Polemik Pameran Tunggal Yos Suprapto, GNI Resmi Tunda

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Pameran lukisan bertajuk Kebangkitan : Tanah untuk Kedaulatan Pangan 2024 digelar di Galeri Nasional, Jakarta. Yuk lihat.
Yos Suprapto saat menunjukkan salah satu lukisannya yang dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia. Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pameran tunggal perupa Yos Suprapto yang bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan yang dijadwalkan dibuka tadi malam terpaksa ditunda. Kabar itu dibagikan oleh Galeri Nasional Indonesia dalam keterangan resminya hari ini.

Menurut GNI, penundaan diambil setelah mempertimbangkan faktor teknis.

"Setelah mempertimbangkan faktor teknis yakni mundurnya kurator pameran, Suwarno Wisetrotomo, akibat ketidaksepakatan antara kurator dan seniman mengenai karya-karya yang akan dipamerkan," tulis GNI dalam siaran persnya, Jumat (20/12/2024).

Pameran tunggal Yos Suprapto sebenarnya telah disetujui sejak 2013. Awalnya bertemakan BANGKIT!, dan ingin menyajikan lukisan dan karya seni instalasi dengan fokus di tema kedaulatan pangan dan budaya agraris Indonesia.

Setelah melalui proses seleksi dan evaluasi kuratorial, tema pameran dipertegas dengan tajuk "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan".

"Tema kurasi ini ditetapkan karena disepakati mencerminkan pesan besar pembangunan dan kerja pemerintahan saat ini," tulis GNI.

Alasan teknis penundaan kedua adalah dalam proses tata pamer, ada beberapa karya yang ditampilkan tanpa melalui persetujuan dan kesepakatan antara seniman dan kurator pameran.

"Karya-karya ini merupakan inisiatif pribadi dari seniman untuk turut serta dalam pameran. Setelah melalui proses evaluasi oleh kurator pameran, karya-karya tersebut dianggap tidak sesuai dengan tema kurasi yang telah ditetapkan," sambungnya.

Proses mediasi awalnya dilakukan namun tidak mencapai kesepakatan. Penanggung Jawab Unit GNI, Jarot Mahendra mengatakan hubungannya dengan seniman dan kurator Suwarno Wisetrotomo sangat dihargai.

"Kami berkomitmen untuk terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan kedua belah pihak dalam rangka mencari solusi yang kolektif dan konstruktif," katanya.

Yos Suprapto pun saat dihubungi detikcom membenarkan pembukaan pamerannya ditunda. "Iya (ditunda)," tegasnya.

Menurut Yos, ada 5 lukisan yang disebut Suwarno diminta untuk diturunkan. Lima lukisan itu dekat dengan masyarakat Indonesia.

Yos Suprapto berusaha menghadirkan narasi visual yang mengalir layaknya alur sebuah novel. Melalui sapuan warna pada kanvas, ia mengundang imajinasi kita untuk menyelami kisah di balik setiap karyanya. Dalam pameran bertajuk "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan", lukisan-lukisan Yos tampak bercerita, mengangkat isu-isu yang tidak hanya menggugah, tetapi juga berpotensi mengusik kenyamanan kita.

Kritik Isu Sosial

Yos Suprapto tidak pernah lepas dari isu sosial. Pada 1994, ia mengangkat isu lingkungan dalam pameran tunggalnya bertajuk "Bersatu dengan Alam" di Taman Ismail Marzuki.

Pada 2001, ia kembali menggelar pameran tunggal bertema "Barbarisme: Perjalanan Anak Bangsa" di Galeri Nasional Indonesia yang melontarkan kritik atas budaya kekerasan dalam realitas kebangsaan kontemporer.

Di 2005, ia kembali mengangkat isu sosial, kali ini dalam bentuk kritik atas korupsi di lingkungan elit birokrasi, melalui pameran tunggal bertajuk "Republik Udang" di Tembi Gallery, Yogyakarta. Selain itu, ia terlibat pula dalam pameran bersama yang mengangkat isu-isu sosial seperti pameran "Mata Hati Demokrasi" di Taman Budaya Surakarta pada 2002.

Di 2017, Yos mengangkat evaluasi mendalam perjalanan budaya bangsa, terutama budaya maritim, yakni "Arus Balik Cakrawala" yang dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia.




(tia/nu2)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO