Hidup di lingkungan yang sempit cukup menantang karena harus bisa menyesuaikan gaya hidup. Meski ruang gerak lebih terbatas, ternyata ada orang yang senang hidup di ruang sempit seperti di apartemen mikro, lho.
Content creator LaJuan Gill tinggal di apartemen mikro di Nagoya, Jepang. Setelah beberapa bulan tinggal di apartemen mikro, ia mengaku menikmati kehidupannya di situ.
"Saya tidak menyangka akan menikmati tinggal di tempat yang sempit seperti ini," ujar LaJuan dikutip dari YouTube LaJuanFTB, Minggu (13/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tinggal di salah satu kota terbesar di Jepang, LaJuan membayar uang sewa US$ 200 atau sekitar Rp 3,1 juta (kurs Rp 15.598) per bulan. Apartemen yang disewanya berukuran 18 m2 saja.
![]() |
Meski sempit, apartemen itu berisi kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan area pintu masuk. Bangunan apartemen mikro ini dibangun pada tahun 1980-an, sehingga masih ada sedikit kesan retro, khususnya di bagian dapur.
Saking kecil apartemen, LaJuan bisa menyentuh dua sisi dapur secara bersamaan.
Sempat khawatir tinggal di hunian yang sempit, LaJuan mencari tahu cara mengakali ruangan agar terasa lebih lega. Salah satunya dengan trik penataan dan penggunaan furniture dan barang.
"Awalnya saya takut pindah ke tempat yang sempit, tapi setelah saya lakukan riset dan menemukan bahwa membuat zona-zona terpisah membantu tempat itu terasa lebih luas," katanya.
![]() |
Untuk ruang utama, digunakan sebagai ruang tidur, ruang duduk, kantor, bahkan studio. Ia memberikan fungsi-fungsi tertentu ke bagian-bagian berbeda di dalam ruangan.
LaJuan memilih dipan tempat tidur dari besi yang ada ruang kosong di bawahnya. Selain bisa jadi ruang penyimpanan, ruang kosong di bawah tempat tidur membuat ilusi kamar lebih besar.
Lalu, ia menambahkan karpet ke ruangan ini sebagai pembatas. Area atas karpet menjadi tempat ia duduk-duduk dan bersantai.
Ia sengaja tidak menggunakan sofa, tetapi menyiapkan meja dan kursi lipat untuk lesehan.
"Saya tidak punya sofa karena tujuan saya tinggal di apartemen mikro ini adalah agar saya bisa menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan daripada menghibur diri di dalam ruangan. Dan sejauh ini ini cocok untuk saya, saya bisa pergi ke rumah orang lain," ungkapnya.
Sementara area kerjanya menggunakan meja dan kursi tinggi serta dilengkapi PC. Ia sengaja menaruh area ini di tengah satu sisi tembok biar merasa lebih lega.
Untuk membuat ilusi kamar yang luas, ia mendekorasi apartemen itu dengan warna-warna cerah. Lalu, ia membiarkan cahaya alami masuk ke dalam ruangan.
![]() |
"Cahaya dan warna terang merupakan bagian penting dalam menciptakan kesan (ruangan) lapang," ucapnya.
Di sisi lain, LaJuan mengaku perlu mengeluarkan lebih banyak tenaga selama tinggal di apartemen kecil itu. Sebab, dia harus melipat dan memindahkan furniture dan menggunakan alat pembersih rakitan.
Akan tetapi, hal itu justru sangat bermanfaat untuk hidupnya. Sejak tinggal di apartemen mikro, LaJuan lebih banyak bergerak dan lebih produktif.
"Jadi saya menjadi sangat produktif sejak berada di sini. Jauh lebih produktif daripada di apartemen saya yang lebih besar," tuturnya.
Selain itu, ia juga menerapkan gaya hidup minimalis. Ia lebih selektif dalam menyimpan benda-benda di dalam apartemennya.
"Saya tahu bahwa konsep minimalis bagi sebagian orang adalah memiliki sesedikit mungkin barang di dalam rumah. Namun, bagi saya, ini lebih tentang nilai dan memiliki barang yang memberikan nilai tambah di dalam rumah," pungkasnya.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(dhw/dna)