8 Penulis Lintas Genre Kolaborasi di 'Kedai Kopi dan Rahasia'

Debora Danisa Kurniasih Perdana Sitanggang
|
detikPop
Para penulis menceritakan proses kreatif self-publishing di bincang buku Kedai Kopi dan Rahasia di Pos Bloc Jakarta, pada Minggu (2/3).
Tujuh dari delapan penulis 'Kedai Kopi dan Rahasia' bersama host booktalk di Patjarmerah Pos Bloc Jakarta, Minggu (2/3). Foto: Dok.Debora Danisa Kurniasih Perdana Sitanggang/ detikcom
Jakarta -

Berawal dari rutinitas kumpul di kedai kopi, delapan penulis yang berdomisili di Tangerang Selatan menelurkan karya bersama. Delapan cerita dengan tokoh berbeda-beda dipersatukan dalam semesta Luminaverse, dalam buku berjudul Kedai Kopi dan Rahasia.

Kedai kopi ini menjadi titik awal kolaborasi Aghnia Sofyan, Altami ND, Ayu Rianna, Ayu Welirang, Flara Deviana, Hening Swastika, Lia Nurida, dan Sasa Ahadiah. Masing-masing terbiasa menulis genre yang berbeda. Ada yang menulis metropop, teenlit, young adult, bahkan thriller kriminal. Namun, mereka dapat menggabungkan perbedaan itu dengan apik, saling berkelindan, dan konsisten.

Penulis genre metropop, Ayu Rianna, bercerita awal mula tercetusnya ide untuk membuat kumcer. Para penulis yang menyebut diri 'Tangsis' ini suka nongkrong lama-lama sambil membuat konten untuk membangun self-branding.

"Tadinya cuma rumpi doang, ngonten. Tapi kok kita ngonten terus, kapan nulisnya?" tutur Ayu dalam sesi booktalk di Patjarmerah Pos Bloc, Jakarta Pusat, Minggu (2/3/2025).

"Kami punya tongkrongan all you can drink sampai ginjal menjerit, namanya Lumino," timpal Ayu Welirang, menceritakan asal-usul Luminaverse yang menjadi bendera kumcer ini.

Diramu oleh delapan penulis lintas genre, Kedai Kopi dan Rahasia menawarkan tema beragam. Seperti pilihan rasa kopi di papan menu coffee shop langganan. Ada cerita tentang 'si paling kopi' yang ditulis Hening Swastika, yang sarat dengan penjelasan tentang seluk-beluk kopi itu sendiri. Padahal dia secara pribadi bukan penikmat kopi.

"Karena nggak tahu rasa kopi gimana, tanya ke teman-teman yang minum dan ngulik kopi," ujar Hening, menjelaskan proses kreatifnya menciptakan karakter 'si paling kopi'.

Sasa Ahadiah mengangkat cerita yang terinspirasi dari pengalamannya mencoba kopi Aceh Gayo. Sebagai orang yang awalnya tidak suka minum kopi, Sasa mengaku 'jatuh suka' pada minuman asam pahit ini sejak mencicipi kopi Aceh Gayo. Dalam cerpennya, Sasa menggambarkan keinginan untuk kembali menggali rasa yang pernah ada.

Sebagai penyuka kisah sejarah Kerajaan Majapahit, Ayu Rianna menghadirkan cerita dengan unsur reinkarnasi. Kemudian Ayu Welirang yang terbiasa menulis thriller memilih mantan narapidana sebagai tokoh utamanya. Aghnia Sofyan menjadikan pengalamannya naik kapal ke Kupang sebagai inspirasi untuk ceritanya dengan tokoh utama pelaut.

Para penulis menceritakan proses kreatif self-publishing di bincang buku 'Kedai Kopi dan Rahasia' di Pos Bloc Jakarta, pada Minggu (2/3).Para penulis menceritakan proses kreatif self-publishing di bincang buku 'Kedai Kopi dan Rahasia' di Patjarmerah Pos Bloc Jakarta, pada Minggu (2/3). Foto: Dok.Debora Danisa Kurniasih Perdana Sitanggang/ detikcom



Kedai kopi dalam semesta ini tak cuma menyediakan menu minuman hitam nan pahit itu saja. Lia Nurida menghadirkan mi goreng bawang yang terinspirasi dari resepnya sendiri, biasa dibuat di rumah kala hujan. Seluruh cerita itu berpusat pada sang pemilik kedai, Abi, yang kisah sedihnya dirajut oleh Flara Deviana pada bagian akhir.

Kedai Kopi dan Rahasia ini diterbitkan secara mandiri oleh para penulis. Alih-alih diluncurkan penerbit mayor, mereka mengaku lebih leluasa 'melahirkan' kumcer ini melalui self-publishing. Tiap penulis punya job desc.

"Misalnya bagian produksi, substansi, promosi. Ujung-ujungnya kami bekerja bareng. Kami berembuk mencari editor, ilustrator, tempat percetakan di mana. Even printilan-printilan itu kreativitas penulis juga," jelas Flara Deviana.

Sebagai kumcer, buku setebal 374 halaman ini tidak hanya ditujukan bagi segmen tertentu saja. Siapa pun bisa dengan mudah menyesap cerita sesuai selera. Apalagi, menurut Flara, masing-masing penulis sudah punya basis pembaca yang, paling tidak, akan cocok dengan satu cerita.

Setelah menyelesaikan Kedai Kopi dan Rahasia, geng Tangsis ini bertekad akan melanjutkan semesta Luminaverse. Tidak menutup kemungkinan ada penulis-penulis lain yang terlibat di proyek berikutnya.

"Sangat besar kemungkinan ada penulis lain yang menulis dengan bendera Luminaverse. Kalau nanti ada ide lagi, nulis bareng lagi. Itu masih di jangka panjang. Pasti akan terbuka banget untuk penulis lainnya, tapi itu nggak bisa diprediksi karena biasanya tiba-tiba," kata Aghnia Sofyan.

Kedai Kopi dan Rahasia resmi diluncurkan pada 16 Februari 2025. Selengkapnya bisa dikulik di laman Instagram @luminaverse.




(des/tia)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO