Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Basuki Hadimuljono menjelaskan perkembangan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Saat ini pembangunan IKN sudah memasuki tahap kedua.
Di depan para pelaku usaha properti yang tergabung dalam asosiasi Real Estate Indonesia (REI), Basuki mengatakan, banyak yang masih harus dikerjakan dan dibangun di IKN. Tahap kedua ini, katanya, pembangunan dilakukan untuk gedung legislatif dan yudikatif.
"Memasuki 2025, pembangunan IKN masuk tahap kedua. Untuk legislatif dan yudikatif, itu yang harus kita kerjakan di 2025 sampai 2028," ujar Basuki saat bertemu seribuan pengembang dari REI di kantor Kemenkeo 3 di IKN, Kalimantan Timur, Jumat (16/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Basuki mengatakan, pembangunan fondasi IKN secara perkotaan sudah dimulai pada 2022 sampai 2024. Banyak bangunan gedung perkantoran, hunian hingga istana negara dikebut pada periode tersebut. Selain itu infrastruktur pendukung seperti jalan, jalan tol, akses air, embung juga jaringan internet pun sudah berfungsi. pembangunan dimulai pada 2022.
Selain itu, ada dua hotel yang sudah beroperasi yakni hotel Kubika (bintang 3) dan Hotel Swiss-bell (bintang 5). Fasilitas kesehatan pun sudah terbangun di IKN. Ada empat rumah sakit di IKN, di mana dua di antaranya sudah beroperasi yaitu RS Mayapada dan RS Hermina. Satu rumah sakit tengah menunggu peresmian yaitu RS Kemenkes dan satu RS masih dalam tahap pembangunan yaitu RS Abdi Waluyo.
Dari sisi hunian, beberapa tower hunian untuk ASN juga sudah terbangun dan ditempati, begitu pula rumah menteri yang sudah kokoh berdiri.
Pembangunan ini, kata Basuki tak hanya mengandalkan APBN. OIKN juga gencar menarik minat perusahaan swasta lokal dan asing untuk berinvestasi.
"Jadi pembangunan IKN tak hanya dari APBN, tapi ada investasi dan KPBU," tuturnya.
Basuki merinci, pada pembangunan tahap pertama, APBN yang dikucurkan untuk IKN sebesar Rp 58 triliun. Sementara di tahap kedua sebesar Rp 48,8 triliun.
(zlf/das)