Pernah lihat kos-kosan yang jendelanya menghadap ke dalam? Pernah tinggal atau sedang tinggal di dalam kos tersebut? Kos-kosan yang jendelanya menghadap ke dalam seringkali ditemukan terutama di kota-kota besar atau kota dengan banyak penduduk berstatus mahasiswa.
Tahu nggak kalau tinggal di dalam kos tersebut memiliki segudang risiko yang bisa menimpa penghuninya? Mulai dari minimnya sirkulasi udara, tidak adanya cahaya matahari masuk, serta secara psikologi orang akan mudah stress karena rasanya seperti terkungkung dalam ruangan sempit.
Ketua Komite Arsitek Muda ARCASIA sekaligus pengajar di Binus University, Denny Setiawan, mengatakan bahwa jendela kos yang menghadap ke dalam dapat berbahaya karena ruangan tidak memiliki sirkulasi udara yang baik.
"Hal ini cenderung berbahaya. Kenapa? Karena apabila ruangan tidak mendapatkan asupan udara luar atau cahaya matahari dari luar, ruangan itu akan cenderung lembab. Jadi kelembaban itu yang menyebabkan banyak sekali resiko," ujar Denny saat dihubungi detikProperti, pada Rabu (23/04/2025) lalu.
Denny juga menjelaskan bahwa kamar kos yang lembap menjadi tempat bersarangnya kuman dan bakteri yang berbahaya.
"Ruangan akan menjadi lembab karena sirkulasi udara tidak mengalir dengan baik. Itu yang pertama. Lalu, proses disinfektan alami yang dilakukan oleh cahaya matahari terhadap kuman-kuman yang biasanya mati karena cahaya matahari langsung itu tidak terjadi. Sehingga di dalam ruangan itu cenderung menjadi justru malah sumber kuman penyakit ada di dalam situ," sambung Denny.
Tak hanya itu, Denny menuturkan bahwa kamar kos yang lembap bisa lebih berbahaya dari sekadar kuman dan penyakit. Kamar kos lembap bisa sangat membahayakan kesehatan fisik penghuninya.
"Kelembapan itu mengakibatkan paru-paru kita mengalami tekanan yang bisa mengakibatkan paru-paru basah. Itu banyak sekali laporan kejadian tentang ruangan yang nggak punya jendela, itu penghuninya paru-parunya bermasalah," sambung Denny.
Selain kesehatan fisik, jendela menghadap ke dalam juga dapat berpengaruh terhadap sisi psikologis penghuninya. Hal ini menyebabkan penghuni bisa mengalami stress.
"Mereka yang jendela unit kosnya itu menghadap ke lorong, kebanyakan menutup pintu atau akses jendela tersebut dengan gorden atau apapun yang menghalangi view dari luar unit ke dalam. Karena kan banyak orang lalu-lalang ya. Akibatnya ruangan itu senantiasa gelap. Karena tidak pernah melihat udara luar, tidak pernah melihat view luar, mereka cenderung lebih terkukung. Itu yang menyebabkan orang stres." kata Denny.
Lantas, jika sudah telanjur tinggal di dalam kos yang memiliki jendela menghadap ke luar bagaimana solusi yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bahaya kesehatan tersebut?
Denny menyarankan sebaiknya hindari kosan seperti itu. Namun, jika memang tidak ada, pastikan memiliki alat untuk mengatasi masalah sirkulasi udara agar ruangan tidak lembap.
"Pastikan punya perangkat lain seperti air purifier untuk senantiasa memastikan udara yang di dalam itu tidak lembap, kuman-kumannya tersedot sama air purifier, itu mungkin bisa jadi salah satu penolong," jelas Denny.
Lebih lanjut, Denny menyebutkan bahwa jendela kos-kosan yang menghadap ke dalam bisa terjadi karena pemilik kos ingin membuat unit sebanyak-banyaknya tetapi lahannya terbatas. Denny juga menambahkan bahwa semakin banyak unit kos juga berpengaruh terhadap kualitas hidup si penghuni kos.
"Makanya yang jadi concern adalah banyaknya unit, bukan kualitas hidup. Oleh karena itu, di tanah yang mungkin terbatas, orang cenderung memaksimalkan tanah yang mereka punya. Sehingga tidak terlalu menjadi penting buat mereka untuk memastikan bahwa setiap ruangan atau setiap unit memiliki akses udara keluar. Sehingga jendela yang mereka buat itu menghadapnya ke lorong," tambah Denny.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
Simak Video "Rahasia Arsitek Bikin Kos-kosan 'Berlubang' di Surabaya Jadi Adem"
(abr/abr)