahulunya ditempati oleh 2 etnis berbeda yakni Siprus Turki dan Siprus Yunani. Keduanya dapat hidup berdampingan selama Pulau Siprus diduduki oleh Inggris. Sayangnya, setelah negara tersebut merdeka sekitar 1960-an perselisihan semakin terang-terangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perselisihan dimulai ketika warga Siprus Yunani menginginkan Pulau Siprus bergabung dengan kedaulatan Yunani. Ide ini ditentang keras oleh warga Siprus Turki yang selama ini dilindungi oleh pemerintahan Turki. Ketika mimpi Siprus Yunani menjadikan Pulau Siprus bergabung dengan Yunani semakin dekat, militer Turki datang ke Pulau Siprus untuk melindungi warganya.

Setelah ada invasi tersebut bagian Siprus Utara dikuasai oleh Siprus Turki. Sementara itu, Siprus Selatan diduduki oleh Siprus Yunani. Kota Varosha masuk berada di antara Famagusta, kota terbesar ketiga di Siprus Utara dan Deryneia di selatan. Jika berkunjung ke kota ini bisa dilihat ada area yang tertutup dan terbengkalai dan ada pula yang masih bisa dikunjungi.

ADVERTISEMENT
Kota Varosha di Pulau Siprus yang kini jadi kota matiKota Varosha di Pulau Siprus yang kini jadi kota mati Foto: via BBC

Invasi tersebut membuat penduduk asli di Kota Varosha mengungsi. Kondisi pada saat itu sangat kacau dan mereka hanya memiliki waktu sedikit untuk angkat kaki dari kampung halaman. Bahkan ada yang bercerita lupa mematikan kompor atau membawa barang berharga saat evakuasi besar-besaran tersebut terjadi.

Kebanyakan penduduk yang mengungsi adalah warga Siprus Yunani. Mereka mengira bahwa invasi tersebut hanya bertahan beberapa hari saja, tetapi hingga 2025 atau setelah 51 tahun perselisihan di Pulau Siprus belum juga menemukan titik terang. Setelah invasi tersebut kota Varosha mendapat julukan sebagai kota mati.

Hotel-hotel mewah yang dulunya jadi destinasi orang kaya Eropa bahkan pernah didatangi oleh tokoh terkenal seperti Marilyn Monroe dan Elizabeth Taylor tersebut sudah banyak yang rusak, terbengkalai, dan dipenuhi semak belukar. Pemandangan di rumah-rumah warga juga tak jauh berbeda.

Kota Varosha bahkan tidak bisa dimasuki oleh siapa pun selain militer Turki sebelum 2020. Terdapat banyak pagar pembatas berduri dipasang di sepanjang garis pantai di perbatasan antara utara dan selatan hingga ke depan rumah-rumah yang sudah ditinggalkan warga.

Dalam 50 tahun belakangan ini sudah banyak upaya dilakukan untuk mengembalikan Pulau Siprus termasuk Kota Varosha untuk dapat hidup seperti sedia kala. Bahkan pertemuan yang diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sudah beberapa terjadi. Namun, hingga saat ini belum ada jalan keluar yang disepakati oleh kedua belah etnis.

Varosha menjadi bagian dari teka-teki yang belum terpecahkan. Statusnya sebagai zona militer menghalangi warga Siprus Yunani dan pemilik properti internasional lainnya untuk menggugat pendudukan dan menuntut kompensasi.

Dilansir DW, area Siprus Utara sudah dibuka untuk umum dan pariwisata pada 2020, meskipun tidak semua wilayah mendapatkan akses. Membuka kota ini untuk investasi dan pembangunan sebenarnya dinilai sebagai tindakan illegal karena properti dan tanah di sana bukan milik militer Turki. Sebab, warga Siprus Turki tidak sebanyak Siprus Yunani di sana. Selain itu, rencana membuka kota tersebut juga bertentangan dengan keputusan Dewan Keamanan PBB terkait kota tersebut.

Hingga saat ini, pembicaraan diplomatis untuk mencari jalan keluar masih terus dilakukan. Terakhir PBB telah mencoba membuka pertemuan di Jenewa dari tanggal 17-18 Maret, menurut laporan Reuters.

Kedua belah pihak tetap pada pendirian masing-masing. Siprus Yunani menginginkan persatuan federal dua zona etnis. Sementara, Siprus Turki menginginkan pengakuan atas wilayah utara untuk memisahkan diri.




(aqi/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads