Apartemen 31 lantai Wang Fuk Court di Hong Kong terbakar pada Rabu (26/11/2025). Ini menjadi kebakaran terbesar di Hong Kong dalam 3 dekade terakhir. Pemerintah setempat telah menetapkan peristiwa ini sebagai kebakaran level 5 atau level tertinggi hanya dalam beberapa jam sejak laporan masuk.
Wang Fuk Court memiliki 8 tower di mana 7 di antaranya terdampak. Pemerintah mengatakan semua tower diketahui sedang direnovasi. Tanggung jawab pembangunan dipegang oleh Prestige Construction & Engineering Co Limited. Departemen Bangunan telah menetapkan persyaratan material tahan api yang ketat untuk bahan yang digunakan dalam perancah untuk mencegah penyebaran kebakaran. Investigasi masih dilakukan terkait penyebab kebakaran.
Dilansir dari South China Morning Post, renovasi tersebut dilakukan secara menyeluruh pada delapan blok hunian sejak Juli 2024. Selama renovasi beberapa gedung dilapisi perancah bambu dan jaring hijau. Perancah bambu merupakan konstruksi pelindung yang umum digunakan pada pekerjaan konstruksi dan renovasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, jaring konstruksi hijau berguna untuk mencegah serpihan melukai pejalan kaki. Jadi keduanya sudah sepaket pasti akan dipakai pada saat pekerjaan konstruksi.
Sayangnya, bambu merupakan material yang mudah terbakar. Hal ini menjadi sorotan banyak pihak karena dalam video yang diambil oleh warga yang menyaksikan langsung saat kebakaran terjadi, api dengan cepat menyebar karena material perancah bambu dan jaring hijau tersebut.
Hal ini juga dibahas dalam laporan dari BBC, perancah bambu disebut telah digunakan di Hong Kong selama berabad-abad. Bambu dipilih karena dapat dibuat dengan cepat, ringan, dan sangat kuat. Bahkan banyak pihak menganggapnya bambu merupakan bagian ikonik dari lanskap perkotaan di sana.
Penggunaan bambu pada bangunan telah memakan banyak korban. Kejadian kebakaran di Wang Fuk Court bukanlah yang pertama. Pada 1962, beberapa gedung terbakar dan menewaskan 44 orang di kawasan Sham Shui Po. Imbas kejadian tersebut, ratusan orang kehilangan tempat tinggal. Penyebab kebakaran karena 22 kg kembang api yang disimpan di lokasi terbakar dan menyebabkan api menyebar dengan cepat ke lantai atas.
Kemudian, kasus kebakaran lainnya terjadi pasca Perang Dunia II pada 1948. Penyebabnya adalah ledakan di lantai dasar gudang lima lantai yang berisi 'barang berbahaya', menurut Post, yang menyebabkan 176 orang tewas.
Laporan media lokal pada bulan Maret menyebutkan Biro Pembangunan Pemerintah telah berupaya menghentikan penggunaan bambu secara bertahap karena masalah keamanan. Sebagai gantinya, pemerintah mendorong untuk menggunakan logam sebagai pengganti bambu. Peraturan baru ini muncul setelah beragam peristiwa kebakaran terjadi karena perancah bambu itu.
Juru Bicara Biro, Terence Lam, mengatakan dalam laporan tersebut perancah bambu memiliki kelemahan, seperti sifat mekanis, kerusakan jika dipakai dalam waktu panjang, dan mudah terbakar sehingga menimbulkan masalah keselamatan.
Reuters juga ikut membahas mengenai penggunaan perancah bambu ini. Asal mula pemakaian perancah bambu ini berasal dari China, tempat bambu banyak ditemukan. Sejak zaman kuno bambu telah menjadi landasan arsitektur, bahkan konon digunakan sebagai perancah dan peralatan dalam pembangunan Tembok Besar di China.
Kini pemakaian bambu sudah mulai ditinggalkan di sebagian besar negara. Penggantinya adalah perancah dan klem logam yang lebih kokoh. Reuters dan BBC menyebut Hong Kong sebagai salah satu negara terkahir yang masih menggunakan perancah bambu. Bahkan mereka memiliki sekitar 2.500 ahli perancah bambu terdaftar yang berkecimpung di bidangnya, menurut data resmi.
(aqi/aqi)










































