Tanah Lahan Pertanian di Kota Batu Ambles Diduga gegara Tambang Ilegal

Tanah Lahan Pertanian di Kota Batu Ambles Diduga gegara Tambang Ilegal

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Rabu, 25 Des 2024 18:55 WIB
Tanah pertanian di Kota Batu ambles
Tanah di lahan pertanian di Kota Batu ambles (Foto: M Bagus Ibrahim)
Kota Batu -

Tanah lahan pertanian di Dusun Sabrangbendo, Desa Giripurno, Kota Batu, ambles. Tanah ambles itu diduga disebabkan karena aktivitas tambang bebatuan yang berada tepat di bawah lokasi tersebut.

Lubang menganga di tengah lahan sayur mayur milik warga itu memiliki diameter sekitar 7 meter dengan kedalaman sekitar 12 meter. Tanah ambles itu sudah diketahui sejak dua pekan lalu.

Salah satu warga sekitar, Didik mengatakan tanah ambles itu terjadi saat hujan dan tidak ada aktivitas pertanian. Namun, dengan adanya kejadian tersebut membuat warga terutama para petani resah akan adanya kejadian susulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat itu (kejadian) hujan, tidak ada aktivitas di pertanian, tahu-tahu ambles, petani khawatir kalau ada tanah ambles susulan, apalagi ini musim hujan," kata Didik saat ditemui wartawan, Rabu (25/12/2024).

Didik menyampaikan di bawah lahan pertanian itu memang ada sebuah lubang galian besar yang merupakan aktivitas pertambangan batu. Kasus ini telah dilaporkan kepada perangkat desa untuk segera ditindaklanjuti.

ADVERTISEMENT

"Kepala Dusun sudah melihat ke sini kemarin karena ada laporan dari pemilik lahan pertanian ini, kemudian dilaporkan ke desa, katanya mau mediasi segera," ungkap Didik.

Warga sekitar terutama yang berprofesi sebagai petani berharap agar aktivitas tambang batu diduga ilegal itu bisa segera ditutup. Sebab, selain membahayakan, juga merugikan para petani di kawasan tersebut.

"Harapan warga harus ditutup, karena kalau ini longsor dampaknya di sana itu ada pipa HIPAM, bisa-bisa warga enggak ada air," harapanya.

Sementara itu, warga lainnya, Nur Kholis menambahkan aktivitas tambang tersebut sudah berjalan sekitar 20 tahun. Pimpinan tambang tersebut merupakan salah satu warga Desa Giripurno.

"Aktivitasnya setiap hari, orangnya yang kerja liburnya cuma hari Minggu, itu tambangnya manual seperti pakai linggis dan cangkul. Dulu sempat dilakukan mediasi, saya lupa tahunnya, tapi tidak mau berhenti, bosnya orang Desa Giripurno sendiri," katanya.




(dpe/iwd)


Hide Ads