Kronologi Pameran Tunggal Yos Suprapto Ditunda Imbas 5 Lukisan

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Pameran lukisan bertajuk Kebangkitan : Tanah untuk Kedaulatan Pangan 2024 digelar di Galeri Nasional, Jakarta. Yuk lihat.
Preview pameran tunggal Yos Suprapto saat digelar pada 17 Desember 2024 di Galeri Nasional Indonesia. Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Pameran tunggal Yos Suprapto yang dijadwalkan dibuka di Galeri Nasional Indonesia kemarin malam menuai pro dan kontra. Eksibisi tunggal bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan pun terpaksa ditunda.

Kepada redaksi detikcom, Yos Suprapto menjelaskan kronologinya. Pameran yang awalnya bertemakan BANGKIT! sudah direncanakan sejak tahun lalu namun tajuknya berubah menjadi Kedaulatan Pangan.

"Tanggal 13 Desember kemarin, sesuai kesepakatan, lukisan sudah bisa dipajang. Kalau (kurator) bertanggung jawab ada di sana. Tanggal 17 Desember datang ke Galeri Nasional Indonesia, melihat lukisan yang sudah dipasang, dan meminta saya ketemu dan mengungkapkan keberatannya akan dua lukisan itu," terang Yos.

"Saya dengan rela hati dan ikhlas, disaksikan oleh banyak pihak untuk menutup lukisan itu dengan kain hitam," tegasnya lagi.

Dua lukisan yang berjudul Konoha 1 dan Konoha 2 pun sudah ditutup dengan kain hitam. "Iya, sudah dilakukan," katanya.

Pada 19 Desember ketika hari H pameran seharusnya dibuka, Yos menjelaskan 3 jam sebelumnya dia harus memberikan penjelasan kepada para pemandu pameran. "Itu saya diminta datang ke kantor pertemuan, ada kurator yang meminta saya ada 5 lukisan diturunkan. Buat saya terkejut, dua sudah diikhlaskan ditutup. Kok ada 3 lagi," sambungnya.

Menurut penjelasan kurator Suwarno, tidak adanya relevansi dengan judul pameran ketahanan pangan ini.

"Lukisan yang mau diturunkan petani yang memberikan makan pada orang kaya, pada anjing-anjing. Kok nggak ada sangkut-pautnya dengan petani. Ketika saya jelaskan pemahaman beberapa catatan akademik, dengan referensi yang lebih jelas. (Dia) tidak bisa menjawab, akhirnya mengundurkan diri. Tidak layak menjadi kurator pameran ini," katanya.

Kejadian itu terjadi saat hari H pameran yang seharusnya dibuka secara resmi. "Dia minta yang sudah ditulis di banner di depan dihapus, ditutup. Dia menuntut nama-namanya sebagai kurator tidak disertakan dalam apapun juga," ungkap Yos.

Tanggapan Kurator

Sementara itu, kurator pameran tunggal Yos Suprapto, Suwarno Wisetrotomo dalam pernyataan yang dibagikan kepada detikcom membenarkan adanya ketidaksepakatan antara seniman dan kurator.

"Terdapat 2 karya yang menggambarkan opini seniman tentang praktek kekuasaan. Saya sampaikan kepada seniman, bahwa karya tersebut tidak sejalan dengan tema kuratorial, dan berpotensi merusak fokus terhadap pesan yang sangat kuat dan bagus dari tema pameran," tegas Suwarno.

"Menurut pendapat saya, dua karya tersebut 'terdengar' seperti makian semata, terlalu vulgar, sehingga kehilangan metafora yang merupakan salah satu kekuatan utama seni dalam menyampaikan perspektifnya," sambungnya.

Suwarno pun nggak setuju untuk dua karya itu dipajang. Seniman tetap mempertahankan keinginannya untuk memamerkan 2 karya tersebut.

"Perbedaan pendapat ini terjadi selama proses kurasi (yang dimulai secara intensif sejak bulan Oktober 2024) hingga hari H pembukaan pameran (19 Desember 2024)," katanya.

"Karena tidak ada kesepahaman yang berhasil dicapai, saya menyampaikan kepada seniman, disaksikan oleh rekan-rekan Galeri Nasional Indonesia bahwa, meski saya menghargai pendirian seniman, namun saya tetap memutuskan mundur sebagai kurator pameran - suatu niatan yang pertama kali saya sampaikan kepada seniman pada tanggal 16 Desember 2024," pungkasnya.


(tia/nu2)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO