Pasar Properti Pakistan Disebut Raksasa Tertidur yang Siap Dibangunkan

Pasar Properti Pakistan Disebut Raksasa Tertidur yang Siap Dibangunkan

Danica Adhitiawarman - detikProperti
Minggu, 06 Apr 2025 11:52 WIB
Ilustrasi rumah
Pasar Properti Pakistan Foto: Getty Images/iStockphoto/terng99
Jakarta -

Pakistan dinilai siap menjadi pusat investasi properti regional. Pasar properti Pakistan disebut bagaikan raksasa tertidur yang siap untuk dibangunkan dengan menjalankan beberapa strategi.

Dikutip dari The News International, pasar properti Pakistan merupakan sektor terbesar kedua dalam menciptakan lapangan kerja. Sektor ini memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dengan merangsang permintaan di berbagai industri di Pakistan.

Berdasarkan laporan dari Perusahaan Pembiayaan Pembangunan Rumah, sektor konstruksi Pakistan merupakan komponen penting ekonomi yang menyumbang lebih dari 2,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Sektor realestat sendiri bernilai lebih dari US$ 1 triliun atau sekitar Rp 16,5 triliun (kurs Rp 16.595). Sektor ini tidak hanya penting bagi pertumbuhan ekonomi tetapi juga untuk mengatasi krisis perumahan di Pakistan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sektor realestat Pakistan memang raksasa yang sedang tidur, tetapi beberapa tantangan sistemik membatasi pertumbuhannya," kata investor properti yang berbasis di Dubai dan AS Anosh Ahmed dikutip dari The News International, Minggu (6/4/2025).

"Pertama, kurangnya transparansi dan catatan kepemilikan tanah yang jelas, yang membuat investor institusional dan asing enggan berinvestasi. Kedua, peraturan yang tidak konsisten di seluruh provinsi menciptakan hambatan bagi pembangunan skala besar," kata Ahmed.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, opsi pembiayaan terbatas dan penetrasi kredit pemilikan rumah (KPR) lebih rendah dibandingkan tolok ukur regional. Kemudian, tidak adanya undang-undang zonasi dan rencana induk yang dapat diandalkan. Hal ini menyebabkan perluasan kota yang tidak direncanakan, sehingga mengurangi kepercayaan investor.

"Terakhir, ketidakstabilan politik dan depresiasi mata uang semakin meningkatkan risiko yang dirasakan. Untuk membuka potensinya, Pakistan harus menerapkan reformasi struktural yang memastikan transparansi, kejelasan hukum, dan perlindungan investor," ucapnya.

Selama dekade terakhir, Pakistan telah menarik berbagai investasi asing untuk proyek pembangunan. Namun, arus masuk ini melambat karena beberapa alasan.

Bank sentral mencatatkan penanaman modal asing langsung (FDI) turun 45 persen dari tahun ke tahun (YoY), mencapai US$ 95 juta atau setara Rp 1,5 triliun pada Februari.

Untuk periode Juli hingga Februari tahun fiskal berjalan, FDI meningkat 41 persen, dengan total US$ 1,6 miliar atau setara Rp 26,5 triliun. Sementara itu, sektor konstruksi menerima FDI bersih sebesar US$ 13,8 juta atau Rp 229 miliar dari Juli hingga Februari tahun fiskal 2025, dibandingkan dengan US$ 18,3 juta atau sekitar Rp 303,6 miliar selama periode yang sama tahun lalu.

Ahmed menjelaskan Pakistan dapat menarik investasi asing dengan melakukan beberapa pendekatan. Pertama, perkenalkan sistem pencatatan tanah digital dan asuransi hak milik untuk menciptakan kepercayaan dan mengurangi penipuan. Kedua, Pakistan membentuk badan regulasi realestat di setiap provinsi, mirip dengan RERA (Badan Regulasi Real Estat) Dubai untuk mengawasi kepatuhan dan melindungi investor.

Selain itu, menciptakan KEK dengan proses persetujuan yang lebih sederhana dan insentif pajak bagi pengembang asing juga dapat meningkatkan minat. Hal ini mendorong kemitraan publik-swasta dalam perumahan dan infrastruktur merupakan cara lain untuk menarik modal asing jangka panjang.

Di samping itu, Senior Vice Chairman of ABAD Syed Afzal Hammed mengatakan investor asing membutuhkan kepercayaan perusahaan, konsistensi di sektor konstruksi. Langkah itu dapat dilakukan dengan untuk mengetahui insentif dan pajak.

Hammed mengatakan pasar properti Pakistan sedang revitalisasi belakangan ini menurut warga lokal. Hal ini berkat perkembangan stabilitas ekonomi selama dua bulan terakhir.

Investasi di Pakistan sedang tumbuh secara perlahan. Suku bunga rendah dan inflasi yang menurun telah mendorong investor dan penabung untuk menyalurkan uang ke sektor realestat guna membeli properti. Namun, investor besar lebih memilih berinvestasi di Dubai selama dua hingga tiga tahun terakhir.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini




(dhw/dhw)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads