Bank Dunia: Cat Kisaran Rp 126 Ribu/5Kg Mengandung Timbal

Bank Dunia: Cat Kisaran Rp 126 Ribu/5Kg Mengandung Timbal

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Rabu, 13 Nov 2024 19:30 WIB
Portrait of a happy couple laughing while taking a break from painting - home improvement concepts
Foto: iStock
Jakarta -

Rumah di Indonesia masih banyak yang menggunakan cat mengandung timbal. Umumnya, cat yang mengandung timbal memiliki harga yang lebih murah dibanding cat yang bebas timbal.

Bank Dunia melakukan penelitian di Indonesia pada November-Desember 2023 terhadap 5.506 rumah tangga yang terdiri dari 17.455 individu di seluruh Indonesia. Hasilnya tertuang dalam hasil penelitian Bank Dunia (World Bank) berjudul A Toxic Threat to Indonesia Human Capital: Prevalence and Impact of Lead Paint in Indonesian Homes, dari sampel rumah tangga yang diteliti menemukan 44,8% masyarakat Indonesia tinggal di rumah yang memakai cat mengandung timbal. Kebanyakan rumah tangga atau sekitar 57,9% menggunakan cat interior mengandung timbal.

Dalam penelitian itu disebutkan bahwa cat mengandung timbal secara konsisten lebih murah daripada cat tanpa timbal. Rata-rata, jenis cat dengan uji timbal negatif harganya Rp 165,1 ribu per kaleng ukuran 5 kg. Sementara itu, harga cat yang mengandung timbal (105 kasus dalam penelitian ini) harganya Rp 126,3 ribu dengan ukuran kaleng yang sama. Hal itu menunjukkan bahwa rata-rata cat tanpa timbal dijual dengan harga 31% lebih mahal daripada cat yang mengandung timbal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian penjual lokal masih menjual cat yang mengandung timbal dan dalam beberapa kasus, produsen secara keliru mengklaim tidak ada kandungan timbal tambahan. Sekitar 77% merek cat populer yang saat ini tersedia bagi konsumen dan diuji sebagai bagian dari studi Bank Dunia ditemukan mengandung timbal, dan tidak ada warna cat yang ditemukan bebas timbal secara sistematis (termasuk 136 pengujian di 26 merek).

Meskipun penggunaan timbal diatur secara ketat di banyak negara, standar utama hanya bersifat sukarela di Indonesia. Karena menyadari risiko kesehatan yang parah, peraturan pemerintah tentang timbal dalam cat tersebar luas, dan undang-undang model PBB melarang penggunaan timbal dalam cat di atas konsentrasi 90 ppm (parts per million).

ADVERTISEMENT

Organisasi Kesehatan Dunia melacak pembatasan cat timbal yang mengikat di 94 negara, termasuk hampir semua negara maju. Meskipun standar peraturan Indonesia mengidentifikasi batas 600 ppm untuk timbal dalam cat dekoratif enamel (SNI 8011:2014), dengan standar yang lebih rendah (90 ppm) yang baru-baru ini diadopsi, ini hanyalah pedoman sukarela kecuali cat pada mainan anak yang kandungan timbal harus sesuai standard.

Baik cat yang diproduksi di dalam negeri maupun yang diimpor di Indonesia saat ini tidak diatur berdasarkan standard kandungan timbal yang mengikat dan tidak diharuskan melaporkan konsentrasi timbal pada kemasan cat.

Warga Miskin Rentan Keracunan Timbal

Dalam penelitian yang sama disampaikan juga bahwa masyarakat miskin rentan terhadap keracunan timbal. Rumah tangga dalam desil pendapatan termiskin menunjukkan prevalensi cat timbal tertinggi dalam kondisi buruk, dengan 19,3% dari desil termiskin dan 20,7% dari desil termiskin kedua melaporkan kondisi tersebut. Sebaliknya, rumah tangga ini juga memiliki proporsi cat timbal yang cukup besar dalam kondisi baik, terutama di desil kedua di mana 47,1% rumah tangga melaporkan cat timbal dalam kondisi baik.

Seiring peningkatan pendapatan, proporsi rumah tangga dengan cat timbal dalam kondisi buruk umumnya menurun. Misalnya, desil ketiga melaporkan 16,5% rumah tangga dengan cat bertimbal dalam kondisi buruk, sementara desil keempat dan kelima menunjukkan penurunan yang nyata menjadi masing-masing 11,1% dan 5,1%.

Namun, persentase rumah tangga yang signifikan di desil tengah ini masih melaporkan cat bertimbal dalam kondisi baik, berkisar antara 41,8% di desil ketiga hingga 48,1% di desil keempat.

Di desil berpendapatan lebih tinggi, persentase rumah tangga dengan cat bertimbal dalam kondisi buruk terus menurun, dengan 7,8% di desil ketujuh, 7,3% di desil kedelapan, dan 5,2% di desil kesembilan. Namun, prevalensi cat bertimbal dalam kondisi baik tetap tinggi, mencapai puncaknya pada 52,1% di desil kesembilan. Desil terkaya menunjukkan prevalensi cat timbal terendah dalam kondisi buruk, yaitu 4,7%, sementara persentase cat timbal dalam kondisi baik relatif tinggi (47,6%).

Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun cat timbal masih umum ditemukan di semua kelompok pendapatan, rumah tangga miskin lebih banyak terkena dampak cat timbal dalam kondisi buruk, sehingga mereka lebih berisiko mengalami keracunan timbal. Data tersebut juga menunjukkan bahwa rumah tangga yang lebih kaya cenderung menjaga cat dalam kondisi lebih baik, sehingga mengurangi paparan mereka terhadap bahaya timbal.




(abr/zlf)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads