Memiliki rumah dengan skema subsidi tentu jadi pilihan banyak orang, utamanya mereka yang punya penghasilan pas-pasan. Sayangnya, dalam catatan detikcom, banyak rumah subsidi yang ketika ditelusuri, tak muncul di pencarian peta digital seperti Google Maps.
Terkesan sepele, tapi kondisi ini jadi perhatian banyak konsumen. Padahal, melihat perumahan di Google Maps bisa meyakinkan konsumen bahwa perumahan yang ingin dibeli sudah ada wujudnya dan lokasinya sudah jelas. Sebaliknya, tak munculnya rumah subsidi yang mereka incar dalam peta membuat mereka ragu untuk melanjutkan rencana membeli rumah.
Kekhawatiran para konsumen tentu cukup beralasan mengingat cerita soal pengembang nakal atau pengembang bodong yang tak kunjung membangun rumah meski uang sudah masuk, sering muncul dalam pemberitaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertanyaannya, kok bisa ada perumahan subsidi yang tidak ada di Google Maps?
Ketua DPP Real Estate Indonesia (REI) Joko Suranto mengatakan, ada sejumlah hal yang turut mempengaruhi kondisi tersebut.
Alasan paling umum adalah karena developer atau pengembang perumahannya memang tidak memasukkan nama perumahannya di Google Maps. Bisa pengembangan kawasan tersebut masih tahap awal, atau alasan lainnya. Yang jelas, hal ini justru bisa merugikan pengembang itu sendiri.
"Berarti dia belum bikin tag di Google Maps-nya aja. Itu kan bagaimana mereka memberi name saja," ujarnya dalam media gathering di Plataran, Jakarta beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan itu, Joko juga berpesan kepada para konsumen untuk berhati-hati jika ingin membeli rumah subsidi. Selain dicek melalui Google Maps, konsumen yang tertarik untuk membeli rumah subsidi bisa mengecek di SiKumbang dan juga SIRENG untuk memastikan pengembang dan perumahan terdaftar.
"Memang kalau kita berkaca pada beberapa case, adanya developer yang 'siluman', ada yang ilegal dan sebagainya, itu memang semakin sedikit (yang tahu) semakin senang mereka. Misalkan ditaruhlah tulisan 'di sini akan dibangun (perumahan), hubungi ini' dan sebagainya, itu kan relatively itu patut dicurigai," tuturnya.
Joko mengatakan, jika ada pengembang yang menjadi anggota REI dan ketahuan melakukan penipuan atau pelanggaran yang merugikan konsumen, pihaknya tidak segan untuk mengeluarkan pengembang tersebut dari asosiasi.
"Bahkan ketika mereka ini (melakukan penipuan) itu ada punishment, bisa kita keluarkan. Kita sudah komunikasikan itu terhadap Kementerian PUPR cc BP Tapera, kalau mereka (pengembang nakal) sudah dikeluarkan ya mereka harus di-blacklist, dari sisi nama, personal, maupun nama PT-nya," pungkasnya.
Baca artikel detikproperti, "Kenapa Rumah Subsidi Kadang Tak Muncul di Google Maps?" selengkapnya https://www.detik.com/properti/berita/d-7163057/kenapa-rumah-subsidi-kadang-tak-muncul-di-google-maps.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
(abr/dna)