Jika rencana bangun rumah di bulan yang dikeluarkan oleh Badan Penerbangan dan Antariksa atau National Aeronautics and Space Administration (NASA) dianggap cukup 'gila', ada lagi ide lebih 'liar' yang akan dilakukan mereka yaitu bangun rumah menggunakan jamur.
Ya, rumah yang ada di bulan rencananya akan dibuat dari jamur. Bukan beton, besi, atau bahan bangunan pada umumnya.
Ide tersebut muncul lantaran sulitnya membawa material bangunan ke bulan. Biayanya juga sangat mahal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anda tidak dapat menggunakan papan atau batu bata. Jadi dengan apa Anda akan membangun (rumah)? Dan sangat mahal untuk menggunakan habitat yang sudah dibangun," kata Chris Maurer, pendiri Redhouse, dikutip dari Al Jazeera. Redhouse merupakan sebuah firma arsitektur di Cleveland, Amerika Serikat yang bermitra dengan NASA untuk memecahkan tetapi konstruksi luar angkasa ini.
Maurer mengatakan, konsep yang sedang diteliti oleh sebagian besar peneliti disebut In-Situ Resource Utilisation (ISRU) atau pemanfaatan Sumber Daya In-Situ.
"Yang berarti Anda membangun apa yang Anda miliki di sana, dan apa yang Anda miliki di sana mungkin air dan regolith (debu bulan)," tutur Maurer.
Sumber daya yang sedikit tersebut ternyata lebih dari cukup untuk memberi makan beberapa spesies jamur yang kemudian dapat dibentuk menjadi bahan bangunan yang sangat kuat. Bahkan disebut lebih kuat dari beton dan sederet manfaat lainnya.
Baca juga: NASA Bakal Bangun Rumah di Bulan pada 2040! |
Mycotecture atau penggunaan material berbasis jamur untuk tujuan konstruktif, telah menjadi tren yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Mycotecture bahkan sudah digunakan dalam berbagai hal, seperti seni, bangunan hingga limbah biodaur ulang.
Sebelum membuat proyek di bulan, perusahaan Maurer sudah mencobanya di bumi, tepatnya di Namibia. Redhouse menjalankan program menggunakan mycomaterial untuk membangun rumah bagi pengungsi bencana iklim sambil menanam jamur yang bisa dimakan untuk mengatasi kelangkaan sumber pangan.
Saat astrobiologi dan pemimpin proyek di NASA, Lynn Rothschild menyadari hal tersebut, ia berpikir ada potensi untuk menerapkannya di ruang angkasa. Sejak saat itu, mycotechnology mendapat dukungan dari tokoh-tokoh terkemuka NASA, salah satunya seorang geolog Jim Head.
Di Bumi, tim Maurer membuat "batu bata" myco hanya dengan memberikan bahan organik dari tanaman atau limbah konstruksi ke berbagai spesies jamur. Bahan yang dihasilkan kemudian dipanaskan dan dipadatkan menjadi balok-balok yang lebih tangguh daripada beton dan secara eksponensial lebih baik bagi lingkungan. Namun, proses ini agak terbalik ketika menyangkut ruang angkasa.
"Kekuatan tidak terlalu penting di bulan atau Mars karena gravitasi jauh lebih rendah dan gaya bangunan akan mengarah ke luar karena Anda berada di dalam bejana bertekanan," jelas Maurer.
"Alih-alih gravitasi yang menekan bangunan Anda, Anda memiliki udara yang mendorong keluar, jadi Anda tidak memerlukan bahan yang baik untuk kekuatan tekan, tetapi untuk kekuatan tarik yang dapat menahan tekanan itu," tambahnya.
![]() |
Rencananya, proyek bangun rumah pakai jamur ini dimulai dengan cetakan menggelembung untuk menumbuhkan mycomaterial dengan menggunakan kombinasi spora jamur dan alga yang bersumber dari bumi. Spora jamur dan alga tersebut nantinya akan memakan air dan regolith yang sudah ada di bulan.
"Dengan cara itu, Anda dapat menggunakan sedikit biologi dan nutrisi hidup," kata Maurer.
"Lalu Anda dapat menambahkan banyak air saat Anda tiba di sana dari es di bawah permukaan. Itu akan menjadi sekitar 90% dari massa bangunan akhir, jadi Anda telah mendapatkan sebagian besar material Anda di tempat tujuan," lanjutnya.
Walau demikian, proyek tersebut masih membutuhkan waktu setidaknya 10 tahun lagi untuk bisa terwujud. Dalam waktu dekat, proyek tersebut akan bersiap untuk mengirim model bukti konsep atau proof of concept ke angkasa dengan stasiun Antariksa Starleb yang diharapkan akan diluncurkan pada 2028. Sebagai hasil kerja sama antara Voyager, Airbus, Virgin, Hilton, dan mitra komersial dan pemerintah lainnya, Starlab akan menjadi stasiun orbit rendah Bumi utama setelah Stasiun Antariksa Internasional (ISS) saat ini dinonaktifkan pada awal tahun 2030-an.
Maurer mengungkapkan, akan seperti apa proyek myco tersebut masih dibahas secara internal, salah satunya terkait dengan desain interior. Pihaknya masih melakukan eksperimen ilmiah pada furnitur sederhana, seperti sofa atau kursi atau bahkan tempat tidur yang bisa menahan orang yang menempatinya untuk tetap di tempat saat gravitasi nol.
![]() |
Pada waktu yang sama, dalam program myco tersebut akan mengirim model skala kecil untuk pengujian di lokasi, dengan struktur berukuran penuh yang akan menyusul beberapa tahun kemudian. Setelah uji coba di bulan, pihaknya kan lanjut uji coba di Mars.
(abr/dna)