- Apa Itu Desain Bioklimatik?
- Prinsip Desain Bioklimatik
- Karakteristik Desain Bioklimatik Bahan Bangunan yang Berkelanjutan Struktur Langit-langit dan Ventilasi Penggunaan Ruang Secara Cerdas Karakteristik desain bangunan bioklimatik berikutnya adalah kontrol dan penggunaan ruangan yang cerdas. Ukuran dan tata letak ruangan dalam arsitektur ini diatur sedemikian rupa guna mengoptimalkan penggunaan energi dengan baik. Penggunaan Energi Terbarukan Penggunaan Material yang Cerdas Penggunaan Air dan Tanaman
Pendingin udara atau AC (Air Conditioner) menjadi kebutuhan wajib bagi hunian di negara beriklim tropis nan lembab seperti Indonesia. Meski demikian, penggunaan AC berdampak pada pemborosan energi listrik.
Namun, jangan khawatir. Ada sebuah desain rumah yang dirancang khusus untuk membuat ruangan tetap adem, meski tanpa AC sekalipun. Desain tersebut bernama Bioklimatik.
Nah, bagi Anda yang penasaran dengan desain rumah ini, simak penjelasan artikel berikut sampai habis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Desain Bioklimatik?
Dikutip dari jurnal Penerapan Prinsip Bioklimatik pada Bangunan Rumah Tinggal oleh Maria Rosita dan Eddy Prianto, arsitektur bioklimatik merupakan metode perancangan bangunan hemat energi yang bertujuan untuk memecahkan masalah iklim setempat.
Pengertian lainnya tentang desain bioklimatik adalah proses desain yang menyatukan disiplin fisiologi manusia, klimatologi, dan fisika bangunan.
Arsitektur ini mengkombinasikan bentuk teknologi baru yang ditujukan guna memperoleh keseimbangan energi.
Sebelum abad ke-20, arsitektur bioklimatik sudah lazim ditemukan pada bangunan seperti vernakular dari hacienda Spanyol hingga rumah desa tradisional Tionghoa. Namun, seiring hadirnya penemuan AC di Amerika Serikat oleh Willis Haviland Carrier pada tahun 1902, arsitektur bioklimatik tak lagi disukai.
Kini arsitektur bioklimatik dinilai memiliki peran penting untuk bangunan, terutama di kota-kota Asia. Dewasa ini, kota-kota di Asia mengalami peningkatan jumlah penduduk, di mana hal tersebut berpengaruh pada tingginya penggunaan energi dan air.
Prinsip Desain Bioklimatik
Menurut tulisan yang dimuat dalam Jurnal Arsitektur tersebut, prinsip utama dari desain bioklimatik adalah menciptakan bangunan pasif rendah energi dengan cara menyediakan lingkungan yang nyaman berdasarkan fitur desain pasif.
Adapun prinsip berikutnya, yakni mengintegrasikan sistem pasif dan sistem aktif (contoh: pendingin ruangan buatan) untuk menciptakan solusi terpadu pengendalian iklim.
Penerapan dua prinsip ini bertujuan untuk mencapai kenyamanan dalam ruangan. Namun pada beberapa kasus, ada batasan untuk penerapan efek sistem pasif. Dengan begitu, solusi yang bisa diambil adalah menggunakan sistem aktif di saat kenyamanan tidak dapat diberikan oleh sistem pasif.
Karakteristik Desain Bioklimatik
Berikut ini beberapa karakteristik dari desain bioklimatik yang membedakannya dengan desain lain.
Bahan Bangunan yang Berkelanjutan
Bahan bangunan dalam arsitektur bioklimatik berupa isolator, di mana bahan ini dapat membantu area ruangan terhindar dari gelombang panas atau dingin. Adapun bahan yang digunakan berupa bahan ramah lingkungan seperti kayu, batu, serat alami, dan bahan daur ulang meminimalkan dampak bangunan.
Struktur Langit-langit dan Ventilasi
Desain bioklimatik ditandai dengan struktur langit-langit bangunan yang cukup tinggi. Adapun ventilasinya sebisa mungkin menghindari fasad kaca besar yang menghadap ke arah timur atau barat.
Dilansir dari detikProperti, pengaturan ventilasi alami, kipas atap, serta insulasi fiberglass yang tepat dapat membuat bangunan bioklimatik memiliki suhu sekitar 5 Celcius (9 Fahrenheit) lebih dingin daripada suhu di luar.
Penggunaan Ruang Secara Cerdas
Karakteristik desain bangunan bioklimatik berikutnya adalah kontrol dan penggunaan ruangan yang cerdas. Ukuran dan tata letak ruangan dalam arsitektur ini diatur sedemikian rupa guna mengoptimalkan penggunaan energi dengan baik.
Penggunaan Energi Terbarukan
Sesuai definisinya, desain bioklimatik dirancang untuk mewujudkan konsep bangunan hemat energi yang dapat memecahkan masalah iklim setempat. Bangunan bioklimatik di iklim tropis biasanya menggunakan panel surya, panas bumi, angin, dan hidrolik untuk mengurangi konsumsi energi listrik yang berlebih.
Penggunaan Material yang Cerdas
Rumah dengan desain bioklimatik umumnya menggunakan material cerdas, seperti kaca jendela yang otomatis menjadi gelap, ubin yang menyimpan panas matahari, dan material cerdas lain untuk memperpanjang masa pakainya.
Penggunaan Air dan Tanaman
Arsitektur bioklimatik menerapkan penggunaan air dan tanaman untuk menciptakan udara sejuk di tengah iklim yang panas. Penggunaan ini biasanya ditandai dengan kehadiran pepohonan, taman vertikal, dan atap hijau di sekitar area rumah.
Itulah penjelasan seputar desain rumah bioklimatik yang dapat membuat hunian terasa dingin meski tanpa AC. Semoga artikel ini bermanfaat!
(elk/row)