Villa Isola: Gedung Setengah Juta Gulden Warisan Raja Media Kelahiran Jogja

Villa Isola: Gedung Setengah Juta Gulden Warisan Raja Media Kelahiran Jogja

Zulfi Suhendra - detikProperti
Rabu, 04 Jun 2025 12:45 WIB
Villa Isola Sekarang
Gedung Isola sekarang/Foto: Muhammad Fariz At Thariqi
Jakarta -

Zaman kolonial Belanda di Indonesia menyisakan banyak bangunan-bangunan tua yang masih kokoh berdiri. Beberapa sudah beralih fungsi, namun masih ada juga yang tetap terjaga fungsi dan keutuhannya.

Bandung, bisa dibilang salah satu kota favorit tempat para orang Belanda tinggal. Tata kota yang baik dan hawa yang sejuk membuat Belanda menamai Bandung: Paris Van Java. Nama itu masih membekas hingga saat ini.

Tak heran juga, banyak ditemui rumah dan bangunan kuno zaman peninggalan penjajahan di kota berjuluk kota kembang ini. Berjarak kurang lebih 10 kilometer dari pusat kota Alun-alun Bandung ke arah utara, di dalam kompleks Universitas Pendidikan Indonesia, berdiri sebuah bangunan ikonik nan bersejarah peninggalan orang kaya pada masa itu. Bangunan itu dikenal dengan nama Villa Isola.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Villa Isola adalah gedung bergaya art deco yang dulu dimiliki oleh Dominique Willem Berretty. Pria kelahiran Yogyakarta dari ayah Italia dan ibu bersuku Jawa ini membangun Villa Isola pada Oktober 1932. Hanya butuh waktu 6 bulan pembangunan, Villa Isola selesai pada Maret 1933 dan peresmiannya digelar pada Desember 1933.

Berdasarkan info yang diberitakan surat kabar Preanger Bode yang terbit pada 18 Desember 1933, Berretty dan istrinya mengundang banyak tamu ke acara peresmian villa tersebut. Kebanyakan dari tamu yang datang adalah dari kolega Berretty dari kalangan media. Tak heran, Berretty pada masa itu adalah salah satu jurnalis yang paling tersohor.

ADVERTISEMENT

Sedikit cerita, Berretty memulai kariernya sebagai seorang wartawan pada 1910 di Bataviaasch Nieuwsblad. Pada saat distribusi berita masih lamban karena dikirim lewat kabel telegraf ke Hindia Belanda, Berretty mendirikan Algemeen Nieuws- en Telegraaf-Agentschap, atau singkatnya ANETA, pada tahun 1917. Lewat ANETA, Berretty mampu menyampaikan informasi jauh lebih cepat daripada pesaingnya. Hal itu berkat pengetahuannya tentang koneksi telegraf dunia dan penggunaan koresponden.

Berretty berpose menggunakan setelan jas Collection)Berretty berpose menggunakan setelan jas Collection) Foto: Delpher.nl

Pada musim semi tahun 1919, Berretty mengambil alih dua surat kabar pesaing di Hindia Timur. Namun, perjalanan karier Berretty tidak berjalan mulus. Pada tahun 1930, ada penyelidikan atas monopoli informasi yang dilakukan Berrettty dan ditemukan "penyalahgunaan kekuasaan". Hal ini merusak citra Berrettty secara serius.

Peristiwa ini membuat Berretty ingin menenangkan diri. Pada periode ini juga dia beride untuk membangun Villa Isola, rumah paling modern di Hindia Belanda dengan biaya setengah juta gulden. Rumah itu dirancang oleh arsitek C.P. Wolff Schoemaker, yang terkadang disebut Frank Lloyd Wright dari Hindia Belanda.

Nama Isola pun konon diambil dari falsafat Berretty menempati vila tersebut yaitu M Isollo E Vivo yang artinya "saya mengasingkan diri dan saya bertahan hidup".

Villa Isola sekitar tahun 1934-anVilla Isola sekitar tahun 1934-an Foto: Leiden Digital Collections

Sayangnya, Berretty tak lama menempati vila tersebut. Saat melakukan tugas ke Irak pada 20 Desember 1934 pesawat yang ditumpangi Berretty jatuh dan dia tewas pada peristiwa itu. Beruntung, Jenazah Berrety langsung ditemukan dan dikuburkan di Baghdad.

Ada banyak rumor-rumor mengenai kematian Berretty. Konon, pesawat tersebut jatuh karena ditembak oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Cornelis de Jonge. Dia menembak pesawat tersebut karena Berretty dianggap sebagai mata-mata Jepang.

De Jonge juga disebut tidak suka dengan monopoli yang dijalankan Berretty di ANETA. Rumornya lagi, Berretty pernah menjalin hubungan asmara dengan anak de Jonge sebelum akhirnya kandas, karena tidak direstui oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda itu.

Namun rumor-rumor itu dibantah oleh Rahmat Kurnia, penulis buku Villa Isola, Yang Bertahan Bersama Waktu. Dari hasil risetnya, rumor-rumor tak berdasar.

"Tidak ada fakta yang mendukung ke arah sana (pesawat ditembak). Berdasarkan penyelidikan, tidak ada bukti pesawat ditembak. Pembuktiannya adalah pesawat itu kecelakaan kemungkinan besar terkena petir karena pada saat itu sedang badai. Orang memang berasumsi dia (Berretty) mata-mata Jepang. (soal rumor hubungan dengan anak de Jonge), bisa dipastikan itu mah gosip karena tidak ada buktinya," tegas Rahmat Kurnia.

Setelah Berretty tewas, Villa Isola ditempati oleh istri terakhir Berretty, Coquita dan anak-anaknya. Sementara untuk kepengurusan diambil alih oleh sekretaris Berretty bernama Hans Dokkum.

Villa Isola SekarangVilla Isola Sekarang Foto: Muhammad Fariz At Thariqi

Namun kemudian diketahui Isola dibangun menggunakan utang. Karena masih dalam agunan, Villa Isola akhirnya disewakan kepada Rr. J. van Es, pemilik Hotel Homann pada tahun 1936. Dia kemudian menjadikan Vila Isola sebagai Hotel Homann.

Pada masa perang dunia II, Belanda datang mengambil alih bangunan tersebut, yang kemudian diambil alih oleh Jepang kala menjajah Indonesia. Di bawah kuasa Jepang, Isola beberapa kali berubah fungsi, mulai dari markas militer Jepang hingga dijadikan sebagai Museum Peringatan Perang Jawa.

Singkat cerita, pemerintah Indonesia membeli Villa Isola pada 1954 seharga Rp 1.500.000 ke keluarga Kofman, anak dan istri pertama Berretty.

Pada 20 Oktober 1954, Menteri Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan (PP&K) saat itu, Muhammad Yamin, akhirnya meresmikan Vila Isola sebagai lokasi lokasi Perguruan Tinggi Guru (PTPG) Bandung yang kini menjadi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Di tangan UPI, Villa Isola dijadikan gedung rektorat dan masih terjaga keasrian dan nilai historisnya. Villa Isola pun dikelilingi oleh pepohonan rindang, kolam kecil yang berada di kawasan Taman Partere atau juga dikenal dengan Taman Barretti.

Di taman ini, para mahasiswa UPI biasanya menghabiskan waktu dengan melakukan sejumlah aktivitas, seperti nongkrong, mengerjakan tugas, atau hanya sekadar menenangkan diri karena suasananya yang menenangkan.

Terlepas dari itu, ada pula gosip miring yang beredar soal Villa Isola. Seperti isu yang kerap melekat pada bangunan kuno pada umumnya, Villa Isola juga sering disebut angker. Salah satu kabar yang santer adalah soal penampakan anak kecil Belanda yang disebut-sebut anak Berretty yang meninggal bunuh diri. Namun, isu tersebut tidak pernah terkonfirmasi.

Penulis Rahmat Kurnia pun menyebut itu hanya mitos dan isu.

"itu hanya karangan masyarakat saja," tuturnya.




(zlf/zlf)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads