"Objek terdampak dalam peristiwa ini adalah rumah tinggal dengan total keseluruhan jumlah terdampak sebanyak 1.172 KK/3.332 jiwa yang melanda 21 RT yang ada di 2 RW," tulis keterangan Pusdatin Kebencanaan BPBD Jakarta pada Selasa (13/8/2024) seperti yang dilansir dari detikNews.
Kemudian saat detikProperti datang ke posko pengungsian, Kamis (15/8/2024), beberapa warga yang terdampak mengaku rumah mereka bisa menampung lebih dari 2 KK.
Salah satunya adalah Noni, warga RW 12, mengungkapkan tempat tinggalnya yang terbakar beberapa hari yang lalu adalah rumah milik ayahnya. Rumah tersebut sudah dibeli sejak tahun 80-an. Setelah dirinya menikah dan memiliki 6 anak, dia tetap tinggal di rumah tersebut.
"Orang tua di sana. Saya kan satu rumah sama Bapak. Jadi satu rumah dua KK. Kan di sini kadang satu rumah itu ada dua KK atau tiga KK gitu," kata Noni kepada detikProperti.
Warga RW 12 lainnya yakni Yatini juga mengaku rumah yang terbakar merupakan milik sang ibu yang sudah datang ke Kelurahan Manggarai sejak 80-an. Sebelum kebakaran, rumah tersebut dihuni 4 generasi keluarga mereka, mulai dari ibunya, dirinya, anaknya, hingga cucunya.
"Saya satu rumah 3 KK. Saya, sama anak saya, 2, kan bapaknya udah nggak ada. Terus ibu saya, suaminya udah nggak ada, jadi 3. Terus anak saya, anaknya 3," ungkap Yatini.
"Milik ibu saya dari tahun 70. Jadi dulu itu tanah DJKA. Cuma bangunan kan dari tahun 70, dari generasi ke generasi di situ. Jadi nggak cuma 1 KK. Nih emak saya aja buyut, saya punya cucu. Saya aja kelahiran 70," lanjutnya.
Yatini mengaku rumahnya tidak begitu besar, bahkan tidak memiliki kamar. Hanya seluas 15x15,5 meter persegi.
"Saya sebenarnya kecil. Panjangnya 15 meter, cuma lebarnya 15,5 meter. Nggak ada kamar, los gitu aja," sebutnya.
Mudo Yanwar, salah satu warga RW 06 mengaku sudah menempati rumah di Manggarai sejak 30 tahun yang lalu. Dia membeli tanah seluas 96 meter persegi. Namun, kini tanah tersebut sudah dipecah untuk 2 kakaknya dan dirinya.
Rumahnya hanya seukuran 4x6 meter persegi yang terdiri dari 2 lantai. Satu lantai hanya memiliki 1 kamar, ruang tamu, dan kamar mandi. Antara rumahnya dengan ketiga kakaknya hanya dibatasi sekat tembok tetapi masih satu atap.
"(luas rumah) 4X6 meter. Sebetulnya tanah saya itu 96 meter tapi kita ada 3 KK. Jadi kita bagi-bagi satu atap. Terus di atas juga ada tingkat," ucapnya.
Ukuran rumah yang kecil ini menyesuaikan dengan luas tanah yang tersisa di Kelurahan Manggarai. Kondisi rumah di sana dibangun berdempetan dan tanpa halaman karena jalan di depan rumahnya hanya seluas 2 meter atau hanya muat dilalui 1 motor.
Menurut Ketua RT 12, Darmanto rata-rata ukuran rumah di Kelurahan Manggarai hanya sekitar 20-25 meter persegi.
"Hampir 20 meter dan biasanya naik ke atas (bertingkat)," ujarnya.
Luas lahan yang terbatas membuat beberapa rumah di sana tidak dilengkapi dengan WC (water closet). Sebagai gantinya, khusus untuk warga RW 06, membangun WC umum dan kamar mandi khusus perempuan di 3 RT yakni 04, 08, dan 11.
"Kita ada di sini, di RW 6 itu ada tiga MCK umum. Ada di RT 11, di RT 8, dan sama di RT 4. Kita bayar. Jadi kita bayar per ini sebulan ada Rp 40.000 atau kita mau harian Rp 2.000 gitu," sebutnya.
(aqi/dna)