Situasi bisnis yang semakin baik terus mendorong aktivitas perusahaan developer yang semakin ekspansif melansir produk propertinya. Terkait pemasaran produknya, developer juga tidak hanya fokus pada pasar lokal tapi mulai merambah jangkauan pasar yang lebih luas di kawasan.
Pengembang Greenwoods Group misalnya, secara aktif berpartisipasi pada International Property Show by Property Guru di Singapura akhir bulan Juli 2023 lalu. Greenwoods Group merupakan pengembang dengan gaya pemasaran boutique developer dan saat ini telah menjalani kiprah bisnis mencapai 18 tahun dengan portofolio yang semakin beragam di berbagai kota.
Menurut CEO Greenwoods Group Okie Imanto, produk properti di Indonesia semakin berkembang dan sangat berpotensi untuk meraih pasar bukan hanya lokal tapi juga kawasan yang lebih luas. Produk properti di Indonesia khususnya di lokasi-lokasi tertentu juga sangat potensial seperti Bali yang merupakan destinasi wisata internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut riset yang dikeluarkan perusahaan konsultan global Knight Frank, Bali merupakan satu dari sepuluh tujuan teratas yang dipilih untuk investasi kalangan orang kaya sebagai rumah kedua. Dengan pertumbuhan 7,5 persen sejak tahun 2021 lalu, rata-rata okupansi di Bali mencapai 75 persen dan ini yang membuat potensi investasi properti di Bali sangat menarik," ujarnya.
Sebagai speaker di event International Property Show Singapura, Okie Imanto berkesempatan memaparkan potensi investasi terkait produk Greenwoods khususnya di kawasan destinasi utama pariwisata Bali. Greenwoods Group menjadi salah satu pengembang Indonesia yang terlibat di event internasional ini dengan membawa proyek unggulan di Bali seperti Damara Village Jimbaran Hijau, Damara Village Ubud Alaya Collection, Damara Estate Jimbaran Hijau, Aria South Jakarta, dan Greenwoods Collective Nakula.
Merambah potensi pasar yang besar dari luar negeri juga tidak terlepas dari belied pemerintah yang memudahkan konsumen asing untuk membeli produk properti. Mengacu pada UU No. 6 Tahun 2023 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja, orang asing bisa membeli produk properti di Indonesia hanya dengan bermodalkan paspor.
Mengutip www.damaravillage.co.id, lokasi hingga konsep produk menarik ditambah segmen harga yang sangat affordable, Okie menyebut potensi pasar dari konsumen asing (WNA) sangat besar terlebih untuk produk di Bali. Potensi konsumen asing sangat besar seiring terus meningkatnya kunjungan WNA ke berbagai kota seperti Jakarta, Batam, dan khususnya Bali.
"Hingga saat ini kami telah mengembangkan produk properti mencapai 52 proyek yang semuanya sukses diserap pasar karena menerapkan manajemen risiko yang kuat. Lebih dari 80 persen produk kami juga dihuni dan itu tidak terlepas dari konsep produk hingga strategi yang kami terapkan termasuk menunjuk pengelola dengan reputasi baik untuk mengelola produk-produk kami khususnya yang berada di Bali," imbuhnya.
Terkait Bali sebagai destinasi pariwisata internasional, Okie menyebut terus terjadi tren positif dari sisi tingkat kunjungan wisatawan mancanegara. Berdasarkan data Badan Pusat Statistis (BPS) Provinsi Bali Mei 2023, ada kunjugan mencapai 439.475 wisatawan khususnya dari Australia yang mendominasi (24,27 persen). Tingkat kunjungan ini naik mencapai 6,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Begitu juga dengan tingkat penghunian kamar hotel berbintang yang meningkat 2,99 poin atau mencapai 37,35 persen secara tahunan. Peningkatan okupansi ini juga merata pada hotel non bintang yang naik 1,29 poin atau 29,37 persen secara tahunan. Situasi ini tentunya tidak terlepas dari berakhirnya pandemi Covid-19.
Florent dari Emerhub Indonesia menambahkan, potensi besar dari sisi kunjungan mancanegara bisa dilihat pada periode Januari-Mei 2023 dengan tingkat kunjungan mencapai 4.118.521 yang masuk ke Indonesia. Dari angka itu, sebanyak 1.877.215 kunjungan masuk melalui pintu Bali yang menunjukan pulau ini sangat menarik dan memiliki potensi besar untuk menjadi pasar konsumen asing baik dari sisi rental return maupun capital gain.
"Kami melihat menjalankan bisnis properti di Bali bisa menjadi peluang yang sangat menguntungkan karena pulau ini masih memiliki popularitas yang tinggi sebagai tujuan wisata dengan komunitas ekspatriat yang terus berkembang. Pemerintah juga sangat mendukung dengan menjadikan banyak wilayah di Bali sebagai proyek prioritas nasional (PSN) yang digelontorkan anggaran besar untuk pembangunan infrastrukturnya," jelasnya.
Emerhub Indonesia merupakan perusahaan yang memberikan layanan konsultasi dan dukungan profesional khususnya untuk kalangan investor asing maupun pemilik bisnis lainnya. Sejak tahun 2011, Emerhub telah membantu lebih dari 5.000 perusahaan asing dan klien dengan dukungan pengalaman lebih dari 10 tahun di Asia Tenggara.
Sementara itu sebagai perusahaan developer, hingga saat ini Greenwoods Group telah mengembangkan dan mengelola (land developed owned-manage) lahan seluas lebih dari 162 hektar. Itu berarti total aset yang dikelola mencapai senilai lebih dari Rp700 miliar dengan rata-rata pertumbuhan aset properti mencapai 11,5 persen per tahun.
(dna/zlf)