Pemukiman padat penduduk di Manggarai ludes terbakar pada Selasa (13/8/2024) dini hari pukul 02.40 WIB. Sumber api diketahui berasal dari salah satu rumah warga yang mengalami korsleting listrik. Api dengan mudah menyambar karena rumah warga saling berdempetan dan didominasi rumah semi permanen.
"Emang saling dempet-dempet gitu. Jadi ya nggak ada jarak-jarak. Jadi kalau kena satu ya sudah, kena semua gitu. Udah gitu kan kebanyakan semi permanen, jadi itu yang bikin cepat apinya," kata Noni, salah satu warga yang terdampak kepada detikProperti pada Kamis (15/8/2024).
Saat detikProperti datang ke lokasi, puing-puing yang tersisa hanya bongkahan beton dan dinding yang tertutupi keramik. Sementara itu, material bangunan yang rusak dan gosong di lokasi adalah seng, asbes, kayu, genteng, kaca, hingga baja ringan. Semua material yang hancur tersebut, berserakan di jalan dan dalam rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut kesaksian Ketua RT 11, Darmanto pada saat kebakaran terjadi, api dengan cepat menjalar terutama pada bagian atas rumah. Meskipun bagian bawah rumah dari beton tetap berdiri, tetapi bagian dalam rumah kosong dan berantakan sisa dari kebakaran.
"Rata-rata ya ada asbas, seng, kayu juga. Itu kan rata-rata temboknya setengah. Rata-rata temboknya setengah. Yang habis tuh rata-rata atas. Tapi apinya kan tetap masuk ke bawah," ungkap Darmanto.
Bentuk rumah semi permanen di lokasi bekas kebakaran Manggarai kebanyakan dibangun 2 lantai karena luasnya hanya sekitar 20-25 meter persegi saja. Beberapa rumah ada yang tidak memiliki kamar, melainkan hanya berupa ruang tamu, kamar mandi, dan dapur.
"Hampir 20 meter dan biasanya naik ke atas (bertingkat)," ujarnya.
Menurut pengakuan Darmanto, rumah-rumah warga di sana juga kebanyakan tidak memiliki WC karena tidak bisa membuat septic tank.
"Jadi di satu rumah itu kita nggak ada buat buang air besar. Paling ada kamar mandi, hanya untuk mandi sendiri. Jadi untuk buang air besarnya kita nggak ada," bebernya.
![]() |
Kebakaran besar di Manggarai ini menjadi pukulan berat bagi korban. Sebab, ada beberapa rumah yang baru saja ditempati, tetapi sudah ludes terbakar.
Lalu, salah satu fasilitas yang mereka bangun secara swadaya yakni Balai Warga juga ikut terbakar pada bagian atasnya. Namun, bawahnya tetap aman sehingga bisa digunakan sebagai posko darurat menyimpan bantuan seperti sembako, kasur, selimut, dan baju bekas untuk warga. Padahal Balai Warga tersebut baru saja diresmikan pada Jumat (9/8/2024).
"Ini baru diresemikan kemarin bu, ini kan juga baru dibangun dengan swadaya masyarakat. Dua tingkat, jadi yang satu tingkat ini kena yang di atas. Ini baru diresemikan kemarin hari Jumat. Kejadian kan hari Senin," jelasnya.
Dia menambahkan dari seluruh bangunan di sekitar RW 06 yang terbakar, hanya 2 bangunan yang selamat yakni Balai Warga dan Masjid At-Taubah yang tidak jauh dari pusat kebakaran.
(aqi/dna)