Pemerintah berencana mengubah batas minimal luas rumah subsidi menjadi 18 meter persegi dari yang semula 21 meter persegi. Contoh desain rumah tersebut pun sudah siap dengan satu kamar di dalamnya.
Di dalamnya terdapat 1 kamar tidur yang berbagi ruang dengan kamar mandi. Kemudian ruangan lainnya adalah ruang tamu atau ruang keluarga yang berhadapan dengan dapur dan laundry room.
![]() |
Melihat desain rumah yang minimalis dan padat seperti ini, apakah apa kata arsitek?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Arsitek Denny Setiawan, model rumah yang padat atau compact seperti ini sebenarnya sudah banyak ditemukan pada model rumah-rumah masa kini. Sebagai contoh ruang tamu berbagi ruang dengan dapur dan tanpa sekat di antaranya.
Namun, ia menyoroti akses sirkulasi udara dan pencahayaan di dalam rumah tersebut yang terbatas. Rumah dengan sirkulasi yang minim dapat menimbulkan banyak masalah, baik bagi kesehatan penghuni rumah dan kualitas rumah itu sendiri.
Sirkulasi udara yang buruk dapat menyebabkan rumah jauh lebih lembap karena tidak ada perputaran udara di dalam. Selain itu, lembap juga bisa berasal dari kamar mandi dan uap panas ketika memasak. Area yang pasti terkena dampaknya adalah kamar tidur yang berada di tengah-tengah.
Rumah yang lembap juga dapat memicu banyak masalah kesehatan. Salah satunya adalah penghuninya bisa mengidap penyakit tuberkulosis.
"Dampak buruk yang akan terjadi adalah yang pertama ruangan tersebut akan lembap. Muncul beberapa penyakit termasuk tuberculosis. Kita kan nomor dua sekarang nih pengidap tuberkulosis terbanyak. Jangan-jangan itu hasil akumulasi dari kota kita yang polutif dan ruang hidup kita yang sebenarnya tidak layak. Iya, itu yang kita perlu jadi catatan sendiri," kata Denny saat dihubungi detikProperti, Jumat (13/6/2025).
Solusi untuk mengatasi sirkulasi rumah yang kurang memadai adalah dengan pemasangan AC (Air Conditioner). Namun, cara ini hanya untuk menyiasati. Sebab, pemakaian AC terus menerus akan menyebabkan masalah lain yakni tagihan listrik membengkak dan kerusakan lingkungan.
"Jangan-jangan dia tidak beli rumah yang mahal, tapi dia bayar listriknya mahal gara-gara AC pemakaiannya terus-menerus. Penggunaan AC juga merusak ozon. Jangan-jangan gara-gara rumah yang kecil ini pemakaian AC jadi banyak, ozon kita makin rusak, makin panas," jelasnya.
Kemudian, solusi untuk mengatasi asap dan hawa panas dari dapur, bisa dengan memasang cooker hood. Perangkat ini mirip cerobong asap yang bisa otomatis menyedot asap ketika memasak. Namun, perangkat ini memerlukan daya yang besar dan apabila sering dipakai justru membuat tagihan membengkak.
Di sisi lain, desain rumah tersebut juga tidak memiliki banyak celah untuk cahaya matahari masuk. Denny mengatakan cahaya matahari merupakan disinfektan alami paling ampuh untuk membunuh bakteri dan mengatasi kelembapan di rumah. Semakin banyak jalan masuk cahaya, bukan hanya rumah yang terawat, melainkan penghuninya juga bisa lebih sehat.
"Saya menaruh konsen penuh terhadap ruang-ruang yang tidak memiliki ventilasi alam yang baik. Karena buat apa masyarakat mempunyai rumah, tapi rumah itu justru memperburuk kesehatannya. Karena pemerintah harusnya bertanggung jawab untuk menyediakan hunian yang layak dan sehat sehingga seluruh masyarakatnya bisa produktif di usia kerjanya," tuturnya.
Cara membuat celah cahaya masuk bisa dengan dibuatkan bukaan di belakang rumah atau membuat penutup transparan di langit-langit rumah atau biasa disebut dengan skylight.
Denny berharap pemerintah dapat melibatkan banyak tenaga profesional termasuk Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) untuk merumuskan desain rumah subsidi 18 meter. Sebab, jangan sampai ketika rumah tersebut ditempati, biaya operasionalnya sama besarnya dengan biaya angsuran rumah karena penggunaan listrik yang besar.
"Jangan sampai mereka membuat rumah yang murah, tapi biaya perawatan dan biaya operasionalnya mahal. Sehingga masyarakat yang tadinya harusnya punya rumah murah ini dan akan menabung untuk bisa bikin rumah yang lebih gede, malah tidak tercapai, gara-gara tabungannya habis buat bayar listrik," ucapnya.
(aqi/zlf)