Pemimpin Gereja Katolik sekaligus kepala negara Vatikan, Paus Fransiskus melakukan kunjungan ke Indonesia pada 3-6 September 2024. Dalam kunjungannya, Paus Fransiskus akan mengunjungi berbagai tempat, salah satunya adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK).
Paus Fransiskus dijadwalkan akan melakukan Misa akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Kamis (5/9) pukul 17.00 WIB. Agenda ini juga akan dihadiri oleh puluhan ribu umat Katolik, sekitar 60.000 orang akan berada di stadion utama GBK dan 26.000 orang akan berada di Stadion Madya.
Sebagai informasi, kapasitas Stadion Utama GBK bisa mencapai 88.000 orang dan untuk kursi yang tersedia di tribun terdiri dari 78.000 unit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
GBK adalah stadion yang kerap dijadikan tempat diadakannya banyak acara bergengsi baik lokal maupun internasional, mulai dari olahraga, musik, dan lainnya. Berikut ini merupakan informasi terkait arsitektur dan fasilitas yang ada di Stadion Utama GBK.
Arsitektur dan Fasilitas Stadion Utama GBK
Melansir dari situs resmi stadion GBK, pembangunan GBK bermula dari Indonesia ditunjuk untuk menjadi penyelenggara Asian Games IV Tahun 1962 oleh Asian Games Federation usai Asian Games III 1958 di Tokyo.
Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, menyambut baik tawaran tersebut dan menyetujui lahan seluas 279,1 hektare sebagai lokasi pembangunan kawasan Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno alias GBK pada tahun 1960.
Semula lokasi yang dipilih adalah di dekat Jalan MH Thamrin dan Menteng, yaitu kawasan Karet, Pejompongan, atau Dukuh Atas. Lokasi lainnya yang dipilih Soekarno adalah kawasan Bendungan Hilir atau Rawamangun.
Kedua wilayah tersebut tidak disarankan oleh Frederik Silaban, arsitek yang tergabung dalam pengurus Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) yang ikut serta dalam pembangunan Stadion GBK. Alasannya dua kawasan tersebut rawan banjir dan macet.
Baca juga: Siapa Arsitek GBK? Ini Dia Orangnya |
Menurut situs Arsitektur Indonesia, pembangunan area Stadion Utama, Istana Olahraga, Stadion Renang, Stadion Madya, dan Stadion Tenis Utama yang ada di kawasan GBK ini dirancang oleh tim perancang dari Uni Soviet.
Soekarno memilih tim dari Uni Soviet karena dia tertarik dan kagum akan kemegahan bangunan Stadion Pusat Lenin di Moskow, Uni Soviet. Dia pun membuka sayembara menantang arsitek dari Uni Soviet yang mampu mewujudkan rancangan stadion megah di Indonesia yang dapat melindungi semua penontonnya dari hujan dan panas matahari.
Dia menginginkan atap Stadion GBK dibangun menggunakan teknik temu gelang. Menurut Yuke Ardhiati dalam bukunya Bung Karno Sang Arsitek, temu gelang adalah sebuah atap yang menyambung secara melingkar mengikuti lintasan olahraga.
Yuke mengatakan ide arsitektur atap GBK ini unik dan memiliki bentuk yang ritmis serta harmonis. Keunikan atap bisa dilihat pada pertemuan pilar-pilar tipis penyangga konstruksi. Tampilannya pun menjadi modern untuk seukuran stadion olahraga yang dibangun pada tahun 90-an.
Selain unik, arsitektur GBK juga dikatakan tetap memperhatikan aspek utilitas (fungsi atau kegunaan), firmitas (konstruksi atau kekokohan), dan venustas (estetika atau keindahan).
Stadion ini diminta dibangun dengan lima lantai. Lantai pertama sampai ketiga disebut tribun atas, dengan sumbu bangunan membujur dari utara ke selatan sepanjang 354 meter. Sementara itu, sumbu pendeknya membentang dari timur ke barat 325 meter.
Stadion tertua di Jakarta ini dikelilingi oleh jalan lingkar sepanjang 920 meter untuk ring dalam dan 1.100 meter ring luar. Dilengkapi dengan trek berbentuk elips seluas 1,75 hektar dengan sumbu panjang 176,1 meter dan yang pendek 124,32 meter pada bagian dalam stadion terdapat.
Jelang Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, Stadion GBK mengalami renovasi besar-besaran yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).
Perbaikan Stadion GBK ini tetap mempertahankan ciri khas aslinya seperti ide dari Ir. Soekarno. Tampilan baru Stadion GBK dilengkapi dengan 2 jenis kursi yakni satu kursi (single seat) dan lipat (flip up) yang telah memenuhi standar aksesibilitas evakuasi untuk memenuhi persyaratan evakuasi stadion dalam waktu 15 menit jika terjadi keadaan darurat.
Kursi di Stadion GBK juga dipastikan dapat menahan beban mencapai 250 kilogram dan tidak mudah dirusak terutama untuk penonton yang hendak melakukan aksi vandalisme atau kerusuhan lainnya.
Fungsinya yang pada awalnya sebagai kawasan olahraga tentu memiliki lapangan sepakbola berukuran 105x70 meter. Pada area utama ini juga tersedia lapangan panahan, hoki, tenis, basket, softball, baseball, hingga voli pasir.
Sementara area lapangan indoor, aquatic, basket hall, tennis indoor, squash hall, dan gedung serbaguna. Selain lapangan olahraga, GBK juga dilengkapi dengan taman asri, hotel, restoran hingga kafe.
Stadion Utama GBK juga mendapat predikat stadion paling terang di dunia dengan total tingkat pencahayaan FOP sebesar 3.500 lux dan salah satu stadion dengan pencahayaan terbaik di dunia mengikuti standar Union of European Football Associations (UEFA).
(abr/abr)