Kesaksian Korban Kebakaran Manggarai, Pilih Balik Tidur Mengira Rumahnya Aman

Kesaksian Korban Kebakaran Manggarai, Pilih Balik Tidur Mengira Rumahnya Aman

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Jumat, 16 Agu 2024 12:30 WIB
Penampakan pengungsian Kebakaran Manggarai di Masjid  Asholihin.
Penampakan pengungsian Kebakaran Manggarai di Masjid Asholihin. Foto: Sekar Aqillah Indraswari
Jakarta -

Tidak pernah terbesit dipikiran warga RW 05, 06, dan 12 Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan, dini hari berhamburan keluar rumah, melihat api mengepung rumah mereka. Tidak ada pikiran lain, selain detik itu juga mereka harus melarikan diri.

Noni, salah warga warga RT 08 sempat berpikir kepanikan warga lain tidak akan menimpanya. Setelah mendengar keributan di luar karena tetangganya sibuk memadamkan api, dia memilih tidur kembali karena mengira rumahnya tidak akan tersentuh api karena lokasinya cukup jauh.

"Awal mulanya itu kan api jauh ya. Tengah malam gitu, anak saya sih yang bangun. Lampu terus kipas angin juga mati-nyala, mati-nyala. Terus dia akhirnya bangun, buka jendela ribut-ribut kebakaran," kata Noni kepada detikProperti, Kamis (15/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akhirnya dia bangunin saya. Tapi itu api masih jauh banget. Jadi kita semua enggak mikirin, enggak bakalan kena. Ternyata anginnya ke sini. Ya udah, kena kita sendiri," lanjutnya.

Hal yang sama juga terjadi pada Yatini warga RT 12 yang tidak mengira rumahnya akan jadi salah satu yang terbakar pagi itu. Dia melihat api masih jauh, Yatini memilih tetap tenang dan kembali tidur.

ADVERTISEMENT

"Jam tiga, itu ada yang teriak-teriak nangis tuh tetangga, "Ada apaan, mak?" yang tetangga yang deket sana di RW 06, kan emaknya di deket rumah saya. Teriak-teriak "Kebakaran-kebakaran!", tapi saya tengok "Ah masih jauh, mak". Jam tiga, saya tidur lagi," bebernya.

"Eh ternyata nggak jauh, jadi nggak keuber. Jadi yang penting, emak saya sama cucu saya, semua keluar dulu. Jadi itu doang ketinggalan (KTP dan BPJS)," tambahnya.

Sehari setelah kejadian, Yatini pergi ke SDN 05 mengurus pembuatan KTP baru karena di sana terdapat layanan Dukcapil yang bisa cetak KTP dalam waktu sehari jadi. Dia membutuhkan KTP untuk keperluan pemberkasan rumah, dan dia ingin mengurus BPJS untuk pengobatan kakinya.

Berbeda dengan Yatini, Noni masih sempat untuk membawa surat-surat berharga. Di dalam rumah tersebut dihuni oleh 2 KK dan kepemilikan rumah yang terbakar tersebut atas nama ayahnya.

"Kita enggak sempat bawa apa-apa. Kayaknya cuma bawa surat-surat sama nyawa. Jadi nggak sempat keluarin barang-barang, kulkas, TV, segala-segala," ujarnya.

Kini, keduanya tinggal di pengungsian darurat di dekat Stasiun Bandara Manggarai. Di sebuah Masjid bersama orangtua dan anak mereka. Daripada pengungsian pusat di Pasar Raya atau Bengkel KAI, keduanya lebih memilih tinggal di Masjid Nurul Iman Asy-Syubani dan Masjid Asholihin.

Puing-puing bangunan bekas kebakaran di Manggarai.Puing-puing bangunan bekas kebakaran di Manggarai. Foto: Sekar Aqillah Indraswari

Selain rumah pribadi seperti milik Yatini dan Noni, api juga menghabisi kontrakan Bebe. Kontrakan ini berbentuk seperti rusun, berlokasi di RT 01/RW 06. Dia dan keluarga sudah mengetahui kemunculan api sebelum jam 02.00 WIB, dini hari.

Sebelum meninggalkan rumah, Bebe sempat ke kamar mandi untuk buang air dan cuci muka.

"Jadi saya dibangunin terus otomatis dong kita pengen ke kamar mandi. Pengen cuci muka dulu, buang air kecil dulu pipis gitu. Saya lihat api sudah kelihatan dari tempat tinggal saya, itu udah deket banget. Apinya besar kan," cerita Bebe.

"Udah makanya kan nggak mau lama-lama, yang penting selamat. Anggota keluarga selamat dulu. Jadi saya ya nggak sempat juga bawa apa-apa," ujarnya.

Dia melihat sendiri rumah-rumah hangus terbakar di depan mata. Pada saat itu, bukan hanya suara kepanikan warga dan suara pemadam kebakaran yang dia ingat, yang membuatnya merinding adalah saat salah satu Masjid melantunkan dzikir lewat pengeras suara.

"(Rumahnya) Deket sama Masjid. Masih kedengeran suara dari masjid itu ya. Kita takbir bareng dari masjid itu menjelang Salat Subuh itu, api mau mendekati Masjid itu, merinding deh," ungkapnya.

"Di situ kita, yah siapa tau ada keajaiban dari Yang Maha Kuasa, Mengharap banget tuh, "Ya Allah mukjizat hujan turun yang gede (di lokasi kebakaran)," imbuhnya.

Kini, kontrakan yang sudah dia tempati sejak 2017 tersebut hanya tersisa puing-puing. Dia sempat bertemu dengan pemilik kontrakan di pengungsian pusat di Pasar Raya, Manggarai.

Keduanya masih tidak percaya jika sore hari sebelum kejadian adalah momen kumpul terakhir mereka di rumah tersebut.

"Kayaknya nggak percaya ya, nggak nyangka ya masih duduk, masih kumpul-kumpul, masih bisa nyanyi-nyanyi, bercanda-bercanda, tiba-tiba malamnya udah kayak begini dan besoknya itu harta benda kita juga udah nggak ada sama sekali," ucap Bebe.




(aqi/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads