Burj Al Babas merupakan salah satu perumahan mewah yang dulu digadang-gadang akan menjadi kawasan elite di Eropa. Hal itu bisa terlihat dari pembangunan yang masif dan desain rumahnya yang bak istana di negeri dongeng.
Perumahan mewah ini berlokasi di Mudurnu, sebuah kota kecil di Provinsi Bolu, Turki. Lokasinya yang berdekatan dengan Laut Hitam dan di tengah lembah yang indah membuat kompleks Burj Al Babas memiliki daya tarik tersendiri.
Dilansir situs New York Times, Burj Al Babas digagas oleh Sarot Properties Group, salah satu developer ternama di Turki yang fokus membangun hotel mewah. Sebelumnya, pihak Sarot Group telah membangun dua hotel mewah di dekat Mudurnu.
Tak cukup sampai di situ, pengembang properti ini ingin membangun perumahan mewah yang dikelilingi oleh hutan dan lembah yang indah. Gagasan tersebut yang akhirnya menciptakan Burj Al Babas.
Inspirasi rumah mewah tersebut datang dari bangunan-bangunan penting di kota Istanbul, menara Galata bergaya Italia, dan Menara Maiden yang bergaya abad pertengahan. Lalu, semua konsep itu dikombinasikan dengan arsitektur Inggris dan Amerika.
Hasilnya adalah desain rumah bak istana di film-film Disney yang terlihat mewah dan megah. Atap rumahnya bergaya Gotik yang dilapisi cat abu-abu muda. Lalu terdapat menara pada salah satu sudut rumah lengkap dengan balkon, jendela besar, dan atap kerucut.
Rumah mewah tersebut juga memiliki fasilitas yang lengkap. Pada setiap rumah terdapat pemanas bawah lantai dan jacuzzi. Untuk tipe rumah paling tinggi terdapat kolam renang dalam ruangan.
Perumahan mewah ini sengaja dibangun di sepanjang aliran sumber air panas. Dengan begitu, para penghuninya bisa memanfaatkan air panas alami sepanjang waktu.
"Air panasnya bisa diminum dan terapi uap, ini merupakan air panas dengan kualitas wahid di dunia," kata Wakil Ketua Sarot Properties Group Mezher Yerdelen pada 2019.
Bahkan, Yerdelen juga berkelakar kalau air panas tersebut dapat diminum dan berkhasiat bagi kesehatan, seperti menyembuhkan sakit perut dan batu ginjal. Jika berendam air panas maka bisa menyembuhkan masalah kulit dan rematik.
Tak sekadar membangun rumah, pihak Sarot Group rencananya akan membangun kota mandiri lengkap dengan pusat perbelanjaan yang besar. Lalu, akan dibuat danau buatan dan taman yang indah. Semua itu dibangun di atas lahan seluas 250 hektare.
Proyek Burj Al Babas yang Penuh Kontroversi
Sayangnya, proyek perumahan mewah Burj Al Babas penuh kontroversi. Sejak pertama kali dibangun pada 2014 sudah mendapat kritik tajam dari warga setempat.
Menurut laporan media lokal Turki Hurriyet, pembangunan kompleks rumah mewah itu menimbulkan kemarahan publik di media sosial. Sebab, desain rumah ala istana Disney itu sangat kontras dengan rumah-rumah penduduk sekitar.
Salah satu yang menentang desain rumah Burj Al Babas adalah Ketua Perencana Tata Kota Turki saat itu, Orhan Sarialtun. Ia menyebut desain arsitektur rumah mewah tersebut tidak selaras dengan arsitektur rumah tradisional di Mudurnu.
Tak hanya itu, Orhan menilai konsep pembangunan rumah mewah Burj Al Babas sangat berisiko merusak lingkungan. Soalnya, di sekitar perumahan terdapat hutan yang dilindungi negara.
Mudurnu juga masuk ke dalam Daftar Sementara Situs Warisan Dunia UNESCO 2015. Kota ini terkenal akan keindahan hutan pinus, mata air panas, serta pemandangan bersejarah, termasuk Masjid Sultan yang dibangun pada abad ke-14 sampai 16.
Lain halnya dengan Wali Kota Mudurnu saat itu, Mehmet Inegol. Ia justru mendukung penuh pembangunan Burj Al Babas dan mengatakan secara tegas jika proyek ini telah mematuhi semua aturan yang berlaku di Turki.
"Tidak ada satu pohon pun yang ditebang untuk pembangunan ini. Malahan, para investor memilih lembah ini karena hutannya yang indah," ujar Inegol.
Burj Al Babas yang Kini Jadi Kota Mati
Meski mendapat kritik, proyek Burj Al Babas tetap dilanjutkan. Pembangunan dimulai pada 2014 dan diprediksi akan selesai 2018. Sebanyak 2.500 tukang dikerahkan untuk membangun perumahan mewah dalam waktu empat tahun saja.
Sayangnya, proyek megah ini tiba-tiba berhenti. Dari total 732 unit rumah yang dibangun, hanya 587 unit saja yang sudah jadi. Sisanya masih dalam bentuk fondasi atau sudah setengah jadi.
Dikutip dari Bloomberg, developer perumahan mewah itu terlilit utang hingga mencapai US$ 27 juta. Pengadilan setempat memutuskan Sarot Properties Group dijatuhi putusan bangkrut pada November 2018.
Selain itu, resesi yang melanda Turki pada 2018 turut berdampak pada kondisi keuangan Sarot Group sehingga kesulitan untuk menyelesaikan proyek Burj Al Babas.
"Penjualan rumah kami merosot. Beberapa penjualan telah dibatalkan. Sejumlah konsumen lainnya bahkan menghentikan pembayaran," ujar Yerdelen pada 2019.
Pihak Sarot Group sempat pede jika masalah ini dapat teratasi dalam waktu cepat. Bahkan, mereka yakin proyek Burj Al Babas bisa selesai meski molor dari waktu yang ditentukan.
Namun, pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada 2020 membuat keuangan Sarot Group semakin goyah. Kini, Burj Al Babas dibiarkan terlantar dan tak tahu kapan akan dibangun kembali.
(ilf/das)