We Live In Time: Ditabrak Langsung Jatuh Cinta
EDITORIAL RATING
AUDIENCE RATING

Sinopsis:
Pegawai IT di sebuah perusahaan sereal ternama, Tobias (Andrew Garfield), menghadapi krisis dalam percintaan setelah ia diceraikan oleh istrinya yang memilih mengejar kariernya di Swedia dan mengabaikan mimpi mereka.
Saat momen akan menandatangani surat cerai, ternyata pulpennya macet membuatnya harus keluar kamar hotel dan membeli pulpen baru. Di perjalanan kembali ia justru malah ditabrak mobil yang dikemudikan oleh Almut (Florence Pugh) yang kemudian membawanya ke rumah sakit.
Baca juga: Heretic: Hugh Grant Si Penguji Iman |
Keduanya pun berkenalan dan mulai menyimpan rasa suka hingga akhirnya tumbuh menjadi benih cinta. Namun nasib tak berpihak lagi pada Tobias, Almut ternyata ogah punya anak dan berkeluarga seperti yang dimimpikan olehnya.
![]() |
Tobias melunak dan merelakan mimpinya demi bisa menikmati hidup bersama Almut. Seiring jalannya waktu Almut mulai tersentuh dan berpikir untuk menjadi seorang ibu, namun kisah cinta mereka kembali diuji di mana ia justru didiagnosa mengidap kanker ovarium stadium 3.
Review:
Sekilas mungkin premis yang disajikan dalam We Live In Time mirip dengan apa yang biasa kita saksikan di FTV. Namun sutradara John Crowley dengan cerdas membuat film ini terasa berbeda dengan alur maju-mundurnya.
Bersama dengan Justine Wright, ia mengacak-acak alur tersebut sehingga menjadi tontonan yang sangat menyentuh dan membuat para penonton cukup berantakan emosinya kala menyaksikannya.
Ia juga tak memakai konsep sebab-akibat dalam penyuguhan cerita dan lebih mengedepankan skala emosi yang dibawakan kedua bintang utamanya, Andrew Garfield dan Florence Pugh, yang bermain sangat baik di sana.
![]() |
Andrew yang menampilkan kekakuannya sebagai pegawai kantoran dan Florence yang cukup energik, liar dan juga penuh hasrat untuk mengejar kariernya sebagai chef seolah dua kutub yang berbeda yang disatukan lewat cinta.
Bagaimana Andrew yang jarang sekali menampilkan emosinya hampir di dua pertiga film membuat penonton makin simpati padanya yang berkali-kali harus mengalah.
Apalagi momen di mana ia harus merelakan pesta pernikahan yang diaturnya sedemikian rupa setelah Florence Pugh justru lebih memilih tampil di ajang bergengsi di dunia kuliner.
Adegan itu terasa cukup menyayat hati, khususnya untuk pria. Rasa dilema antara membahagiakan pasangan dan memuaskan ego menjadi pertempuran yang menarik untuk disaksikan dari karakter Tobias.
![]() |
Namun menjelang akhir film justru Florence Pugh yang mencuri hati para penonton di mana ia melakukan perpisahan yang sangat berkesan untuk putrinya dan juga kekasihnya itu.
Film ini seolah menjadi refleksi untuk para pasangan, bagaimana terkadang kita lupa untuk bersyukur dan menatap terlalu jauh hingga lalai bahwa kita hidup di saat ini.
Genre | drama |
Runtime | 108 minute |
Release Date | 11 October |
Production Co. | Film4 SunnyMarch Shoebox Films |
Director | John Crowley |
Writer | Nick Payne |
Cast | Andrew Garfield as Tobias Durand Florence Pugh as Almut Brühl Adam James as Simon Maxson Marama Corlett as Adrienne Duvall |