Memadukan Kawasan Pemukiman dan Pertanian buat Jawab Keterbatasan Lahan

Dana Aditiasari - detikProperti
Kamis, 11 Jan 2024 10:36 WIB
Ilustrasi Urban Farming (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta -

Hiruk pikuk perkotaan, padatnya kawasan pemukiman dan tingginya kebutuhan lahan untuk hunian menjadi tantangan tersendiri untuk aspek lain yang juga membutuhkan ketersediaan lahan yang sama luas.

Namun, tantangan tersebut tentu bukan tanpa jalan keluar. Salah satu terobosan pemanfaatan lahan yang tengah ramai diterapkan di tengah masyarakat perkotaan adalah urban farming atau perkebunan perkotaan.

Terobosan ini jadi pemecah kebuntuan pemanfaatan lahan, dimana aktivitas pertanian produktif penghasil bahan pangan, bisa dilakukan di area perkotaan padat penduduk dengan memanfaatkan teknologi yang sudah banyak tersedia saat ini.

Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam menjawab tantangan serius dalam mencapai ketahanan pangan kota yang dipimpinnya.

Meski keterbatasan lahan menjadi hambatan, kota berkomitmen untuk memperkuat ketahanan pangan melalui langkah-langkah inovatif.

"Kota Semarang perlu beradaptasi dengan kendala lahan dan kurangnya minat generasi muda di bidang pertanian. Namun, kami memiliki visi kuat untuk meningkatkan produksi pangan lokal dengan dukungan kepada petani dan pengembangan teknologi pertanian," tutur dia seperti dikutip dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (11/1/2023).

Dalam upaya mengatasi krisis kebutuhan beras, Walikota menyebutkan, pihaknya hanya mampu memenuhi 15% kebutuhan beras kota.

"Oleh karena itu, fokus kami adalah meningkatkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk solusi terintegrasi," sambung dia.

Dalam menjawab pertanyaan terkait ketahanan pangan berkelanjutan, Walikota memaparkan dua aspek krusial meliputi kuantitas dan kualitas.

Kuantitas, kata dia, perlu diperhatikan mengingat mobilitas tinggi penduduk Semarang, kerjasama dengan daerah hinterland menjadi kunci. Program urban farming juga ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, yang diharapkan berkembang menjadi subsisten.

Sementara aspek Kualitas dilakukan lewat upaya promosi bahan pangan alternatif dan pengawasan komoditas seperti sayur, buah, dan daging menjadi prioritas.

"Kami ingin memastikan masyarakat tidak hanya terfokus pada padi sebagai bahan pokok, tetapi juga mendapatkan nutrisi seimbang melalui variasi pangan," tambahnya.

"Harapan bahwa kolaborasi lintas sektor dapat menciptakan solusi terintegrasi untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memastikan kota Semarang tetap kuat di masa depan," imbuh dia.




(dna/dna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork