Kawasan Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno alias GBK merupakan salah satu ikon provinsi DKI Jakarta. Kawasan ini sering menjadi tempat ajang olah raga kelas dunia hingga acara-acara konser artis internasional. Siapakah arsiteknya?
Bermula dari Asian Games III tahun 1958 di Tokyo, Federasi Asian Games menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games IV pada 1962 mendatang. Saat itu Federasi Asian Games meminta tuan rumah harus memiliki kompleks multiolahraga.
Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno menyambutnya dengan positif permintaan itu. Soekarno pun mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 113/1959 tentang pembentukan Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) yang dipimpin oleh Menteri Olahraga saat itu, Maladi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kawasan seluas 279,1 hektare ini mulai dibangun pada tahun 1960. Siapa ya arsiteknya?
Dikutip dari Arsitektur Indonesia, Sabtu (8/7/2023), Stadion Utama, Istana Olahraga, Stadion Renang, Stadion Madya, dan Stadion Tenis Utama yang ada di kawasan GBK dirancang oleh tim perancang dari Uni Soviet. Meski Uni Soviet memegang peran yang cukup signifikan dalam perancangan GBK, tetapi keputusan tetap berada pada Soekarno.
Di sisi lain, Soekarno juga membentuk Biro Urusan Lapangan dan Bangunan di bawah DAGI yang dikepalai oleh Friedrich Silaban. Adapun tugasnya untuk mengawal desain dan supervisi konstruksi GBK.
Friedrich Silaban merupakan salah satu dari sedikit arsitek Indonesia yang mendapat kepercayaan Soekarno untuk mengerjakan proyek-proyek berskala nasional di Indonesia. Ia juga mampu menerjemahkan karakter bangsa dalam bentuk arsitektur yang hasilnya selalu monumental.
Jika dilihat, karya-karya Silaban selalu ada kesan keteraturan dan terstruktur.
"Jadi berkaitan dengan nation building. Kebetulan bangunan-bangunan yang dipercayakan kepada Pak Silaban itu bangunan-bangunan yang monumental. Ia menerjemahkan ke dalam rancang bangun dengan struktur yang berirama, kokoh, dan dilihat dari ukurannya memang agak super gede. Itu untuk memberi suasana wibawa. Monumental memang. Karakternya, begitu. Pencerminan bangsa yang kuat," kata salah satu putra Friedrich Silaban, Ir. Panogu Silobun seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Selain GBK, karya Friedrich Silaban lainnya yaitu Masjid Istiqlal, Monumen Nasional (Tugu Monas), Kantor Pusat Bank Indonesia, Gedung Bentol, Tugu Khatulistiwa, dan lainnya.
Itulah arsitek GBK. Sudah tahu kan sekarang?