×
Ad

Renovasi Tradisional yang Bikin Apartemen di Hong Kong Terbakar Cepat

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Jumat, 28 Nov 2025 12:30 WIB
Penampakan perancah bambu dan jaring hijau di Wang Fuk Court setelah api dipadamkan. Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Jakarta -

Di tengah kemajuan teknologi dan modernitas di bidang konstruksi, Hong Kong masih memegang erat nilai-nilai budaya, yakni dalam penggunaan perancah bambu atau scaffolding bambu ketika merenovasi atau membangun sebuah bangunan.

Perancah bambu merupakan sebutan bagi konstruksi penopang bangunan atau struktur sementara dalam konstruksi untuk menyediakan platform yang aman dan stabil bagi pekerja dan material pada ketinggian tinggi.

Dilansir dari BBC, perancah bambu disebut telah digunakan di Hong Kong selama berabad-abad. Bahkan di negara tersebut terdapat sekitar 2.500 ahli perancah bambu terdaftar yang berkecimpung di bidangnya, menurut data resmi.

Bambu dipilih karena dapat dibuat dengan cepat, ringan, dan sangat kuat. Bambu dapat dipotong mengikuti luas ruang yang tersedia sehingga lebih fleksibel daripada menggunakan besi Bahkan banyak pihak menganggapnya bambu merupakan bagian ikonik dari lanskap perkotaan di sana.

Reuters menyebut asal mula pemakaian perancah bambu ini berasal dari China, tempat bambu banyak ditemukan. Sejak zaman kuno bambu telah menjadi landasan arsitektur sekaligus bentuk seni. Bahkan bambu konon digunakan sebagai perancah dan peralatan dalam pembangunan Tembok Besar China.

CNN pernah melakukan peliputan khusus mengenai penggunaan perancah bambu ini. Dalam salah satu pembangunan yang tengah berjalan di Hong Kong, diperlihatkan bambu-bambu yang disusun memanjang dan diikat secara rapi menjalar di sekeliling struktur besi dan kaca. Uniknya, perancah bambu dipasang melayang tanpa menapak di tanah, layaknya jaring laba-laba.

Umumnya, pada konstruksi zaman sekarang, bagian ini bisa menggunakan besi yang jauh lebih kokoh dan aman. Namun, Hong Kong tetap berpegang pada tradisinya, di mana pekerja masih merangkai tangga dan jembatan kerja dari bambu.

Nah, ternyata perancah bambu ini disebut jadi salah satu alasan api menyebar cepat di kebakaran dahsyat yang menimpa apartemen di Hong Kong baru-baru ini.

Sebuah apartemen 31 lantai, Wang Fuk Court, yang tengah direnovasi sejak Juli 2024 lalu juga memakai perancah bambu ini dari bawah hingga lantai teratas membungkus gedung tersebut bersama jaring hijau.

Sayangnya, pemakaian kedua material tersebut membawa malapetaka. Pada Rabu (26/11/2025) kebakaran hebat terjadi di Wang Fuk Court yang membakar habis 7 dari 8 tower apartemen tersebut. Di dalamnya terdapat 1.984 unit apartemen yang dapat menampung hingga 4.600 penduduk.

Kejadian ini disebut sebagai kebakaran terbesar di Hong Kong dalam 3 dekade terakhir. Kabar terbaru dari BBC pada Jumat (28/11/2025) jumlah korban tercatat imbas insiden ini mencapai 94 orang tewas, 76 orang terluka termasuk 11 petugas pemadam kebakaran. dan hampir 300 orang masih belum diketahui keberadaannya.

Penyebab utama kebakaran masih diselidiki, tetapi alasan api dengan cepat menyebar ke tower-tower yang lain adalah angin yang kencang dan pemakaian perancah bambu serta jaring hijau yang sifatnya mudah terbakar.

Ini bukan kejadian pertama, CNN melaporkan dari data Departemen Buruh Hong Kong menunjukkan antara Januari 2018 hingga Agustus 2025, setidaknya 24 kematian terkait penggunaan perancah bambu.

Di luar nilai budaya, status bambu sebagai ikon Hong Kong, dan ketahanannya, pemerintah kota Hong Kong menilai bahwa sudah saatnya konstruksi Hong Kong beralih dengan material yang lebih aman seperti logam. Selain itu, pertimbangan lainnya adalah saat ini bahan bambu tidak sebanyak dulu dan adanya tekanan agar konstruksi kota dapat mengikuti standar global modern.



Simak Video "Video: 2 WNI Jadi Korban Tewas Kebakaran Apartemen Hong Kong"

(aqi/aqi)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork